#14

141 19 10
                                    

Happy reading

Seorang wanita tengah duduh di sofa dengan keadaan tv yang menyala. Deringan ponsel terdengar, ia segera mengampil ponsel yang berada di atas nakas.

"Halo"

"Nona Kang Ara, bisa ke rumah sakit besok siang? Ada yang ingin disampaikan oleh dokter Cha"

"Baik, saya akan kesana besok. Terima kasih infonya suster Lee"

"Ya, sama-sama Nona Kang"

Telepon terputus, Ara kembali menaru ponsel diatas nakas. Ia berajak dari sofa menuju dapur, mengambil toples yang berisi obat. Ara mengambil satu butir obat lalu meminumnya.

Lagi-lagi deringan ponsel terdengar, tertera nama Yang Jong Hoon disana.

"Yang Jong Hoon?"

Tidak ada suara, Ara kebingungan. Jelas-jelas ini nomor Jong Hoon, apa ada sesuatu yang terjadi?

"Halo, Yang Jong Hoon? Kau disana?"

Hinggap beberapa detik, terdengar suara dari sebrang sana.

"Ini aku, Kang Ara"

"Sudahku tebak itu kamu, ada apa? Kau tidak pernah menghubungiku selama 4 tahun yang lalu"

"Apa aku melakukanya?"

Hening sebentar, Ara tidak bersuara menunggu Jong Hoon menyelesaikan ucapanya.

"Sebenarnya... Ada yang inginku bicarakan padamu. Apa kita bisa bertemu besok siang? Akanku beritahu dimana kita bertemu"

Ara tampak betfikir, besok ai janji akan ke rumah sakit. Tapi Jong Hoon lebih penting darinya dari pada penyakitnya sekarang.

"Tentu saja, aku akan menemuimu besok"

"Terima kasih, Ara. Sampai jumpa besok"

"Sampai jumpa juga, Yang Jong Hoon"

Ara kembali menari ponsel diatas nakas, ia berjalan ke arah kamar mandi. Membersihkan diri.

•••

Ara memasuki Cafe dan mencari keberadaan Jong Hoon. Ketika bertemu sosok Jong Hoon, Ara melanbaikan tangan ada pria itu. Jong Hoon membalas dengan senyuman.

"Kau sudah menunggu lama?" tanya Ara.

Jong Hoon menggeleng "Tidak, aku baru sampai."

"Begitu. Apa yang ingin kau bicarakan padaku?"

"Ada yang harus aku bicarakan tentang Kita Kang Ara" wajah Jong Hoon terlihat sangat serius, Tiba-tiba dada Ara berdebar. Ia takut Jong Hoon akan mengatakan kabar buruk untuknya.

"Kita? Memang apa yang salah dengan kita?"

"Ara-ya. Dulu memang kamu yang sangat aku cinta, tapi itu dulu. Sekarang sudah beda Ara, aku sudah menemukan peganti dirimu. Aku hanya ingin bahagia sekarang... 4 tahun aku menderita, 4 tahun aku tersiksa, 4 tahun rasa sakit ini menyiksa. Ketika duniaku sudah kembali berwarna, aku tidak mau kembali ke 4 tahun yang lalu. Untuk itu aku mohon padamu, biarkan aku bahagia. Urus kehidupan kita masing-masing, lupakan semua kenangan kita, lupakan ak-"

"Hentikan! Hentikanku mohon." Ara menutup kedua telinga dengan tangan. Air matanya mengalir sangat deras, hatinya sangat sakit. Ia tidak pernah menyangka akan mendengarkan kata ini dari mulut Jong Hoon.

"Aku izin ketoilet" Ara bangkit dan menuju toilet dengan tangan yang mendekap mulutnya.

Ara memasuki toilet dan mengunci pintu dengan kasar, ia menghentakan tubuhnya begitu saja di atas kloset. Suara isakan keluar begitu pilu, untuk toilet sedang sepi jadi Ara tidak perlu khawatir jika ada yang mendengrnya menangis seperti orang bodoh.

Tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit. Ara memegangi kepalanya, ia meringis pelan.

"Akhh,sakit" Ara mengambil botol obat didalam tas, menuangkan 1 butir. Tapi karna tanganya gemetar, butiran obat itu jatuh kemana mana. 

"Akhhh" ia membanting botol obat tersebut, kepalanya semakin sakit. Ia tidak bisa menahanya, hingga kesadaranya hilang sepenuhnya.

•••

Jong Hoon melirik alroji miliknya, sudah 20 menit Ara masih belum kembali. Ia memanggil juga tidak dijawab "Kemana dia? Kenapa belum juga kembali?" gumam Jong Hoon gelisah.

Jong Hoon bangkit lalu menghampiri Ara ketoilet. Sebelum masuk Jong Hoon mengetuk pintu toilet terlebih dahulu.

Tok tok tok

"Ara apa kau didalam?"


Tok tok tok


"Jawab aku, kang Ara?"


Nihil, tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Jong Hoon segera membuka pintu, kosong. Kenapa dia? Tanya Jong Hoon pada dirinya sendiri.

Ia berjalan membuka pintu kloset satu per satu, hingga Jong Hoon menemukan Ara sedang tidak sadarkan diri dengan butiran obat yang berserakan.

"Ara" Jong Hoon menghampiri Ara, ia menpong pala Ara dan menarunya di paha pria itu.

"Ara bangun, Kang Ara!" Jong Hoon menepuk nepuk pelan pipi Ara, tapi Ara tidak merespon.

Jong Hoon berteriak meminta pertolongan dan membawa Ara ke rumah sakit.



----

Aera tidak nongol dulu ya. Kira-kira ara sakit apa ya? Jangan lupa vote dan komen
See u

Rencontre [ Law School ]  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang