#16

131 20 10
                                    

-Happy reading-



Yang Jong Hoon membawakan secangkir air dingin untuk Yoon Jae, Jong Hoon pun ikut mendudukan dirinya di depan Yoon Jae.

"Apa tujuanmu menemuiku?" tanya Jong Hoon.

Yoon Jae menarik nafas sejenak sebelum berbicara.

"Aku ingin memberikan ini padamu" Yoon Jae menyodorkan kardus yang tadi ia bawa.

"Kang Ara bilang pada ku, jika terjadi sesuatu padanya aku diminta untuk memberikan ini padamu"

Jong Hoon memandangi kotak tersebut, matanya kembali memanas.

"Kang Ara menderita penyakit kenker otak staduium 4"

Jong Hoon menatap Yoon Jae kegat "Apa?"

"5 tahun yang lalu, Kang Ara mengetahui dirinya menderita kanker otak. Dokter memberitahu waktu yang Ara punya hanya 12-18 bulan, Ara pun memeritahu kedua orang tuanya. Ayah Ara menyarankan untuk berobat di Swiss, salah satu rumah sakit di swiss sedang mencoba uji klinis untuk pasien kanker otak."

Jong Hoon masih terdiam, mendengarkan penjelasan Yoon Jae.

"Orang tua Kang Ara memintaku untuk menameninya disana, aku pun menyetujuinya. Dokter Swiss bilang kenapa Ara jika Kang Ara bisa bertahan hingga 5 tahun tetapi hanya 5% yang bisa bertahan dari banyaknya orang." lanjut Yoon Jae.

"Awalnya aku menentang, tapi Ara bilang di bisa. Dia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersamamu, hingga Ara beruntung dari sekian banyak orang yang menderita kanker otak"

"Aku menahanya ketika dia ingin kembali ke korea, aku memberinya saran untuk melanjutkan kuliah di Swiss atas perintah Ayah Kang Ara. Ara menyetujuinya, selama satu tahun semua baik-baik saja untuknya, hingga ingin memasuki dua tahun dia sering menangis dimalam hari. Dia bilang merindukanmu, dia sulit tidur dimalam hari, makan pun jarang"

"Aku membujuk Ayah Ara untuk mengizinkanya balik ke korea, Ara sangat senang sang ayah mengizinkan" Yoon Jae tersenyum mengingat saat itu.

"Ara pernah mengatakan ini padaku, ia ingin mengajakmu untuk seperti dulu dan menghabiskan sisa hidupnya padamu. Tapi dia bisa sudah tidak bisa, kau sudah menemukan pengganti Ara. Dia sangat sedih dan mengatakan dirinya bodoh sudah melepaskan orang sepertimu begitu saja."

Jong Hoon menunduk, air matanya jatuh kelantai.

"Aku tidak menyangka dia akan meninggalkanku secepat ini" Yoon Jae juga ikut meneteskan air mata, wajah sang sahabat terbayang-bayang di matanya.

"Karna aku sudah memberikan kotak ini padamu, tugasku sudah selesai. Jenazah Ara di kremasi, jika kau ingin menemuinya kau bisa menghubungiku" Yoon Jae menaru kartu namanya diatas meja.

"Aku permisi" Yoon Jae pergi dari sana.

Kini hanya Jong Hoon dan kotak bewarna merah muda dengan pita diatasnya. Jong Hoon membuka kotak yang lumayan besar itu, didalamnya ada banyak barang dan sebuah buku bewarna hitam.

Jong Hoon mengambil buku tersebut dan menarunya diatas meja, tanganya kembali masuk kedalam kotak dan mengambil kotak kecil bewarna putih, di bukanya kotak tersebut dan didalamnya adalah sebuah Jam tangan berwarna silver terlihat cukup mahal. Jong Hoon menaru jam tangan itu kembali ke atas meja, tanganya kembali mengambil benda di dalam kotak. Kalo ini sebuah boneka singa yang cukup besar, Jong Hoon tersenyum.

Didalam kotak tinggal terdapat 3 benda yaitu, sebuah flasdisk, foto dan sebuah cincin couple. Jong Hoon mengambil cincin tersebut, disana terterana nama Pria itu dan Kang Ara. Jong Hoon melihat foto tersebut, disana terlihat foto Kang Ara yang tengah tersenyum dengan selang infus dan baju rumah sakit.

Rencontre [ Law School ]  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang