Part 9

2.7K 143 12
                                    

Pukul 10 malam baru mereka pulang ke rumah, itu semua karna permintaan singto seharusnya tadi selesai nonton mereka langsung pulang namun singto memaksa krist untuk berjalan ke sana kemari dan bodohnya krist hanya menuruti kemauan singto.

Saat sampai di kamar krist langsung tepar, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang sedangkan singto pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah singto keluar dari kamar mandi di lihatnya krist sudah tertidur. Singto mengukung tubuh krist di bawahnya hingga krist yang merasakan ada sesuatu menindih tubuhnya pun membuka matanya.

"Berat singto...."

"Phi lelah"

"Jelas saja, minggir"

"Ayo belajar untuk malam pertama kita nanti" ucap singto sambil menyengir lebar.

"Hahh.... Maksud kamu apa"

"Maksud ku.... Bagaimana jika kita melakukan--"

Singto menekan bagian bawahnya ke milik krist dan mendesah di dekat telinga krist.

Sedangkan krist hanya menatap singto dnegan tatapan polosnya, walau krist cuek dan bisa di katakan sedikit kasar, ia minim pengetahuan tentang seks.

"Shit.... Minggir aku ingin tidur" umpat krist.

"Phi tak mau?"

Krist gelaggapan, ia bukannya tak mau, krist juga pria normal yang mudah di goda hanya saja ia tak mau jika harus berada di bagian bawah nantinya. Apa kata orang jika melihat polisi yang selalu tegas malah mendesah kuat di bawah kukungan jalang club.

Bibir singto mendarat sempurna di bibir merah krist, ia juga memberi lumatan disana. Lama lama krist juga mengikuti permainan singto, ia membalas lumatan singto.

Walau masih tak ada cinta, bukankah jika melakukan seks hanya membutuhkan nafsu bukan cinta?

Mereka saling melumat memakan bibir satu sama lain, berganti posisi wajah ke kiri dan ke kanan, saling membelit dan bertukar saliva.

Tangan singto mulai bergerilya meraba tubuh putih krist dan membuka satu persatu kancing kemeja yang krist gunakan. Ia juga membuka pakaian miliknya sendiri hingga keduanya polos tanpa sehelai benang pun di tubuhnya.

Mereka masih saling melumat memejamkan mata dengan tangan yang saling meraba. Ciuman singto mulai turun ke leher putih krist, memberikan hisapan dan jilatan disana, mengabsen setiap inci lekuk tubuh krist turun ke bawah hingga berada di niple pinknya.

Singto menghisap dan mengulumnya sambil memejamkan mata, sebenarnya singto juga tak terlalu pandai urusan ranjang, ia hanya tak ingin terlihat cupu di hadapan krist, takutnya nanti krist malah tak mau menikah dengannya karna ia terlalu kaku.

Sambil menghisap puting krist tangan singto menjalar kebawah memainkan benda panjang yang sudah menegang sedari tadi, mengocoknya perlahan naik turun hingga mengeluarkan cairan lendirnya.

"Aghhhh.... Singhh"

Di saat krist merasakan kenikmatan yang tiada tara, tiba tiba singto menghentikan kegiatannya. Krist yang merasa kehilangan kenikmatan pun membuka matanya.

"Phi kita tak punya kondom dan lube"

"Gunakan mulutmu" ucap krist.

Singto hanya mematuhi krist, ia mengulum penis besar krist menjilat dan menghisapnya kecil. Tangannya juga ikut mengocok sisa penis krist yang tidak bisa masuk ke dalam mulutnya, hingga 20 menit berlalu krist memuntahkan cairannya kedalam mulut singto.

"Apa aku hebat phi?" Ucap singto.

"Hmm" gumam krist.

"Sekarang giliranku" ucap singto.

"Hah..."

"Aku masih belum keluar" ucap singto dengan polosnya.

"Main sendiri di kamar mandi" ucap krist.

"Phi tega pada ku, phi tidak adil, belum menikah saja sudah seperti ini" ucap singto.

"Bukankah kamu sendiri yang mau tadi" ucap krist.

Singto kembali menyambar lidah krist, menghisapnya dan kembali berperang lidah, krist mengubah posisi, ia mengukung tubuh singto di bawahnya dan melakukan hal yang sama seperti yang singto lakukan tadi.

Krist mengulum penis singto menjilat dan menghisapnya hingga singto mencapai kepuasannya.
.
.
.
.
Hari pernikahan semakin dekat, 85% semua hampir selesai. Saat ini singto tengah memantau pihak WO mendekorasi gedung sedangkan krist ia ada tugas razia di jalan raya hingga tak bisa ikut.

Tak lama datang papa singto menghampiri anaknya.

"Kamu kapan akan berkerja dikantor papa?"

"Setelah menikah nanti" ucap singto.




****
Di lain tempat krist tengah mengawasi pengendara di tepi jalan, ia termenung mengingat jika 3 hari lagi ia akan menikah. Apa rumah tangga mereka akan bertahan lama jika mereka menikah walau tanpa cinta. Krist takut jika ia akan gagal membangun rumah tangganya nanti.

"Kamu kenapa?" Tanya tay

"Aku hanya memikirkan pernikahanku"

"Coba saja dulu, aku yakin nanti kalian akan saling mencintai"

"Semoga saja"

"Apa kamu sudah move on?"

"Hah... Kenapa kamu membahas hal itu lagi"

"Aku dengar dia sudah mencapai apa yang dia inginkan dan minggu depan ia mengadakan pesta untuk peresmian butik miliknya sendiri, apa kamu ingin datang?"

"Kamu tahu dari mana?"

"Ini....."

Tay memberikan sebuah undangan ke krist, undangan untuk datang ke sebuah acara pembukaan butik pakaian.

"Dia mengundang ku?"

"Jelas saja, kemarin dia ke kantor , dan mencarimu, aku mengatakan kamu sudah pulang"

"Oh..... Terima kasih"

"Ayo fokus berkerja" ucap tay

Krist hanya menganggukan kepalanya dan menatap undangan yang di pegangnya.















Tbc.

Polisi tampan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang