part 22

1.7K 153 34
                                    

New membuka matanya perlahan, dia menatap ke samping, terlihat Tay sedang tidur di sofa dekat ranjangnya.

"Tay...." Panggil New.

"Kamu sudah bangun, New. Apa ada yang sakit?" Ucap Tay sambil bergegas menghampiri New.

"Tidak ada." Ucap New.

"Kenapa kamu tidak pernah jujur pada ku, New? Sejak kapan kamu sakit ginjal" Ucap Tay.

"Aku hanya tak ingin membuatmu khawatir" Ucap New.

"Kenapa kamu jarang cuci darah lagi?" Tanya Tay.

"Sengaja, bukankah kamu sudah tak pernah peduli pada ku lagi? Jadi untuk apa aku bertahan hidup" Lirih New.

*Deg...

"Kenapa kamu mengatakan itu. Aku masih sangat mencintai mu, maafkan aku jika aku selalu sibuk dengan urusanku" Ucap Tay.

Tak lama datang satu dokter dan dua suster masuk keruangan New. Dokter memeriksa tekanan darah New, dan suster menyiapkan suntikan.

"2 jam lagi kita cuci darah" ucap dokter.

"Baik dok." Ucap New.

Setelah tugas dokter selesai, Tay mendekat ke arah New.

"Maafkan aku. Jangan tinggalkan aku, kamu harus rajin cuci darah, aku tak bisa hidup tanpa kamu, New" Ucap Tay.

Tay memeluk tubuh New, ia merasa bersalah karna jarang memperhatikan suaminya. Dia hanya ingin main dengan teman lamanya, bukan berarti dia sudah tak perduli lagi pada suaminya. Hanya saja mungkin caranya yang salah.






***
"Singto, kamu ingin kemana?" Tanya Jane yang melihat singto hendak masuk ke mobilnya.

"Ke rumah sakit" Ucap Singto.

"Siapa yang sakit?" Tanya Jane.

"Teman ku, apa kamu ingin ikut?" Ucap Singto.

"Tapi aku tidak mengenal teman mu itu, kamu pergi sendiri saja." Ucap Jane.

"Gun juga ikut" ucap singto.

"Baiklah aku ikut" Ucap Jane, walau dia tidak mengenal teman Singto yang masuk rumah sakit, setidaknya dia bertemu Gun disana.

Jane ikut masuk ke mobil Singto, sebelum ke rumah sakit Singto membeli parsel buah dan beberapa makanan untuk New. Setelah itu ia melajukan mobilnya ke kontrakan gun, untuk menjemput Gun.

30 menit kemudian akhirnya mereka tiba di rumah sakit, Singto berjalan menuju ruangan New yang diikuti oleh Gun dan Jane dari belakang.

"Bagaimana keadaan mu, New?" Ucap Singto sambil meletakkan buah yang di belinya tadi di atas nakas.

"Aku baik-baik saja. Terima kasih karna membantu ku semalam, Sing" ucap New.

"Iya. Lalu, pengobatan apa yang kamu dapat hari ini?" Tanya Singto penasaran.

"Aku baru saja selesai cuci darah tadi" ucap New.

"Oh. New perkenalkan, dia jane, teman ku di kantor" ucap singto memperkenalkan Jane.

Mereka saling tersenyum dan menyapa.

Beberapa menit kemudian pintu ruangan New terbuka menampilkan beberapa polisi tampan disana, termasuk Off dan Krist.

"Phi juga ke sini?" Ucap singto saat melihat kedatangan sang suami.

"Hmm. Apa kamu tidak berkerja?" Tanya Krist.

"Ini jam istirahat ku phi" Ucap Singto.

"Jane kamu juga disini?" Ucap Krist saat melihat Jane berdiri di samping Singto.

Sejak kapan Jane dan Singto saling kenal? Itu yang ada di benaknya.

"Iya. Singto teman ku saat kuliah dulu, Krist" Ucap Jane.

"Oh, jadi kalian sudah saling mengenal" Ucap Krist.

"Kami satu kantor juga" Ucap jane.

Off dan Gun saling diam sejak tadi.

"Singto ayo pulang. Aku sudah mengantuk" ucap Gun, dia memang belum sempat tidur sejak semalam. Jam 2 pagi dia pulang bekerja setelah itu mengemasi kontrakannya hingga menjelang siang, singto sudah menjemputnya.

"Cih... Dia pasti ingin mempersiapkan tubuhnya untuk nanti malam" ucap Off sinis.

"Anda siapa? Apa kita saling kenal?" Jawab Gun sinis.

"Hmm... Bukankah anda jalang yang selalu mendesah dibawah kukungan ku, apa kamu lupa pada ku?" Balas off.

"Dasar jalang" ucap off lagi.

Gun melayangkan satu pukulan ke wajah off, sehingga teman-teman mereka melerainya.

"Gun.... Ini masih dirumah sakit" ucap Jane.

"Siapa kamu? Apa kamu pacar baru jalang ini? Asal kamu tahu dia menjadi jalang di club malam, lebih baik kamu putuskan saja dia" ucap Off pada Jane.

*Bugghhhh.... Satu pukulan dari Singto mendarat kembali di wajah off.

"Kamu menghina Gun sama saja dengan menghina aku!!" Ucap singto

Singto tak terima jika sahabatnya di hina, ia lebih tahu tentang hidup Gun, mereka sama-sama berkerja di club saat itu membuat mereka saling mengenal lebih dalam satu sama lain.

Krist yang melihat singto mengamuk langsung menahannya. Namun singto masih berontak.

"Cukup singto!!" Ucap krist.

"Phi membela teman phi ini? Percuma kalian menggunakan seragam polisi tapi sifat kalian tak mencerminkan polisi! Phi hobi selingkuh, tay selalu mengutamakan orang lain, dan Off suka menghina perkerjaan orang!" Ucap Singto.

"Kenapa kamu selalu mengatakan aku selingkuh!!" Ucap krist yang mulai tersulut emosi.

"Faktakan!!" Ucap Singto.

"Sudahlah, pertengkaran rumah tangga sebaiknya di lanjutkan dirumah, jangan disini" ucap polisi lainnya.

"Ayo Gun kita pulang" ajak Singto.

Gun, Singto dan Jane keluar dari ruangan New.

"Kamu seharusnya tak emosi tadi, Sing" ucap gun.

"Maafkan aku"

"Jane. Maaf aku tak pernah cerita jujur" ucap gunung.

"Kenapa? Tidak semuanya tentang mu harus aku ketahui?" Ucap jane .

"Tapi benar yang di katakan Off tadi. Aku berkerja di club" ucap Gun

"Tidak masalah?" Ucap Jane

"Terima kasih sudah mau mengerti"












Tbc.

Polisi tampan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang