part 28

1.8K 150 13
                                    

Siang berganti malam, sesuai ucapan Krist tadi, dia akan menjenguk Gun malam ini, walau dia dan Gun tak terlalu dekat tetap saja mereka saling mengenal.

Singto memicingkan matanya saat melihat Krist sudah rapi dan tampan.

"Phi ingin kemana?" Tanya Singto.

"Bukankah sudah ku katakan tadi siang, aku ingin ke rumah sakit menjenguk Gun" Ucap Krist.

"Benarkah?" Ucap Singto tak percaya.

"Hmm" Gumam Krist malas.

Singto pasti ingin menuduhnya selingkuh lagi sekarang.

"Aku ikut" Ucap Singto.

"Terserah, tapi kali ini aku ingin menggunakan motor" Ucap Krist

"Iya." Jawab Singto.

Singto mempersiapkan dirinya, mengganti pakaian, menyemprotkan minyak wangi, terakhir dia memakai kaca mata yang di belinya tadi siang.

"Dimana kamu menemukan kaca mata itu Sing!" Ucap Krist, bukankah tadi dia sudah mengamankan kaca mata Singto? Dia pikir Singto tak akan bisa menemukannya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dimana kamu menemukan kaca mata itu Sing!" Ucap Krist, bukankah tadi dia sudah mengamankan kaca mata Singto? Dia pikir Singto tak akan bisa menemukannya!

"Di dalam lemari, apa aku tampan phi?" Tanya Singto dengan senyuman manisnya.

"Tidak, kamu jelek, lepas kacamata mu cepat" ucap Krist sambil berusaha melepas kaca mata Singto.

"Tidak... Aku suka menggunakan ini phi" Ucap Singto.

"Lepas atau kamu ku tinggal" Ucap Krist.

"Baiklah, aku akan melepas kaca mata ku, tapi dengan satu syarat" Ucap Singto.

"Apa?" Ucap Krist.

"Cium" Ucap Singto dengan wajah merahnya.

*Cup... Krist langsung mengecup bibir Singto sehingga membuat singto tersenyum senang, dia juga melepas kacamatanya.

Mereka berjalan ke depan, Krist melihat Off yang sedang duduk di teras rumahnya.

"Kamu ingin kemana krist?" Tanya Off.

"Ke rumah sakit, apa kamu sudah menjenguk Gun?" Ucap Krist.

"Belum."

"Ayo ikut" Ucap Krist.

"Tidak... Kalian saja" Ucap Off.

"Baiklah" Ucap Krist.

Krist mengeluarkan motornya dari garasi, kemudian singto duduk di belakang.

"Pegangan Sing." Ucap Krist.

Singto mengerenyitkan dahinya saat mendengar itu, tak biasanya Krist menyuruhnya berpegangan. Meskipun merasa aneh, tapi Singto memegang pinggang krist sekarang.

"Ckk... Bukan seperti itu maksud ku!" Ucap Krist sambil memegang dua tangan Singto, kemudian melingkarkan tangannya di perutnya.

Kali ini krist melajukan motornya dengan kecepatan sedang, mereka menikmati angin malam dengan Singto yang memeluknya dari belakang.

Polisi tampan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang