part 26

1.8K 152 17
                                    

Saat pagi menyapa singto sudah berkutat di dapur membuat sarapan untuk dirinya dan suami tercintanya.

Singto melihat jam yang sudah hampir jam 7 pagi, namun krist belum juga bangun dari tidurnya, setelah menyiapkan sarapan singto menghampiri krist ke kamar.

"Phi bangun."

"Aku masih ngantuk, sing" gumam Krist.

"Phi tak berkerja" tanya Singto.

"Tidak... Bukankah semalam aku sudah bertugas" Ucap Krist.

"Baiklah, temani aku sarapan" ucap Singto.

Krist membuka sedikit matanya, ada wajah tampan singto di depannya.

"Apa kamu akan ke kantor?" Tanya Krist saat melihat Singto sudah rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kamu akan ke kantor?" Tanya Krist saat melihat Singto sudah rapi.

"Iya... Kenapa? Apa phi tak mau ku tinggal sendiri?" Ejek singto.

"Cihh... Aku hanya bertanya" Ucap Krist sambil bangkit dari tidurnya dan langsung berjalan ke luar kamar.

"Apa phi tidak mencuci muka dulu" Ucap Singto saat melihat Krist langsung duduk di kursi meja makan.

"Tidak... Aku tetap tampan seperti ini" Ucap Krist.

Krist hanya duduk di meja makan sambil terus menguap, sedangkan singto makan sendiri.

"Phi tak makan?" Tanya Singto.

"Tidak... Aku hanya ingin menemani mu" Ucap Krist dengan wajah ngantuknya.

"Jangan selingkuh saat aku pergi nanti" Ucap Singto.

"Sekali saja jangan mengatakan aku selingkuh, Singto! Selalu itu yang kamu bahas" Ucap Krist jengah.

"Memang benar kan?" Ucap Singto.

"Jika aku selingkuh, aku sudah menjalin hubungan lagi dengan Namtan, buktinya kami tak ada hubungan apa pun saat ini" Ucap Krist.

"Tetap saja, kalian pernah berciuman di belakang ku!!" Ucap Singto tajam.

"Ckkk!"

"Aku berangkat bekerja dulu, phi" Ucap Singto.

Singto beranjak dari duduknya dan menghampiri krist, ia mencium kening krist lembut sehingga membuat krist terpaku diam.










*****
Hari ini Gun dan Singto ada janji bertemu, Singto ingin Gun menemaninya pergi ke suatu tempat, hingga disinilah keduanya berada, di sebuah toko perhiasan.

"Kamu ingin mencari apa?" Tanya gun.

"Menurutmu apa yang bagus untuk di berikan pada phi krist?" Ucap Singto.

"Jam tangan, mungkin? Entahlah. Aku tak tahu, kenapa harus bertanya pada ku"

"Ayo bantu aku mencari jam tangan" Ucap Singto.

Disaat Singto dan Gun tengah memilih jam tangan tiba-tiba banyak orang berteriak.

"Tetap diam di tempat, angkat tangan kalian"

Gun dan Singto terpaku diam, mereka melihat ke sekeliling semua orang menunduk hanya mereka yang berdiri, ada 5 perampok bertubuh besar dan wajahnya di tutupi topeng, mereka membawa pisau, dua perampok mendekati Gun dan Singto menjadikan mereka sebagai tawanan.

Saat ini toko perhiasan yang mereka kunjungi tengah di rampok, dengan menjadikan Singto dan Gun sebagai tawanan mereka, ada pisau di leher mereka saat ini. Sedangkan perampok lainnya mengambil perhiasan dan sejumlah uang.

"Tempat ini sudah di kepung polisi, serahkan diri kalian" ucap polisi.

Satu persatu polisi mulai masuk ke dalam toko perhiasan tersebut. Krist dan Off terkejut melihat tawanan perampok itu . Krist menodongkan pistolnya sambil terus berjalan mendekat.

"Lepaskan dia" Ucap Krist.

"Jangan bergerak atau orang ini kami bunuh" ucap perampok.

"Phi... Tolong aku" ucap singto dengan wajah paniknya, tubuhnya tak henti-hentinya bergetar karna ketakutan.

Krist menodongkan senjata apinya ke arah perampok, namun semakin krist berjalan mendekat semakin kuat pisau di leher singto di tekan oleh perampok.

"Jangan bergerak!" Ucap perampok tersebut.

Krist langsung berhenti, 3 perampok sudah berhasil polisi lainnya tangkap, tinggal 2 saat ini yang menjadikan Singto dan Gun tahanan mereka.

Singto menginjak kaki perampok yang di belakangnya dan menendang perutnya, setelah itu Singto berlari ke pelukan krist. 

Melihat Singto yang berani melawan membuat perampok satunya menggores leher Gun, hingga darah segar mengalir, Off yang sudah emosi melihatnya langsung menembak perampok tersebut dan krist menghajar perampok satunya, polisi lain menyelamatkan Gun membawanya keluar.

Setelah berhasil meringkus dua perampok itu Singto langsung menghampiri krist dan memeluknya.

"Apa phi baik-baik saja?"  Tanya Singto.

"Ya, apa kamu terluka" ucap krist panik.

Krist melihat ada goresan kecil di leher Singto.

"Ayo ke rumah sakit" ucap Krist.

"Aku tidak apa-apa phi... tapi gun--"

Krist bahkan baru ingat dengan Gun , Krist mengedarkan pandangannya mencari Off, namun ia tak melihat Off lagi.

Off tengah menyusul mobil polisi yang membawa Gun ke rumah sakit.

"Tolong selamatkan dia dok" ucap Off pada dokter.

"Pasien kehilangan banyak darah, stock darah B+ kami sedang habis"

"Ambil darah ku dok, aku juga B+" Ucap Off.

"Kita masih membutuhkan pendonor lainnya" ucap dokter.

"Ambil semua darah ku dok" Ucap Off.

"Tidak bisa tuan, satu orang hanya boleh satu kantong darah" ucap dokter.

Setelah dokter mengambil darah Off, Off langsung berjalan menuju ruangan Gun di rawat, ada tubuh lemah gun disana. Off menangis kencang, ia tak sanggup melihat tubuh lemah Gun saat ini. Tak lama datang singto dan juga krist.

"Gun kekurangan darah, apa darah kalian B+ ?" Tanya off.

"Aku A" jawab Singto.

"Aku B off " ucap Krist.

Off semakin menangis tak karuan, tak lama datang dokter memasuki ruangan tersebut.

"Apa ada keluarga lagi?" Tanya dokter.

"Tidak ada... Ambil darah ku lagi dok" Ucap Off.

"Tidak bisa tuan, pendonor juga harus mematuhi aturan, jika tidak itu akan membahayakan anda"

Pihak rumah sakit mencoba menghubungi rumah sakit lainnya menanyakan stock darah, setelah berhasil mengumpulkan 5 kantong darah Gun di bawa keruang operasi untuk menjahit sayatan di lehernya.

Hampir 3 jam operasi berjalan, akhirnya lampunya berubah menjadi hijau, itu pertanda operasi berjalan lancar. Dokter membawa tubuh Gun keluar memindahkannya keruang rawatan. Off dengan setia menemani gun.

"Gun akan baik-baik saja, kamu tenang saja Off" ucap Krist.

"Sebaiknya kita pulang phi" ucap Singto.

Akhirnya Singto dan Krist memutuskan untuk pulang, sedangkan Off masih setia menemani Gun di rumah sakit.




















Tbc.

Polisi tampan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang