Summer Harvest Part 3

34 20 1
                                    


"Festival panen sebenarnya merupakan acara tradisional yang terjadi pada saat panen selesai dikumpulkan. Dengan hasil yang sangat melimpah. Oleh karena itu kebanyakan makanan akan disimpan untuk rakyat untuk melalui tahun berikutnya. Petani yang membuat roti dari gandum, petani anggur dan lainnya biasanya akan memberikan itu ke gereja juga untuk berterima kasih pada Tuhan dan disalurkan untuk orang tidak mampu."

"Sangat menarik. Budaya pesta panen seperti ini tidak ada dinegeri asalku. Karena daerah pesisir pantai, jadi tanahnya tidak terlalu subur. Aku sangat kagum dengan keindahan Willhelmia." Ucap Carmellia sambil melangkahkan kakinya melewati rumbut hijau. Kaki mungilnya terlindungi dengan sepatu putih yang begitu manis. Gaun merah muda yang sederhana begitu cocok dia kenakan. Tambahan aksesoris mutiara terpasang indah dileher dan telinganya memperindah dirinya.

"Kalau begitu penghasilan utama rakyat adalah melaut?"

"Ya benar sekali. Beberapa dari mereka juga ada yang berternak hewan. Tetapi tidak bisa berkebun seperti disini."

Dibelakangnya Layla dengan setia mengikuti Sang Putri tanpa menganggu sedikitpun perbincangannya dengan Sang Ksatria. "Perayaan ini juga bisa diartikan sebagai kehidupan dan kesuburan. Rakyat akan bersuka cita dengan membagikan makanan untuk orang miskin. Mereka kerap menyanyi atau menari di alun-alun Kota Tropes, ada juga yang membuat jamuan makan yang besar. Kalau dipedesaan biasanya rakyat akan membakar api unggun dan menari bersama ternak mengelilinginya, untuk menyucikan ternak katanya."

Carmellia mengangguk paham, sesekali melirirk Weithia yang menurutnya terlihat begitu mempesona, tampilannya begitu menawan karena kerapihan yang selalu ia junjung. Senyumnya sangat ramah dan juga orangnya sangat pintar. Matahari kian meninggi, cukup melelahkan bagi gadis itu untuk berjalan dipadang rumput seluas itu.

"Mari akan saya ajak anda menuju rumah kaca." Mereka mulai berlajan kembali ke halaman istana, melewati taman bagian timur yang memang dekat dengan padang rumbut hijau. Jaraknya tidaklah jauh, mereka sudah menjumpai sebuah rumah kaca besar, dengan langit-langit tinggi.

Weithia membukakan pintu untuk dua gadis itu. Keduanya begitu terpana dengan puluhan jenis bunga yang sedang bermekaran. Carmellia terlihat sangat bersemangat. "Wah! Semua ini biasanya hanya aku lihat dari buku. Anyelir, lily, mawar, marigold, daisy. Banyak sekali! Apakah ini semua kepunyaan Yang Mulia? Apakah kamu yakin kami boleh pergi kesini?"

"Ya tentu saja boleh. Beliau sendiri yang memintaku untuk mengantar anda melihat-lihat istana. Ini rumah kaca satu-satunya, tetapi ada 3 taman besar yang memiliki kebun bunga dan pohon buah-buahan. Letaknya di timur ini, barat dan selatan. Di bagian barat terdapat sebuah pavilion indah dengan danau yang mengitarinya. Anda pasti akan sangat menyukainya."

Carmellia tersenyum lebar dan tertawa, "Senangnya tinggal disini. Di Grissham tidak ada yang menarik. Layla, lihat! Bukankah ini taman langka?"

Gadis itu mendekat, "Kalau tidak salah namanya Anggrek? Mereka hanya tumbuh di wilayah tropis."

"Ya, tropis! Bukankah ini sangat menabjubkan? Senangnya jika bisa tinggal di Willhelmia. Melihat bunga-bunga secantik ini setiap hari." Ucap gadis itu dengan girang.

"Bukankah anda bisa saja jika ingin tinggal disini?" ucap Weithia, matanya hanya menatap pada bunga-bunga itu dengan melankolis. "Jika anda bisa menjadi permaisuri Yang Mulia."

Layla sedikit kaget mendengar ucapan pemuda itu yang sedikit frontal, dilihatnya Carmellia yang ikut memalingkan pandangan. "Tuan Weithia, kukira jangan bicarakan hal itu sekarang."

Weithia melonjak keluar dari lamunannya, "Maaf saya tidak bermaksud, Tuan Putri. Saya asal bicara."

Gadis itu hanya tersenyum, hidungnya sibuk mencium wangi tamanan-tanaman itu. "Aku dengan Yang Mulia baru pertama kali ini bertemu. Dansa kemarin juga mungkin karena ia merasa kasihan padaku, tidak ada yang mengajak dan aku tidak kenal dengan siapapun disini. Bukan berarti ia menyukaiku."

KNEEL BEFORE THE CROWN BOOK 1 : DREAM OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang