Lotus Lover 3

20 7 0
                                    


Para petinggi itu seketika bertulut dilantai setelah Sang Raja melontarkan kata-kata itu. "Bukan, Yang Mulia. Kami akan segera memberinya hukuman. Maaf atas perkataannya yang keterlaluan." Ucap salah satu pria.

"Kami tidak pernah sekalipun berpikiran untuk merendahkan anda. Kami mohon ampun."

Trevor berusaha untuk menengkan Sang Raja. Menatap tajam pada bawahannya, mengisyaratkan pada mereka untuk menutup mulut saja selagi Adam berbicara. Atmostif tegang kembali menyelimuti ruangan itu, Sang Raja kunjung tak buka suara. Menyadari jika ditahun kedelapan pemerintahannya sulit sekali mendapatkan sosok yang setia. Bahkan untuk mendapatkan rasa hormatpun masih susah.

'Beginikah bentuk muka militer Willhelmia sepeninggalan ayahku? Arogan, bodoh dan kurang ajar? Bagaimana pria itu mengatur mereka. Caraku tidak akan bisa sama sepenuhnya dengannya.'

Trevor menatap cemas padanya. "Yang Mulia. Anda ingin kembali? saya akan antar."

"Tentu tidak." Ia duduk membenarkan posisi dikursi menjadi sedikit lebih nyaman. "Saya tidak akan mengemis kesetiaan dari anda sekalian. Yang saya bisa lakukan adalah menjalankan peran saya sebaik mungkin. Kita lanjutkan saja, sampai mana kita tadi?"

Ia menyandar santai pada punggung kursi, sambil ibu jarinya memainkan sebuah cincin yang melingkar ditelunjuknya. "Saya pribadi sudah menyiapkan rancangan yang akan kita lakukan nanti kedepannya. Tahap-tahap apa saja yang harus dilakukan sebelum perang dicetuskan. Pertama adalah deklarasi perang, kedua seruan untuk mempersenjatai, ketiga pengumpulan pasukan dan terakhir pertempuran."

"Saya mengerti semangat anda sekalian atas pertumpahan darah. Perang pasti akan terjadi, jikalau saya membunuh Raja Anderson dengan bantuan pembunuh bayaran, mereka pasti akan segera menyerang Willhelmia tanpa ragu."

"Untuk saat ini kita tunggu diplomat Willhelmia untuk kembali. Dan sambil menunggu, maklumat sudah disebarkan jadi rakyat bisa bersiap. Untuk anggota militer, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan, hanya tunggu perintah saya selanjutnya terkait spesifikasi kewajiban kalian."

"Pada tahap kedua, saya sudah menentukan rencana tanggal dan tempat perang. Walau bisa berubah sewaktu-waktu. Proses seruan bersenjata akan berulang sampai tingkat lokal. Oleh karenanya kita masih membutuhkan waktu."

"Yang Mulia? bagaimana dengan tanggapan dari seruan senjata?"

"Pengerahan pasukan akan sangat bervariasi menurut wilayah dan periode waktu. Mereka yang tercepat dan paling dapat diandalkan untuk dikerahkan adalah pengiringnya elit sosial. Pasukan seperti itu umumnya seimbang, seperti pasukan infanteri kavaleri berat dan pemanah terlatih."

"Kelima kompi elit Haven, tentunya dan sisanya para prajurit infrateri umum."

"Pada tahap ketiga adalah pengumpulan prajurit. Memberi mereka arahan untuk selalu siapa kapanpun perang memanggil. Kerena tentara Willhelmia sudah cukup, tidak perlu lagi untuk mengikutcampurkan rakyat sipil. Karena tahap pertama dan kedua sudah selesai, mereka hanya tinggal menunggu untuk diterjunkan ke medan perang."

"Bagaimana dengan tentara bayaran dan pengiring pribadi anda, Yang Mulia?"

"Memang tentara bayaran sudah diprofesionalkan selama beberapa tahun terakhir. Mereka biasanya akan disubkontrakkan dengan kompi tentara profesional yang lebih kecil. Tapi kelima kompi Haven sendiri sudah besar jumlahnya."

"Hal itu juga membutuhkan kerja sama dengan negara lain, yang siap menjadi pihak penyumbang tentara. Alasan perang ini sangatlah sentimental, saya tidak ingin melibatkan negara lain."

"Berarti anda mengatakan jika aturan wajib militer tidak berlaku pada perang ini?"

"Tidak. Lagipula kebijakan itu hanya diberlakukan pada pemerintahan mendiang Raja. Saya bahkan berencana untuk menghapusnya. Dengan adanya Haven, membuka kesempatan baik bagi seluruh rakyat Willhelmia untuk menjadi tentara Kerajaan. Peningkatan murid meningkat signifikan setiap harinya."

KNEEL BEFORE THE CROWN BOOK 1 : DREAM OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang