Hallo!!!
Chapter pertama ni.
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komennya di chapter ini.
Jangan jadi siders yaa😽
Jauh-jauh dari plagiat 👋🏻
Disini aku pakai nama panggilan Raiden, 'Ray' supaya tidak terlalu panjang saat pemanggilan.
Happy Reading ❤️
-0o0-
|AWAL|
Apa yang kalian pikirkan tentang hari pertama masuk sekolah setelah kenaikan kelas? Bahagia? Senang?
Berbeda dengan siswa-siswi SMA Starle kelas 11 maupun kelas 12. Mereka harus menghadapi kenyataan bahwa mereka bertemu lagi dengan seorang penguasa di sekolah, RAVEGIOS.
Sekarang target RAVEGIOS bukan lagi kelas 11 ataupun kelas 12, melainkan sekarang mereka mengincar anak kelas 10 yang baru menginjakan kaki di SMA Starle. Hal yang sangat mudah kali ini untuk RAVEGIOS.
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah kenaikan kelas, hari Senin. Hari dimana kebanyakan sekolah melakukan upacara bendera.
Setiap kenaikan kelas, SMA Starle selalu mengambil perwakilan dari setiap kelas untuk berpidato atau menyampaikan kata penyambutan untuk adik kelasnya.
Dikesempatan kali ini kelas XI IPA 2 memilih seorang gadis bernama Ghaitsa Aneisha untuk menyampaikan hal itu.
Tes..tes..
"Selamat pagi semua, saya Ghaitsa Aneisha perwakilan dari kelas 11 IPA 2 ingin menyampaikan selamat untuk kelas 10 sudah mau masuk ke sekolah ini dan saya mengucapkan terima kasih untuk adik-adik kelas 10 yang sudah mau ikut berpartisipasi dalam hal orientasi atau mpls 3 hari lalu dan selalu mau mengikuti kegiatan di sekolah ini."
"Setelah penyampaian pesan dari kelas-kelas sebelumnya, saya harap kalian bisa mengerti maksud yang disampaikan."
"Pesan untuk kelas 10 dari saya, kalian tidak usah takut untuk meraih mimpi di SMA Starle. Punya keberanian penuh untuk menyampaikan hak sebagai pelajar disini. Mempunyai prinsip dalam hidup untuk kesuksesan."
"Saya harap kalian bisa mengerti hal apa yang saya sampaikan. Kurang lebihnya saya minta maaf, sekian pidato atau penyampaian dari saya terima kasih."
Terdengar suara tepuk tangan dari beberapa siswa dan siswi yang telah mendengar kata penyambutan atau kata-kata kiasan dari seorang Ghaitsa tadi.
Disisi barisan paling belakang siswa kelas 11 terdapat geng ternama RAVEGIOS. Mereka tidak tertarik memperhatikan orang-orang berpidato, kecuali pada seorang gadis tadi Ghaitsa Aneisha.
"Itu cewe siapa? Gua baru liat di angkatan kita ada cewe itu," bisik Nathan.
"Cantik ya," celetuk Arka yang mendapatkan tatapan tajam dari mereka berempat.
"Mukanya gak asing ya?" Pikir Arsen dari tadi.
"Iya," sahut Gavin singkat.
"Ray" panggil Nathan.
"Hm." Semua menatap lelaki itu ngeri. Ray memang diam saja dari tadi, tapi lelaki itu selalu mencetak bibirnya dengan seringahan khasnya, jika Ia sudah menemukan sesuatu yang pas.
"Iblis," gumam mereka masing-masing.
~|~
Biasanya setelah upacara, kelas tidak ada kegiatan karena baru awal masuk. Semua murid dibebaskan asalkan masih tertib dan didalam lingkungan sekolah.
"Hai kesayangannya Rachel," gadis itu menggelayut manja di lengan Ray. Dia tidak malu sama sekali pada keadaan kantin yang ramai.
Rachel Alexandra, remaja perempuan yang menyukai seorang Raiden Arderas sejak kelas 10. Gadis itu tetap mengejar Ray, padahal lelaki itu selalu membentak, mencaci, bahkan mempermalukan dia didepan banyak orang.
Raiden mendengus kesal. "Udah gua bilangin berapa kali si Chel, kalau gua gasuka sama sifat anjing lo!"
"Terserah kamu Ray mau bilang apa, aku tetap sayang kamu."
Nathan dan yang lain menatap Rachel dengan jijik. Mereka menyebut gadis ini 'tante'. Bagaimana tidak? Ke sekolah menggunakan make-up yang menor, seragam dia perketat agar kelihatan bagian atas gadis itu.
"Kek ulet bulu lo," ucap Nathan bergidik ngeri.
"Minggir Chel," titah Raiden dingin.
"Gamau sayang."
"Minggir." Ia masih bisa menahan kekesalannya.
Bukannya pergi, gadis itu malah mengusap lancang rahang kokoh Raiden.
"Aku suka!" antusiasnya.
"Anjir ngaca, lo jelek. Udah jelek kek ulet bulu!" ujar Arsen menusuk.
"Ih kalian, sakit tau hati aku!" Rachel sengaja membuat nada bicaranya menjadi manja.
Raiden berdecak kesal. Ia mengambil secangkir es teh manis di mejanya, lalu mendorong gadis itu agar sedikit menjauh darinya, tidak sampai jatuh. Dan tidak tanggung-tanggung lagi, es tadi Ia tumpahkan keatas kepala Rachel.
"KALAU DIBILANGIN MINGGIR YA MINGGIR, JANGAN NGELUNJAK BANGSAT!"
Suara lantang laki-laki itu menyita banyak mata didalam kantin. Masa bodo dengan gadis itu. Mau malu kah, dingin kah, atau apapun itu Ray tidak peduli.
"Kurang cantik ah," kata Gavin, lalu Ia menumpahkan kopi hitam sisa dia keatas kepala Rachel juga.
Rachel hanya menunduk malu. Ia menahan tangisan agar tidak dibilang lemah. Memegang rok kuat-kuat untuk menahan semuanya.
"Ray kamu kok gitu si sama aku?" lirih gadis itu.
"NGACA!" Ia menoyor kepala gadis itu dengan telunjuknya. "SADAR! LO ITU GAK PANTES BUAT GUA!" bentaknya.
"Maap-maap aje ni ye, mba nyadar ga si kalau udah tante-tante? Masa iya modelan kayak gini sama Ray," sindir Arka dengan tersenyum meremehkan.
Gadis itu berdiri, menghadap Raiden. "Ray, aku kurang apa si? Badan bagus, wajah bagus, kurang apa si Ray?!"
"Kurang otak," jawabnya dan langsung melenggang pergi dari itu meninggalkan RAVEGIOS dan seisi kantin.
Diam-diam tanpa sepengetahuan mereka, ada seorang gadis yang memperhatikan dari kejauhan.
Gadis itu hanya mendengus memperhatikan.
-Arderas-
Siapa yang memperhatikan dari kejauhan?..
Sudah terbayang belum sifat Raiden?
Gimana Chapter 1 nya??..
See you ☠️
KAMU SEDANG MEMBACA
Arderas
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [PART AWAL EMANG KURANG CANDU, TAPI NANTI DI PART TENGAH DAN AKHIR SIAP SIAP!!!!] ___________________ Ini tentang sebuah geng yang ingin mengetahui selak beluk seorang gadis. Bukan, ini bukan geng biasa tapi mereka juga seor...