11-TALK IN THE LIVING ROOM

664 57 5
                                    

Apa kabar kalian? Sehat-sehat tidak ni?

Mau ingetin jangan lupa untuk selalu tekan bintang dan penuhi komen di setiap kalimatnya ya!!!

Happy reading 🖤

-0o0-

|TALK IN THE LIVING ROOM|

Disini lah mereka, masih di tempat yang sama, dimana Raikan terus memohon dan Ghaitsa yang tetap mempertahankan egonya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disini lah mereka, masih di tempat yang sama, dimana Raikan terus memohon dan Ghaitsa yang tetap mempertahankan egonya.

"Come on Cha...," mohon lelaki itu setelah sadar bahwa perkataan akhirnya membuat adiknya ini terdiam.

Ya, setelah mendengar perkataan itu, Ghaitsa menjadi terduduk dan terdiam memikirkan maksud aneh dari abangnya itu.

Ghaitsa menghela nafas berat. "Oke, let's start the party tonight."

"Really?!" Ia seketika bangkit dari sofa dengan semangat.

Gadis itu mengangguk membuat pemuda lelaki itu melompat kegirangan seperti anak kecil.

Karena tak mau melewatkan situasi ini, Raikan menggendong adiknya dan Ia berputar-putar hingga membuat gadis itu harus memberontak akibat pusing.

"TURUNIN ATAU SAMA SEKALI GAK ADA PESTA!" ancam Ghaitsa tajam.

Reflek, lelaki itu melempar Ghaitsa secara kasar ke sofa. Gadis itu meringis sambil memegangi pinggangnya yang terbentur sofa.

"BAJINGAN!!! ABANG GAK TAU DIRI ANJING!!!" Raikan menampilkan beberapa deretan giginya tanpa rasa berdosa.

Ia mendekat ke arah Ghaitsa dan mengelus pinggang gadis itu.

"Maaf ya?" Ghaitsa mendengus.

"Pestanya jadi kan?" tanya lelaki itu lagi dengan tampang menjengkelkan.

"Y."

Singkat, tapi membuat Raikan senang akan jawaban tersebut. Ia beranjak dan langsung buru-buru membereskan yang tadi tertunda.

"Pesta gini doang?" tanya gadis itu.

Raikan berdeham. "Sebentar."

Lelaki itu bangkit untuk mengambil remote dan Ia menyalakan sesuatu hal yang tidak terduga bagi Ghaitsa.

Gadis itu terkejut. "Kapan lo setting rumah kaya di disko?"

"Tidak perlu tau tuan putri," jawab Raikan sambil mengulurkan tangannya untuk mengajak gadis itu menikmati pesta ini.

"Cheers!"Ghaitsa menerima minuman itu dan mereka bersulang.

Ya, setelah perdebatan kecil yang dilakukan mereka berdua di living room, akhirnya Ghaitsa menyetujui hal ini. Walaupun ada sedikit hal yang membuat pinggang dia encok.

Arderas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang