02-RAIKAN MAHENDRA

1.4K 151 11
                                    

Hai,

Aku sengaja kasih judul ini, agar kalian bisa mendalami peran Raikan didalam cerita.

Mengapa? Karena dia akan terlibat di cerita hahaha..

Kok jadi spoiler 😳

Selalu di ingatkan untuk selalu vote dan komen untuk mendukung cerita ini.

HAPPY READING 🖤

-0o0-

|RAIKAN MAHENDRA|

Raikan, mantan ketua RAVEGIOS pada 3 tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raikan, mantan ketua RAVEGIOS pada 3 tahun lalu. Lelaki ini mengundurkan diri dari jabatannya pada saat kelas 12 semester 2. Gua memberikan kepemimpinan gua pada saat itu kepada Ray. Gua percaya Ray bisa menjadi pemimpin yang baik.

Berkelana pada pemikiran yang mengecap diri gua bodoh membuat gua selalu khawatir dengan Ghaitsa. Hidup berdua di Indonesia, dengan orang tua yang jarang menengok keadaan karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggal di luar negeri.

"Cha makan dulu."

Acha adalah panggilan sayang gua untuk adik gua.

"Sebentar bang, Acha belum laper."

Selalu seperti itu. Setiap malam, Raikan harus memaksa adiknya untuk makan. Ia berjalan menghampiri Ghaitsa di ruang tamu dengan membawa piring yang berisi makanan.

"Mau disuapin atau makan sendiri?"

Ghaitsa mendongak lalu tersenyum."Maunya si disuapin tapi kalau lo lagi ada tugas kuliah gak usah deh."

Reflek lelaki itu untuk seorang Ghaitsa patut diacungi jempol. Ia mengacak-acak puncak rambut adiknya. "Gua suapin deh, tapi berdoa dulu sebelum makan."

Ya, gadis itu melakukan yang diperintahkan abangnya.

"Acha dari tadi gua liat bengong mulu, kenapa?" tanya Raikan sambil menyendokan nasi kedalam mulut adiknya.

Gadis itu terdiam. Ia bingung bagaimana bicaranya. Dia akui memang sejak pulang sekolah tadi, ia bengong memikirkan sesuatu.

"Hmm, lo masih suka liat perkembangan RAVEGIOS sekarang?"

"Jarang si, tapi gua yakin mereka bisa," jawab Raikan yakin, sangat yakin.

"Angkatan lo mewajarkan pembullyan yang dilakukan mereka? Semenjak mereka, gua rasa RAVEGIOS semakin hancur di dalam sekolah."

Raikan berdecak. "Perasaan lo aja kali Cha, mereka kayak gitu berarti orang yang cari masalah udah keterlaluan."

Gadis itu berfikir logis. Ia tidak pernah membenarkan hal ini. Sekarang Ia harus bagaimana. Dia tidak punya hak apapun untuk itu. Mata gadis itu berpindah, dari televisi menjadi menatap Raikan.

"Tapi lo kenal Rachel Alexandra?"

Pemuda itu langsung terdiam sejenak. Aktivitas menyuapi adiknya terhenti sebentar. Nama itu, nama yang paling Ia benci entah mengapa.

"Rachel? Gak tuh gatau," alibinya.

Tak terasa Ghaitsa sudah selesai makan, dan tak terasa juga laki-laki itu sudah selesai menyuapinya. Sekarang waktunya kakak beradik ini untuk tidur.

"Bobo, dah malem." perintah Raikan dari dapur yang sedang mencuci piring.

"Gendong ke kamar." Jika sudah seperti ini, Raikan kalah telak. Manjanya Ghaitsa tidak bisa dilewatkan. Saat itu pernah Ia tidak menuruti manjanya sang adik, alhasil Ia dicueki 7 hari lamanya.

"Sini, kalau mau di gendong."

Tanpa diduga gadis itu langsung menaiki punggung abangnya. Untung saja Raikan mampu menahan berat badan adiknya yang lumayan ini.

 Untung saja Raikan mampu menahan berat badan adiknya yang lumayan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ilustrasi Raikan menggendong Ghaitsa kek kamarnya.

Setelah sampai kamar bernuansa putih dan abu-abu yang mendominasi, Raikan menarik selimut gadis itu hingga sebatas dada.

"Good night abang jelek!" ucapnya, lalu Ia menutup matanya.

Ia terus mengusap surai lembut adiknya sampai gadis itu benar-benar terlelap. Dilihatnya wajah damai dari sang adik ketika Ia tidur, mengingatkan dia pada satu hal yang tidak akan pernah Ia lupa.

"Tinggal lo harapan gua Cha."

Senyuman tulus dari seorang abang untuk adiknya. Perasaan tidak mau kehilangan sering menghantuinya. Ghaitsa Aneisha bisa membuat seorang Raikan Mahendra menjadi posesif akan segala sesuatunya.

Cup..

Ia menciumi dahi adiknya lama. Seakan tidak mau kehilangan gadis itu, Ia memperhatikan segala lekuk wajah Ghaitsa. Lelaki itu tersenyum tulus.

"Good night Acha, cantiknya abang."

"Have a nice dream!"

Ia beranjak dari situ meninggalkan adiknya yang sudah masuk ke alam mimpi.

-Arderas-

Kebaca gak Raikan seperti apa?

Abang yang perhatian sama adiknya?..

See you di next Chapter ☠️


Follow akun ig
@ravegios_wp
@wattpaddnad

Arderas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang