“Aku tak tahu apa itu cinta? Yang kutahu cinta itu tragis dan egois. Terserah orang setuju atau tidak. Yang aku tahu, cinta membuat orang terluka karena sampai saat ini aku belum memahami cinta. Mungkin, bagi mereka cinta itu indah. Berbeda denganku, cinta hadir membawa bencana yang tiada habisnya.”
Diary Ara, 30 September 2018***
“Cupu! Lo nulis apa?” Mulut Kenzo memang tidak bisa dikondisikan. Memanggil nama orang seenaknya. Ara akui dia memang cupu, tapi apakah namanya tak pantas disebut?
“Woy, Cupu!” teriak Kenzo
“Cupu galak!” Suara Kenzo menggelegar di sudut ruangan kamar bercat abu-abu dan coklat muda. Kenzo tidak pernah diajarkan orang tuanya untuk menghargai seorang gadis. Lihat saja caranya berbicaranya tanpa memikirkan perasaan gadis yang barusan dipanggilnya,
“Mulut lo minta disumpel pakek kain,” cicit Ara melempar kertas ke arah Kenzo.
“Wow... amazing! Cupu yang langka,” goda Kenzo melihat wajah Ara yang sudah memerah.
“Cupu... lo imut deh kalau ngambek, apalagi—”
“Apa?”
“Sikap lo yang beda dari gadis lainnya.”
“Kucing Liar kesayangan.” Kucing liar dikira Ara kucing apa sampai diberi panggilan aneh.
****
Sudah seminggu Ara menjadi pembantu Kenzo. Saat sedang asyik menulis di halaman indekos, tiba-tiba ia dikagetkan oleh suara seorang pemuda yang tak lain adalah Kenzo. Pemuda yang telah membuatnya dimarahi oleh sahabatnya karena khawatir, bahkan ibu kos sampai tidak tidur demi mencari Ara. Merasa bersalah pada orang yang sudah direpotkan, Ara memutuskan kembali ke indekosnya.
“Reseh banget sih lo.” Ara kesal karena Kenzo seolah tidak membiarkannya hidup tenang. Kesalahannya sendiri memberitahu pemuda itu di mana lokasi indekosnya, bukan salah Kenzo. Saat dalam keadaan lengah, Kenzo berhasil mendapatkan alamatnya.
“Cupu, cinta itu apa?” tanya Kenzo menggoda Ara.
“Pikir saja sendiri!” sahut Ara ketus.
“Udah, balik! Gue sibuk, Kenzo,” usir Ara karena Kenzo selalu membuatnya naik pitam.
“Itu undangan, datang ke ultah gue.”
“Males!”
“Gak terima penolakan!”
“Lo minta digiling halus, ya, Kenzo.”
“Kucing Liar gue marah. Kabur...!”
“Kenzo...!”
***
Hari ini ulang tahun Kenzo Dirgantara William. Ara diundang ke acara pesta tersebut meski dia sudah berkali-kali menolaknya. Namun, Kenzo terus saja memaksanya. Akhirnya, Ara menyerah. Pemuda ini memang tidak senang jika keinginannya ditolak, itulah prinsip Kenzo yang sudah dihafal oleh Ara.
Satu per satu tamu undangan naik ke atas panggung. Ara benar-benar canggung, apalagi dengan penampilannya yang berbeda. Dress panjang berwarna hitam, hijab senada, sepatu hak tinggi yang tidak pernah dia pakai. Entahlah, apa jadinya acara ini, pikir Ara. Kenzo memaksanya memakai semua itu, untungnya Ara masih menggunakan kacamatanya.
“Oke, sekarang mari kita sambut penampilan dari Kenrzo Dirgantara William putra dari keluarga Dirgantara, beserta dengan gadis cantik berkacamata dan imut di sebelahnya. Beri tepuk tangan...,” ucap MC. Apa-apaan ini, Kenzo pasti ingin membalas Ara dengan cara yang menurutnya Ara pasti akan malu berada di atas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Dream (Revisi)
Любовные романыSalahkah jika aku berharap untuk tetap hidup? Menggapai semua impian yang belum tercapai Haruskah aku berpura-pura kuat padahal rapuh. Ataukah suatu saat aku mendapat cinta dan sahabat yang menyayangiku mungkinkah aku masih ada?. Tinggalkan jejak! J...