Menari di bawah hujan

20 15 0
                                    

Vote dulu sebelum baca
Hargai karya seseorang!.

Kenzo memperhatikan jaket yang Ara kenakan adalah milik Vino. Dia menatap Ara dengan pandangan yang sulit diartikan.

“Aw... sakit, Ra. Pelan dong, sakit nih.” Kenzo meringis kesakitan karena Ara menekan luka di dahi Kenzo.

“Siapa suruh bertengkar, mau jadi jagoan?” balas Ara dengan tatapan dingin yang menusuk.

“Cantik, manis, galak, Arabella. Lo gak papa?” Kenzo memperhatikan wajah Ara dari dekat yang masih fokus dengan lukanya. Hatinya bahagia melihat Ara perhatian dengannya meski menahan rasa cemburunya saat jaket itu melekat di tubuh Ara.

Kenzo tidak salah mencintai gadis itu karena Ara sangat baik dan perhatian. Lucu ‘kan meskipun sering dingin dan galak, gadis itu tetap bisa meluluhkan hati Kenzo.

“Jangan natap gue. I’m fine,” protes Ara yang risi ditatap seperti itu dengan Prince Ice kampus.

Vino, Kenzo, Angkasa, Reyhan, Azriel, Daniel; pemuda yang berasal dari keluarga terpandang. Sikap mereka yang dingin dan tidak suka dibantah terlebih Angkasa sang ketua BEM UI. Selain tampan, dia juga mahasiswa yang rajin dan pintar.

Keenam pemuda itu mempunyai daya tarik tersendiri untuk memikat hati gadis cantik di kampus terbesar dan terbaik di Jakarta.
Ara berpindah ke tempat Vino. Dia melihat luka Vino, apakah itu tidak papa? Vino kenapa diam saja, padahal lukanya cukup serius. Vino malah tersenyum kepada Ara seolah dia tidak apa-apa.

“Vino sakit gak?” tanya Ara mendekat setelah melihat luka Vino yang lebih parah dari Kenzo. Ara sedikit meringis saat mengambil alkohol dan kapas

“Gak kok, kan, ada Bidadari Jutek di sini,” canda Vino mengacak hijab Ara. Dia tidak ingin Ara merasa bersalah dengan semua yang terjadi.

“Vino, jangan bercanda. Luka lo ini parah.” Ara tak suka diajak bercanda saat ini.

Melihat luka Vino saja membuatnya merasa ngeri. Bagaimana tidak, pelipisnya serta sudut bibirnya berdarah. Vino harus diberi penghargaan atas kebohongannya karena telah berkata baik-baik saja.

“Selama lo baik-baik saja, gue juga baik.” Vino menenangkan Ara yang terlihat panik melihat luka di wajahnya. Sudut bibirnya mengeluarkan darah akibat pukulan dari Angkasa.

Ara akan memberikan Vino pelajaran karena sudah berbohong. Baiklah, Vino. Mari kita lihat seberapa baiknya lo. Ara sudah merencanakan sesuatu untuk Vino.

“Aw... hati-hati, Ra. Jangan kasar-kasar, sakit nih.” Vino meringis karena Ara menekan luka di dahinya saat sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan indah di depannya. Wajah Ara yang alami tanpa make up di balik kacamatanya.

“Em... tadi aja bilang gak papa,” sindir Ara kesal karena Vino tidak bisa diajak serius.

“Astagfirullah ... Ara kejam banget sih.“ Vino masih berbicara padahal Ara sedang kesulitan mengolesi alkohol pada sudut bibirnya.

“Ck... jangan mesraan di depan gue.” Kenzo kesal dan cemburu melihat Ara dengan Vino seperti pasangan.

“Suka-suka gue,” sahut Vino melirik Kenzo sinis.

“Udah diam!” Ara harus banyak bersabar menghadapi kedua pemuda yang keras kepala ini. Sudah sok-sokan jadi jagoan, masih saja menyebalkan.

*****

Ara merentangkan kedua tangannya menikmati derasnya air hujan. Dia tersenyum bahagia ketika air hujan menetes di tubuhnya. Vino dan Kenzo menatap pemandangan di depannya. Seorang Ara yang terkenal dingin bisa tersenyum manis di bawah air hujan. Jika masih ada mahasiswa di sini, pasti banyak yang mengabadikan momen ini.

“Ke sana, yuk! Gue gak bisa diam kalau lihat senyumannya yang melelehkan hati,” ajak Vino terus memperhatikan Ara di bawah hujan.

“Ayo, nemenin bidadari hati yang sederhana seperti bunga matahari.” Kenzo tidak bisa menahan diri untuk segera melihat Ara dari dekat.

Ara terus memainkan air hujan dengan gembira tanpa mengetahui ada kedua pasang mata yang terus memandangnya. Vino dan Kenzo mematikan ponselnya ikut berlari ke arah Ara untuk menikmati hujan yang turun dengan derasnya. “Ngapain kalian ke sini?” tanya Ara saat melihat Kenzo dan Vino hujan-hujanan.

“Nemenin bidadari,” jawab Kenzo dan Vino kompak.

“Vino jangan usil!” Ara kaget saat mendapat percikan air hujan dari Vino. Memang dasar Vino usil.

“Kenzo kok malah ikut-ikutan! Awas kalian!”

Tak mau kalah, Kenzo juga memercikan air hujan ke wajah Ara. “Gak kena,” ledek Kenzo saat Ara membalasnya.

Kenzo menjulurkan lidahnya sembari tertawa. “Rasain.”

“Rasain juga.” Vino pun turut serta menyerang Ara.

Karena bagi mereka ini adalah momen terindah di mana saat kita bisa tersenyum dan menari di bawah air hujan. Kebahagiaan itu sederhana, apa yang membuatmu bahagia maka lakukanlah.

*****

Ara langsung menuju kamarnya saat telah sampai di apartemen. Dia mengeluarkan buku yang biasa dipakainya untuk menulis. Ara menuliskan sebuah puisi.

Hati yang beku

Sebenarnya, terbuat dari apa hatimu?
Dingin tak tersentuh menjadi pilihanmu
Kau sadar mendengar perkataan pedasmu
Hati ini bagai tertusuk duri yang tajam

Diary Arabella Rindiani Rafazyah

Siapa nih yang ditulis sama Ara?
Yang setia vote dan mampir pasti tahu

Pagi semua buat yang sekolah
Semangat sekolahnya
Buat yang kerja semangat kerjanya

See you ☺️☺️

Love And Dream (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang