Promnight

20 15 0
                                        

Kebetulan, Angkasa sedang mengumpulkan tugas terakhirnya untuk kelulusan. Tahun ini dia akan lulus dan mendapatkan gelar Spd. Angkasa yang akan keluar ruangan terkejut mengetahui ada gadis yang mengganggu pikirannya selama beberapa tahun terakhir ini.

“Lihat Angkasa, dia bisa. Kamu harus belajar dengan Angkasa.” Pak Arion menunjukkan nilai Angkasa di atas delapan puluh kepada Ara.

“Apa, Pak? Sama Angkasa? Gak deh, Pak. Ara akan belajar sendiri,” tolak Ara. Bukannya belajar nanti malah menambahkan masalah.

“Gak papa, Angkasa temani Ara belajar.”

“Saya, Pak?” Angkasa menunjuk dirinya ragu, pak Arion mengangguk

“Oke, saya beri waktu sampai besok untuk belajar.”

“Baik, Pak. Akan Ara perbaiki.” Ara menundukkan kepalanya tak berani menatap dosennya. Ara harus berhadapan lagi dengan Angkasa si pemuda tampan dan dingin juga kejam, tetapi idaman para gadis.

“Saya orangnya tegas bukan jahat, Ara. Saya ingin kamu berhasil buktikan kepada orang tuamu kamu bisa. Saya tahu kamu gadis desa, tapi bukan berarti kamu menyerah di jalan. Belajar dengan giat lagi, kalau perlu kalahkan Angkasa. Saya yakin kamu bisa,” ucap Pak Arion tegas. Dia ingin Ara bisa maju karena Pak Arion pernah di posisi Ara. Nyatanya, sekarang dia bisa menjadi dosen pengajar.

“Ini salah Ara, Pak. Maaf Ara akan belajar lebih giat lagi.” Ara sangat terluka mendengar ucapan pedas Pak Arion. Memang ini salahnya yang terus-terusan lalai dalam mengerjakan tugas.

“Jangan cuman berkata, buktikan. Saya gak butuh ucapan, Arabella.” Pak Arion melempar makalah dan proposal skripsi yang dibuat Ara penuh dengan coretannya.

“Baik, Pak. Ara usahakan, Ara yakin, Ara bisa!” Ara mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada Pak Arion.

“Saya gak mau kesalahan ini terulang. Sampai itu terjadi lagi, saya pastikan kamu di DO dari kampus,” ancam Pak Arion agar Ara tidak menyia-nyiakan kesempatan terakhir ini karena sebentar lagi Ara akan wisuda.

"Siap. Terima kasih, Pak, sudah mendukung Ara. Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” pamit Ara berusaha tegar menghadapi sikap dosennya yang galak dan dingin.

“Saya juga pamit, Pak, permisi,” pamit Angkasa mengikuti Ara keluar dari ruangan dosen.

“Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab Pak Arion menata proposal kembali. Dia kasihan dengan Ara. Itu sebabnya, Pak Arion tidak ingin Ara diejek temannya. Ara pulang ke rumah Alea dan belajar Bahasa Inggris

“Nih materi yang perlu lo pelajari,” kata Angkasa memberikan buku-buku catatannya kepada Ara.

“Sebanyak ini?” tanya Ara memandang setumpuk buku berlapis tujuh.

“Pintar. Di situ ada contoh kata-kata untuk membuat proposal dan skripsi dengan baik. Good luck, gak perlu dibalikin, bentar lagi gue lulus,” jawab Angkasa menunjukkan isi buku tersebut, mengelus hijab Ara disertai senyuman kecil.

“Oke. Thanks, kakak kelas.” Senyuman Ara mengembang mendapat perlakuan manis dari kakak kelasnya yang sebelumnya selalu membuatnya kesal.

****

Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Ara mengenakan gaun beserta kerudung panjang berwarna maroon. Berhubung ini prom night, Ara sengaja untuk memperhatikan style-nya. Hubungan Ara dan Angkasa membaik setelah Angkasa menjadi sahabat Ara.

Suara riuh tepuk tangan memberi semangat mulai bersahutan. “Ayo, Ara. I love you.”

“Semangat, Ara. Lo pasti bisa.”

Love And Dream (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang