Cemburunya Kenzo

38 16 9
                                    

Aku memang bodoh soal ilmu, barang kali aku mengalah demi melihatnya tertawa. Tapi, aku tidak bodoh dalam mencintaimu.”
-Kenzo Dirgantara William

10 Juli, Ara memasuki kampus terbesar di Jakarta. Bisa dikatakan jika hanya anak beruntung yang bisa masuk ke kampus besar dan mewah ini. Tanpa bantuan Kenzo dan Alea, dia tidak akan berada di sini sekarang.

Kenzo dan Alea sedang berbincang dengan dosen membahas tentang pendaftaran Ara. Dosen pengajar mengatakan bahwa Ara lolos interviu. Kenzo dan Alea turut bahagia mengetahuinya.

“Guys, ada pengumuman penting!”

“Hari ini kita kedatangan siswa baru. Ayo, masuk, Dek.”

“Ganteng atau cantik gak?”

“Pindahan dari sekolah Prince bukan?”

“Nanti kalian juga mengetahui sendiri.”

“Ayo, berkumpul! Sambut kedatangan maba baru.”

“Ayo! Kalau ganteng gue karungin.”

Ara langsung memasuki aula dengan pandangan datar dan kacamata yang bertengger di hidungnya. Ara tidak habis pikir ada mahasiswa yang kelakuannya seperti anak SMP. Ini kampus, bukan tempat pemotretan.

Kenapa harus dandan perfect? Buang-buang waktu saja itu namanya. Yang terpenting adalah pakaiannya sopan. Kenzo dan Alea pasti akan marah mendengar jika dirinya dihina oleh teman sekelasnya sendiri.

“Cupu kok sekolah di sini sih! Gak pantes tahu gak!”

“Benar tuh! Angkasa, usir dia! Lo, kan, ketua BEM.”

“Azriel Kakak Ganteng, usir gadis cupu ini!”

“Reyhan sama Garin pasti gak bakal ngampus lagi kalau ada si Cupu sekolah di sini.”

“Pangeran Vino juga bakal marah.”

“Hu...!”

Anak-anak yang berada di kelas langsung menyerbu Ara dengan cacian tanpa memikirkan hati dan perasaan Ara saat ini. Hancur. Namun, dia harus kuat demi impiannya dan sahabatnya.

“Diam! Perkenalkan dirimu, Nak.”

“Kenalin, gue Arabella. Panggil aja Ara.” Ara memperkenalkan dirinya di hadapan mahasiswa dan mahasiswi yang menghinanya. Apa salahnya memakai kacamata guna melindungi matanya?

“Gak cocok dengan gayanya.”

“Sok-sokan tuh Cupu."

“Cupu pakek beasiswa kali, makanya bisa masuk. Hu....”

“Ara duduk di dekat bangku Zahra.”

“Baik, Pak.”

“Pengumuman! Jangan ada yang berniat menyakiti Ara! Camkan itu! Kalau tidak, kalian semua berhadapan sama gue.” Alea dan Kenzo berdiri di depan kelas menatap teman sekampusnya tajam. Mereka sengaja memperingatkan untuk tidak ada yang mengganggu Ara.

“What? Pangeran kampus belain dia?”

“Keluarga terpandang kenal sama si Cupu? Wah-wah... gak bisa dibiarkan!”

“Kenalin, gue Nia Angel Brawijaya.”

“Gue Zahra Keyshara Prhanata.”

“Gu-gue... Laura Shalsabila Ardiansyah.”

Laura gugup memperkenalkan diri kepada gadis yang telah dibencinya. Kini, dia sadar Ara terluka karenanya. Ara sahabat yang baik dan lugu, bahkan saat dalam bahaya, dia lebih mementinngkan nyawa Laura dibandingkan nyawa Ara sendiri.

Love And Dream (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang