Ara berjalan di tengah keramaian. Ia nampak kelelahan, kakinya melemah seolah-olah tak mampu menopang tubuhnya. Perlahan, ia merasakan cengkraman di pergelangan tangannya. Ia mendongak untuk menatap siapa yang memegang tangannya.
“Lea!” teriak Ara. Ia kemudian memeluk sahabatnya.
“Ara, lo kemana saja?”
Ara menggeleng pelan, ia melihat Reyhan di samping Alea. Ia mencium bau alkohol. “Gue marah karena lo, Reyhan.” Ara menatap tajam ke arah Reyhan.Ara kecewa karena pemuda itu tak mengubah sikapnya. Masih saja meminum minuman haram. Ara tak bisa bersama pemuda itu. Itu bahaya, apalagi bau alkohol sangat menyengat di indra penciuman.
“Rey, kamu dah janji!”
***
Ara pergi meninggalkan Alea dan Reyhan. Dalam perjalanannya menuju indekos, ia bertemu dengan Kenzo yang menatap tajam ke arahnya. Pria itu memperhatikannya intens.
“Tadi gue lihat lo bersama cowok. Siapa dia?” tanya Kenzo tanpa tahu cowok yang dimaksud adalah Reyhan—sepupunya.“Teman,” jawab Ara sekenanya.
Kenzo langsung mengajak Ara keliling kota. Tanpa sengaja, Ara melihat sahabat yang membencinya—Laura—akan menyeberangi jalan. Dari kejauhan terdapat mobil yang melaju sangat kencang. Ara berlari hendak menyelamatkan Laura.“Cupu, awas!” teriak Kenzo.
“Ara…!”
Gadis yang diselamatkan oleh Ara menghilang dari jalan. Da berlari ketakutan melihat Kenzo menuju ke arah Ara. Gadis itu bersembunyi di balik pohon melihat siapa yang sudah menolongnya. Dia terkejut melihat gadis yang selama ini dibencinya rela mengorbankan nyawa demi dirinya. Hanya karena cinta, dia lupa jika Ara dulu juga sahabatnya. Cinta telah membutakan hatinya.
“Gue benci lo, Ara... tapi kenapa lo nyelametin gue? Ah! Maafin gue, Ara... harusnya lo gak nyelamatin gue.”
Terlambat, Kenzo melihat gadis yang mengganggu pikirannya terbaring lemah di jalanan. Pengendara yang menabrak Ara pun tak sadarkan diri, sedangkan kondisi Ara saangat memprihatinkan. Kacamata yang bertengger di hidung Ara retak.
“Cupu, bangun... lo baik-baik saja, ‘kan? Cupu, bangun!” teriak Kenzo di depan Ara.
“Ara…!” Suara pemuda tak jauh dari tempat kejadian ikut meneriaki nama Ara.
“Woy! Lo apain cewek gue? Lo sengaja mau bunuh dia?” Seorang pemuda tampan memukul Kenzo.
“Gue gak apa-apain cupu,” bantah Kenzo.
“Halah... enggak ngaku lo. Perhatian… di sini ada yang mau bunuh sahabat gue, tolong!” Leo dibuat naik pitam. Sudah salah, tidak mau mengakuinya.
“Diam! Lo gak lihat kondisi Cupu?” Kenzo menatap Leo nyalang
“Nama dia Arabella, bukan Cupu!” Leo tidak terima gadisnya dipanggil cupu oleh pemuda di sebelahnya.
“Ara, bangun... Leo di sini nunggu Ara. Leo sudah datang, Ara bebas mau marahin Leo karena pergi belum ngasih kabar sampai sekarang. Leo di sana udah bisa bahasa Inggris. Ara… bangun, Arabella. Leo cinta Arabella, jangan tinggalin Leo.” Leo yang sempat marah berubah lesu saat melihat ke arah Ara dan tak kuasa menahan air matanya. Dia sangat terpukul melihat gadis manis itu tergeletak dengan darah.
.
Sebuah pernyataan dari Leo bahwa dia mencintai Arabella. Gadis yang berhasil merebut hati Kenzo, bahkan pemuda yang bernama Leo terlihat sedih melihat Ara tak berdaya. Kenzo merasakan sakit di hatinya, pukulan yang barusan diterima tidak seberapa dibandingkan dengan sakit hati melihat orang yang mulai dicintainya terluka apalagi di pelukan pemuda lain.“Bangun, Cupu!”
“Jangan panggil cewek gue Cupu! Minggir!”
“Ara... Leo akan menyelamatkan Ara.” Leo mengusap wajah Ara dengan tangannya sendiri sehingga noda darah menempel di tangannya. Leo melepas hoodie yang dipakainya dan memakaikannya pada Ara. Kemudian, ia segera mengangkat tubuh Ara.
“Bawa mobil gue aja,” saran Kenzo. Dia tidak bisa melihat adegan ini karena bisa membuatnya sakit tak berdarah.
“Gak, gue bisa panggil taksi,” tolak Leo yang masih kesal dengan Kenzo.
“Lo gak lihat keadaan Ara? Cepat bawa dia ke rumah sakit.” Kenzo bersusah payah membujuk Leo si pemuda yang keras kepala.
“Lo yang nyetir, gue bawa Ara.” Akhirnya, Leo menyetujui permintaan Kenzo.
“Terserah lo!” balas Kenzo
Benarkah dia si Cupu? Pantes tuh cowok suka sama Cupu, tapi sikap galak dan dinginnya yang buat gue cinta sama dia. Arabella, gadis yang pernah gue benci, kini jadi cinta pertama gue. Manis bersih tanpa make up. Ara... lo bagai matahari yang menerangi hati gue dari kegelapan. Dalam hati Kenzo bertanya-tanya, sosok gadis manis yang tengah terluka namun wajahnya terlihat tenang dan damai.“Gue tahu Ara manis. Jangan coba-coba rebut Ara dari gue!” bentak Leo.
Kenzo yang sempat terpaku dengan kecantikan alami gadis itu tersadar. Apa yang dia lakukan itu salah! Ara harus segera ditolong. Bodoh kalau dia tidak segera bertindak. Kenzo tidak boleh tinggal diam. Dia segera menggendong Ara yang mengenakan pakaian biasa dan berhijab ke mobilnya. Ia tak menghiraukan noda yang menempel di kemejanya dan secepat mungkin melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
****
Leo dan Kenzo berteriak memanggil dokter agar gadisnya cepat mendapatkan pertolongan. Keduanya saling menyalahkan diri mereka masing-masing. Mereka tak bisa memaafkan diri mereka sendiri jika terjadi sesuatu yang fatal pada Ara.
“Dokter, tolong gadis saya!” teriak Leo dan Kenzo di rumah sakit.
“Baik, Tuan. Silakan di baringkan dahulu.” Dokter menyarankan Leo untuk membaringkan Ara di brankar.
“Bagaimana keadaannya, Dok?” tanya Kenzo dan Leo.
“Dia mengalami benturan keras sehingga darah masih terus mengalir di kepalanya. Hal ini menyebabkan separuh ingatannya akan menghilang.”
“Masih bisa sembuh ‘kan, Dok?” tanya Leo dan Kenzo bersamaan.
“Kemungkinan kecil, Tuan.”
“Pasti Dokter bohong, ‘kan?”
“Tidak, Tuan. Lihatlah, darah ini masih mengalir. Saya menduga ia sempat melukai dirinya sendiri.”
Suara notifikasi terdengar dari ponsel Leo. Sebuah pesan masuk di sana. Leo segera mengecek ponselnya.
Momy
Sayang, kita harus balik ke luar negeri kamu harus kuliah.Leo
Leo gak bisa, Momy. Ara di rumah sakit.Momy
Apa...! Ara putri Momy?Leo
Yes, Mom. Leo still in hospital.Momy
Ok. Share lock, Mom and Dad will there.Leo
Thanks, Mom.***
Papa dan Mama Leo segera bergegas mencari rumah sakit tempat Ara dirawat. Mama Leo menatap Ara yang terlelap dalam tidurnya. Apakah mimpinya begitu indah hingga dia tidak kunjung bangun?
“Ara, Sayang… kenapa terluka gini? Siapa yang sudah berani membuat putriku terluka? Jawab Leo!” Momy Leo sedih dengan keadaan Ara.
“Dia, Mom!” tunjuk Leo mengarah ke kenzo
“Siapa kamu? Kamu apakan putri saya?” tanya mama Leo bernama Queensha menatap Kenzo tajam seperti bersiap untuk menerkam.“Aku Kenzo, Tante. Aku gak salah, Tante. Mana mungkin aku melukai gadis yang aku cintai.” Kenzo berkata jujur dan menunduk sedih setelah mengatakannya.
“Kamu mencintai Arabella Rindiani Rafazyah?” tanya Queensha dibalas anggukan oleh Kenzo.
“Perjuangkan bila kamu mencintainya. Leo, kita harus kembali ke luar negeri sekarang!” Kenzo mendapat lampu hijau dari mama Leo, sedangkan Leo merasa kesal karena Kenzo berhasil merebut hati mamanya.
“Jaga Ara, kalau sampai kamu buat dia sedih, saya gak akan pernah biarkan kamu ketemu Ara lagi, paham!” tegas Dika, papa Leo tegas.
![](https://img.wattpad.com/cover/275934003-288-k623624.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Dream (Revisi)
RomansaSalahkah jika aku berharap untuk tetap hidup? Menggapai semua impian yang belum tercapai Haruskah aku berpura-pura kuat padahal rapuh. Ataukah suatu saat aku mendapat cinta dan sahabat yang menyayangiku mungkinkah aku masih ada?. Tinggalkan jejak! J...