Lagi, untuk kesekian kalinya dunia membuat sejarah bahwa persahabatan antara Adam dan Hawa tak selalu murni demikian. Ada saja yang berubah. Entah itu perasaan lelakinya, atau lebih umumnya hati si wanita.
Dengan lancangnya perasaan itu merintis tumbuh pelan-pelan dalam hati, menjalar lalu membukit dalam diam.
Bullshit jika manusia cantik bernama Jennie mengatakan bahwa ia tak jatuh hati pada lelaki berparas sempurna yang berstatus sebagai teman hidupnya. Lelaki yang selalu ada di sisinya dan memberi banyak perhatian yang sayangnya ia tanggapi dengan perasaan yang salah.
Jennie terlalu banyak berhayal sampai ia mengartikan semua itu melebihi batas kata sahabat demi sahabat.
Karena nyatanya, isi pemikiran mereka berbanding terbalik.
Akan sangat menggelikan bagi si tampan Virza jikalau dia tahu bahwa Jennie menganggap segala yang ia beri untuk wanita itu sebagai tanda cinta.
Oke.
Bertahun-tahun bersahabat tak menutup kemungkinan Virza juga bisa mencintai Jennie, bahkan nyaris tak mustahil! Tetapi mirisnya alur takdir yang tidak mendukung segala ekspetasi Jennie yang sudah tersimpan di benaknya. Karena dunia mengetahui hal lain, bahwasannya Virza sudah menaruh hati pada wanita lain.
Ya.
Terdengar menyakitkan memang, namun itulah faktanya.
Perih.
Menyayat.
Terlebih wanita yang Virza cintai itu tak lain adalah sahabat mereka sendiri, Mentari namanya.
Klise memang. Tapi sialnya, meski seribu kali hal seperti ini terulang, luka friendzone tetap tak kan berubah. Tidak main sakitnya. Apalagi untuk seorang Jennie Clavita Ardanta, ini kali pertamanya ia menaruh segala perasaan dan ekspetasi-ekspetasi indahnya perjalanan cinta pada satu pria.
Dia...
Virza Rahadito.
***
"Lo kenal Lisa gak, Za?"
Obrolan ringan melingkup ketiganya bersama dengan langkah di koridor. Mesti diketahui bahwa suara bel pulang sekolah sudah merebut penuh seluruh penjuru gedung ini sejak lima menit lalu. Jennie, Virza dan Mentari berjalan bersisian. Bak Raja yang didampingi kedua istrinya, lelaki itu berada di tengah-tengah.
"Kenal. Kenapa?" Virza membalas pertanyaan Mentari dengan hal yang sama. Satu pertanyaan itu diiringi matanya yang mencuri kecantikan gadis itu.
"Oh gapapa, cuma nanya."
"Dia bully lo?"
"Apaan sih, ya engga lah," balasnya ringan sebelum mengalihkan pandangan kala mendapat sorot intens dari pemuda di sampingnya. "Eh, supir gue udah jemput. Gue duluan ya, Za, Jen." Mentari pamit saat melihat supir pribadinya sudah menyambut di parkiran. Mentari bertos ala mereka pada kedua sahabatnya sebelum berjalan menjauh, dan masuk ke mobil sebelum meninggalkan Jennie dan Virza berduaan yang sejak tadi belum beradu kata.
"Mentari cantik ya? Mau rambutnya diiket atau dibiarkan tergerai, sedikitpun gak berkurang pesonanya."
"Kalau gue?"
Manik mata Jennie menelusup ke dalam tatapan Virza. Bukan sebagai sahabat ia mendengarnya, tapi sebagai seorang gadis yang cemburu jika lelaki dambaannya malah memuji sosok lain. Kapan Virza bisa mengerti akan sesuatu yang tersembunyi di belantara hatinya ini? Peka tanpa perlu berkata.
Virza tersenyum sedikit geli. "Kalau elo sih, mau di sisi kanan atau kiri, sama aja. Sama-sama c---"
"Cantik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT || TAENNIE
Fantasy"If you love me, i'd make you a star in my univers" V. "I love you more than you know" J. _ 2# IN FANFIKSI 6# IN JENNIEKIM 12# IN KTH 17# IN VBTS 40# IN KOREA Start: 1 Dec 2020