"Jika kau bisa melakukan apa yang kau suka, maka aku pun bisa."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Keadaan akan sulit jika dua manusia tak memiliki pemikiran yang sama, terlebih dalam menyikapi dua kemauan yang berbeda. Hal itu kerap terjadi pada dua manusia yang dipersatukan oleh perjodohan yang begitu memuakkan. Maka tak ayal, mereka saling mempertahankan ego nya masing-masing.
"Udah berapa kali aku bilang, jangan pulang terlalu malam, Dirgan!"
"Baru juga sekarang."
"Sebenernya kamu anggap aku apa sih? Pembantu?"
Pria itu tersenyum pada istri nya dengan kepala di miringkan. "Itu lo tau." Ucap nya terkekeh, lalu pria bernama Dirgan Vinozha itu pun berlalu pergi dari hadapan Jennie.
Begitu lah keseharian mereka. Jika Dirgan keras kepala, sebenarnya Jennie pun sama juga. Dan jika Dirgan tak mau mendengarkan apa yang Jennie ucapkan, maka Jennie akan terus mengulang, hingga pemuda itu diam dan kesal.
"Kamu dari mana?" Tanya Jennie kala Dirgan mulai berbaring di atas ranjang.
"Main."
"Dimana?"
"Gausah tau."
"Kamu mabuk ya?"
"Dikit."
"Buka sepatu kamu! Sana mandi, aku gak suka bau alkohol." Dirgan tak menjawab. Pria itu justru memejamkan mata karena tubuh nya sangat lelah setelah melakukan balapan liar bersama teman-teman nya. "Dirgan!" Bentak Jennie.
"Berisik! Gue cape!"
"Cape?" Jennie terkekeh sinis. "Cowo pengangguran kaya kamu emang bisa cape juga?" Jennie menatap Dirgan dengan tangan yang ia lipat di dada. "Harus nya kamu malu Dirgan."
Emosi Dirgan mulai terpancing. Mata nya yang semula redup, kini menyorot Jennie tajam. Pria itu bangkit, lalu menarik tangan Jennie kemudian berujar. "Gue hidup bukan dari uang hasil kerja lo, jadi tutup mulut lo dan biarin gue istirahat."
Jennie menghempas tangan Dirgan sembari menatap pria itu tanpa rasa takut. "Iya itu bener, tapi kamu hidup pake uang orang tua kamu! Harus nya kamu malu."
Dirgan tertawa lirih. "Hidup-hidup gue, uang-uang bokap gue, kenapa lo yang merasa repot? Gue pengangguran pun, itu bukan urusan lo. Kita emang udah nikah, tapi lo gak bisa ngomong seenaknya dan ikut campur terlalu banyak sama hidup gue."
"Harus nya kamu tau diri Dirgan, kamu itu udah dewasa, pola pikir kamu jangan kekanakan terus dong."
"Bukan gue yang gak dewasa!" Bentak nya terlampau kesal. "Tapi lo yang terlalu ngatur ini itu dan bersikap seolah lo itu paling bener di antara kita."
"Ya gue ngatur lo, karena lo salah Dirgan!"
"Gue gak peduli! Gue cuma mau lo tutup mulut dan jaga batasan lo!" Setelah berteriak pada Jennie, Dirgan pergi meninggalkan kamar mereka. Pria itu memilih untuk tidur di ruang TV. Dirgan benar-benar muak tinggal bersama wanita bawel seperti Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT || TAENNIE
Fantasy"If you love me, i'd make you a star in my univers" V. "I love you more than you know" J. _ 2# IN FANFIKSI 6# IN JENNIEKIM 12# IN KTH 17# IN VBTS 40# IN KOREA Start: 1 Dec 2020