30. BACKSTREET (2)

3.6K 382 248
                                    

Segalanya berubah.

Tirta benar-benar membuktikan bahwa janjinya bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Pria itu sangat memprioritaskan Jesselyn. Rasa cintanya juga semakin mekar didalam dadanya. Dan tanpa sepengetahuan siapapun, sedikit demi sedikit rasa cintanya pada gadis bernama Soya perlahan menipis. Jesselyn yang mulai memenuhi ruang dalam hatinya. Ruang yang awalnya diperebutkan oleh dua nama, pada akhirnya Jesselyn yang keluar menjadi pemenangnya.

"Ta?"

"Iya sayang aku disini." Tirta yang baru saja selesai makan siang segera mendekat ke ranjang pasien yang Jesselyn tempati. Fyi, Jesselyn masuk rumah sakit karena demam tinggi. "Kenapa tidurnya sebentar, hm?" Pria itu duduk di kursi dekat ranjang, mengusap kepala kekasihnya pelan.

"Jangan jauh-jauh." Lirih gadis itu dengan muka bantalnya.

"Iya engga sayang, tadi aku duduk disofa."

"Udah makan?"

"Udah. Kamu yang belum."

"Nanti ah."

"Dari tadi nanti terus."

Jesselyn mengulurkan kedua tangannya meminta Tirta untuk membantunya duduk. "Pegel tiduran terus."

Tirta bergerak gesit. Ia menahan tubuh Jesselyn dalam pelukannya ketika tangannya yang lain menyusun bantal untuk Jesselyn bersandar. "Udah nyaman?" Tanya setelah selesai.

Jesselyn tersenyum seraya mengangguk.

"Mau makan apa?"

"Pengen yang pedes."

"Eh gak boleh, jangan aneh-aneh deh sayang kamu masih sakit."

"Udah gak sakit tau." Jesselyn merengut.

"Makan buah aja ya? Tadi aku stoberi beli anggur hijau yang kamu suka." Tirta sedikit berjalan untuk meraih paper bag yang tadi pagi ia bawa.

"Iya."

Tirta duduk di tepi ranjang, setelah mencuci kembali buah-buahan itu. "Cepet pulih dong, kangen jemput kamu waktu mau ngampus." Ucap Tirta saat Jesselyn menerima suapan buah darinya.

"Aku udah pulih sayang, gak percaya banget." Balasnya disela mengunyah.

"Muka cantiknya masih pucet nih." Tirta yang merasa gemas pun mencubit hidung dan pipi Jesselyn. "Aku kangen kamu tau, setiap kumpul sama yang lain kamunya gak ada."

Jesselyn terkekeh seraya mengacak rambut Tirta yang sedikit panjang. "Ih lebay banget, cuma lima hari juga."

Pria itu tersenyum membiarkan Jesselyn bermain dengan tali Hoodie yang ia pakai. "Aku sayang kamu."

Jesselyn menghentikan gerakannya lalu menatap Tirta dengan senyum geli. "Suka tiba-tiba ih."

"Emang harus bilang dulu?" Ia terkekeh.

"Ya engga sih, cuma---"

"Assalamualaikum sahabat, Lily yang cantik jelita datang, eh?" Gadis itu sempat berhenti, namun kembali melangkah saat Zuyu yang ingin masuk sedikit mendorongnya ke depan.

"Walaikumsalam."

"Tirta kok udah disini ae?" Tanya Anna.

"Gak bilang-bilang lagi, kalo bilang 'kan gue bisa nebeng." Ucap Doy yang langsung mendekati mereka.

"Lo semua aja yang lelet." Sahut Tirta santai seraya beranjak dari duduknya.

"Gue kira lo pulang ternyata asik berduaan sama Jejes. Gue laporin rt dah biar digerebek."

ONE SHOOT || TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang