23. MY PRECIOUS GIRL

4.3K 410 177
                                    

"Karena sejak awal, dia lah pemenangnya."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Alvi! Jennie berantem sama kating di belakang gedung!"

"Apa?!" Pria bernama lengkap Alvino Giandra Sirega, bergegas pergi untuk melihat apa yang terjadi. Walau sebenarnya ia terlampau bosan mendengar kabar seperti itu dari teman-teman nya, tapi Vi tak bisa berdiam diri. Vi sangat peduli pada adiknya nya yang aktif itu.

"Agatha Jennie Kharisma berhenti!" Gadis itu menoleh sekilas pada Vi, lalu kembali memukuli Kakak tingkatnya yang telah berbuat semena-mena pada dirinya. "Berhenti Jennie!" Vi menarik Jennie dengan paksa karena jika tidak, gadis itu tidak akan mendengarkan nya. Telinga Jennie tak berfungsi jika sedang berkelahi.

"Bawa cewe itu pergi!" Ucap Vi pada gadis lain yang hanya diam.

"Lo gila Jen, main baku hantam anak orang aja." Ujar pemuda lain bernama Winwin.

"No Jen, lo keren mampus! Idaman gue banget."

Vi menatap Yuta tajam. "Dasar buaya." Ketus Vi. Lalu tatapan nya beralih pada Jennie yang sedang mengatur nafas seraya mengusap peluhnya. "Lo kenapa berantem sama kating sih?" Tanya Vi tak habis pikir.

Dengan nafas terengah Jennie menjawab.
"Gapapa. Vi, aku laper pengen makan."

"Lah, abis berantem lapar lo?" Winwin dan Yuta tertawa.

Vi menghela nafas, ia sudah menduga jawaban Jennie pasti begitu. Selalu begitu. "Mau makan apa?" Tanya nya dengan sabar.

"Pengen makan sama cumi saus lada hitam."

"Yaudah nanti aku pesenin, tapi sekarang kita obatin dulu luka kamu ya?"

"Gamau nanti aja, aku pengen makan sekarang. Oh atau, makan sambil di obatin?" Jennie memelas. Tentu Vi tak bisa menolak jika sudah begini, maka dengan anggukan pasti Vi pun mengiyakan.

"Cih, tadi lo gue, sekarang aku kamu." Sindir Yuta.

"Biasalah." Sahut Winwin.

"Berisik lo berdua, udah sana beliin nasi sama cumi saus lada hitam buat Jennie."

"Anjing, lo tega banget jadiin kita berdua babu."

Vi kembali menghela nafas, lalu menatap dua sahabat nya dengan malas. "Bukan babu Win, gue minta tolong."

"Bacot lo."

.

Alvino Giandra Sirega yang notabene nya adalah saudara kecil Agatha Jennie Kharisma, tak berhenti mengoceh selama tangan nya sibuk mengobati luka cakaran yang ada di wajah gadis pegulat itu.

"Bisa gak sih makan nya pelan-pelan? Gue susah ngobatin nya."

"Aku laper banget Vi." Jawab gadis itu, lalu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulut nya. "Ini beli dimana? Enak banget."

"Gausah nanya beli dimana, kalo ujung-ujungnya si Albino nyuruh gue sama Winwin yang beli." Ketus Yuta.

"Oh jadi ga ikhlas? Pantesan cumi nya pait." Jennie menatap Yuta tanpa menghentikan kunyahan di mulut penuh nya.

ONE SHOOT || TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang