Happy Reading...!
Beberapa murid Gardapati01 menatap terkejut Rajni yang datang bersama Javas. Ini benar-benar kejadian langka, walau beberapa di antara mereka sudah pernah ada yang melihat Rajni dan Javas pulang bareng, tetap saja mereka masih suka kaget. Masalahnya ini Rajni, perempuan yang mati-matian menolak Javas.
Javas menuruni motornya dengan cool, Ia menyisir rambutnya kebelakang dengan jari tangannya. Aura ketampanannya benar-benar bertambah saat senyuman manis terukir di bibirnya. Mau diliat dari segi manapun, Javas memang laki-laki dengan sejuta kharisma dengan ketampanan di atas rata-rata.
"Turun Raj, lo mau disini terus sampe pulang sekolah lagi?" tanya Javas pada Rajni yang sedari tadi memperhatikannya. "Atau mau liatin gue terus?" Javas mencondongkan tubuhnya kedepan sehingga muka mereka berjarak dekat.
Rajni menahan nafasnya. Demi apapun, jantungnya berdebar lebih kencang sekarang. Jarak wajah Javas dan dirinya cukup dekat! dan ini pertama kalinya Rajni seperti ini dengan laki-laki. Sungguh menyebalkan sekali melihat Javas yang tersenyum manis sedangkan Rajni untuk bernafas saja sulit rasanya karena terlalu dekat dengan Javas.
Rajni mendorong kasar muka Javas dengan tangannya, "Jauh-jauh muka lo!" setelah mengucapkan itu Rajni segera menuruni motor Javas.
"Salting yaaa?"
"Dih, ngade-ngade lo!"
"Bilang aja iya..." gumam Javas.
"Udah ah, males banget lama-lama bareng setan."
"Sembarangan!" Javas mencubit gemas bibir Rajni.
"Sakit anj!"
"Rajni..." panggil Javas tanpa menghiraukan ringisan gadis itu.
"Apaan?"
"Yang kemaren bukan siapa-siapa gue."
"Terus?"
"Jangan salah paham. Sumpah demi Tuhan, dia cuma anak temen gereja papih." jelas Javas.
"Lah apa urusannya sama gue?" Rajni pura-pura bingung. Padahal kalau boleh jujur dia seneng banget Javas ngejelasin ini.
"Ya lo jangan mikir aneh-aneh. Ngejer lo tanpa salah paham aja susah, apalagi ngejer lo pake salah paham gini," Jeda Javas. "Semakin susah Rajni..." lanjut Javas lirih.
"Dih, terserah lo deh."
Rajni pergi meninggalkan Javas. Bukan karena kesal, lebih tepatnya Rajni salting. Ia tidak mau Javas mengetahui dirinya yang salting yang ada nanti laki-laki itu semakin kepedean lagi.
"YHAAA BISA AJE LU GUNTING RUMPUT!" ejek Kaivan yang datang bersama Sada, Nataya, Arkana.
"Ngejer lo tanpa salah paham aja susah, apalagi ngejer lo pake salah paham gini, Semakin susah Rajni..." cibir Nataya dengan menirukan cara bicara Javas tadi.
"GAYA MU NAK-NAK." Arkana mengusap kasar wajah Javas.
"Saya ada salah apa ya kak?" tanya Javas melas. "Atau kita pernah ketemu sebelumya?"
"Jangan gitulah, kasian sama ratu homo kita." bela Sada. "Sabar ya sayang..." lanjut Sada merangkul pundak Sada.
"Hiks... hiks.. iya mass, mereka jahat banget sama aku..." balas Javas sambil melingkarkan tangannya diperut Sada lalu menyenderkan kepalanya di pundak Sada.
"Aku akan selalu ada disamping kamu, walau hujan badai, topan, halilintar, hermansyah menghampiri kamu..." balas Sada lalu mengecup singkat kepala Javas.
"JAVAS!" teriak Kaivan. "Tegak kamu tegak sama aku," Kaivan menunjuk-nunjuk Javas lalu mengusap air matanya yang padahal tidak keluar sama sekali.
"K-kaivan a-aku bisa jelasin---"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nekat Bucin (end)
General Fiction(Cover by pinterest) (Spin Off dari cerita SadaJiwa) "Lo selalu tarik ulur gue Rajni. Gue bingung sebenernya perasaan lo untuk gue gimana sih?" Ini bukan tentang laki-laki brengsek yang tidak cukup dengan satu perempuan, ini bukan tentang laki-laki...