15. gak mau dipeluk aja?

136 10 0
                                    

Happy reading...!

"Javas, kamu masih mendekati perempuan itu?" tanya Edgar serius.

"Masih pih."

"Kamu tau, kalau kalian sampai kapanpun gak akan berujung bersama." Edgar masih berbicara dengan serius.

"Tau pih, tapi Javas sayang banget sama dia. Toleransi dia juga tinggi. Papih sendiri tau kan gimana om Rizal sama tante Erna?" ujar Javas.

Rizal, Erna dan Edgar, Sonya menjadi kerabat baik semenjak makan malam itu. Tak jarang mereka saling bertukar pikiran tentang dunia usaha. Mengingat mereka sama-sama seorang pengusaha. Edgar pun mengakui seberapa baik dan bertoleransi sekali keluarga Rajni. Tapi bukan berarti itu membuat Edgar menyetujui hubungan berbeda agama anaknya itu.

Edgar hanya menyetujui mereka sebagai teman baik bukan sebagai kekasih. Karena bagaimanapun juga mereka tidak akan bisa bersama sampai kapanpun.

"Kembali dengan Nathalia, atau lakukan pendekatan dengan Stefani. Hanya itu pilihan kamu Javas." ujar Edgar tegas.

"Jadi papih nyuruh aku ke kantor cuma untuk di suruh pilih, pilihan konyol ini? Sampai kapanpun gak akan ada yang Javas pilih pih." putus Javas lalu beranjak meninggalkan papihnya.

"Papih, hanya ingin yang terbaik untuk kamu Javas...." gumam Edgar.

***

My crush ❤

• Javass
• jemput dong
• mau berangkat bareng 👉🏻👈🏻

Javas tersenyum sumringah. Kali ini sepertinya Rajni benar-benar mulai merespon Javas dengan baik, atau mungkin sudah mulai membuka hatinya untuk Javas?

Pasalnya, gadis itu sudah tidak menarik-ulur dirinya lagi. Jika dulu Rajni merespon dirinya dengan baik lalu secara tiba-tiba menjauhi Javas lagi, sekarang tidak. Justru sekarang Rajni secara terang-terangan menunjukan perasaan ketertarikannya pada Javas. Semoga saja ini awal yang baik untuk hubungan dirinya dan Rajni.

oke neng jeni❤
Aa apas otw nii •

Javas mematikan ponselnya lalu memakai helem. Setelah selesai memakai helem, Ia melajukan motornya menuju rumah Rajni. Beberapa menit kemudian Ia sampai didepan rumah Rajni. Sudah ada Rajni yang berdiri didepan pagar rumahnya.

"Pagi neng Jeni..." sapa Javas.

"Pagi, Javas jelek!" canda Rajni.

"Gakpapa sumpah gakpapa, kalo kamu yang ngatain mah Aa Apas rela neng..." kekeh Javas.

"Kalo Nathalia yang ngatain rela gak?"

"Nggak lah, nanti Aa apas bakal marah-marah sama dia. Kan cuma neng Jeni doang yang boleh semena-mena sama Aa apas."

"Aaaaa jadi mleyot nihh." lebay Rajni.

"Neng Jeni," panggil Javas.

"Iya?"

"Udah cinta sama gue belom sih?"

Javas menatap lekat Rajni, menunggu jawaban dari perempuan itu. Sedangkan Rajni diam membisu. Ia bingung harus menjawab apa atas pertanyaan yang selalu Javas lontarkan.

"Ehmm, gimana ya?"

"Yaudah gak usah di jawab dulu Jeni. Gak papa, bakal ditunggu jawabannya sampai kapanpun kok." Javas tersenyum tulus, walau jauh didalam lubuk hatinya Ia kecewa karena Rajni tidak pernah menjawab pertanyaannya itu.

Nekat Bucin (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang