18. malam minggu

129 10 0
                                    

Happy Reading...!

"Happy anniversary yang ke 3 bulan, ayangggg!"

Rajni berlari ke pelukan Javas usai mengatakan itu. Tidak terasa sudah 3 bulan mereka menjalin hubungan. Kalian tau bagaimana reaksi teman-teman Javas dan Rajni saat tau kalau Javas dan Rajni jadian? Mereka heboh bukan main, malah saat itu juga mereka membuat pesta kecil-kecilan untuk merayakan hari jadi Javas dan Rajni.

Mereka juga di nobatkan sebagai pasangan terbucin di SMA Gardapati01 setelah SadaJiwa dulu, walau nyatanya sekarang SadaJiwa sudah tidak bisa bersama. Hampir semua perempuan Gardapati01 bermimpi untuk mendapatkan pasangan seperti Javas. Laki-laki yang meratukan pujaan hatinya.

Walau terlihat seperti pasangan goals bukan berarti hubungan mereka lancar begitu saja. Kadang ada saja pembahasan yang membuat mereka bertengkar, salah satunya ialah tentang perbedaan mereka. Tapi hal itu tidak membuat mereka bertengkar besar, hanya sebentar lalu setelah itu kembali baik.

Hap.

Javas mendekap Rajni dengan gemas ketika perempuan itu sudah berada di pelukannya.

"Jangan lari lari dong, nanti kalau jatuh gimana?" Javas menatap Rajni tanpa melepas pelukannya.

Rajni mendongakkan kepalanya, "Tinggal kamu tangkep." cengir Rajni.

"Jadi, malem minggu kali ini kita mau kemana, hm?" tanya Javas lembut dengan masih memeluk Rajni.

"Liat city light aja, boleh yayayya?" ujarnya dengan wajah memohon seperti anak kecil.

"Boleh dong! lets go!"

***

Rajni menatap takjub gedung - gedung pencakar langit. Lampu-lampu yang menyala dari gedung tersebut membuat city light di jakarta pada malam hari benar-benar indah. Untuk pertama kalinya Rajni merasakan euforia seperti ini.

Javas yang melihat senyum Rajni tak pernah luntur dari tadipun ikut tersenyum dibalik helemnya. Javas sangat ingin berterimakasih kepada kuaci. Karena jika saat itu Rajni tidak memberinya kuaci, mungkin momen seperti tidak akan pernah Javas rasakan. Bersama Rajni merupakan salah satu rangkaian momen terindah dalam hidupnya.

"Ayang acuuu.." panggil Rajni.

"Apa sayangg?" balas Javas lembut.

Tidak seperti pasangan pada umumnya yang budeg kalau di motor, sepertinya telinga Rajni dan Javas normal-normal saja. Keren bukan?

"Kenapa gedungnya ada lampunya?"

Dan detik berikutnya Javas sudah tau kalau dia harus mengumpulkan kesabarannya karena Rajni sudah mulai menanyakan hal-hal random.

"Karena kalau gak ada lampu gelap."

plak.

Rajni memukul helem Javas kesal. "Dasar bego! nenek metal juga tau kalo gak ada lampu ya gelap!"

Javas hanya menghela nafas pasrah.

"Ayang acuuu," panggil Rajni lagi.

"Apa sayangg?"

"Kenapa motor ada ban nya?"

"Kalau gak ada ban, ya gak bisa jalan."

"Iya kahh?"

"Iya sayang.."

"Terus kenapa kalo jalan raya itu rame? banyak motor banyak mobil lewat?"

Javas menghela nafas lelah.

"Sabar Javas, sabar! Ini pacar lo.... tapi minta di smackdown anjingggg!" batin Javas.

"Kenapaa ayangg?" tanya Rajni lagi.

"Karena jalan raya ya buat jalannya mobil motor dan lain-lain." Javas masih bersabar.

"Kamu pinter banget, jadi bangga xixixi" Rajni memeluk Javas sambil menyenderkan kepalanya dipundak Javas.

"Antara guenya yang pinter atau emang pertanyaan cewek gue yang gak berbobot si ya Tuhan..."

"Gak mau nanya lagi?" tawar Javas.

"Nggak ah, capek nanya terus."

Javas terkekeh pelan. Ia mengambil tangan Rajni lalu memasukkannya ke dalam saku Jacket miliknya.

"Takut Jeni kedinginan nanti..." jelas Javas.

Rajni bahagia dengan semua perlakuan manis Javas, tapi di satu sisi Rajni takut kalau ini hanya sementara. Bagaimana kalau suatu saat Rajni sudah tidak bisa merasakan lagi perlakuan manis dari Javas?

Rajni sudah secinta itu dengan Javas. Ia benar-benar tidak ingin kehilangan Javas. Walau semesta tau bahwa sampai kapanpun mereka tidak akan bisa bersama.

"Kenapa diem?" tanya Javas lembut.

"Kalau kita gak bisa bareng lagi gimana ya?"

"Bisa jangan bahas itu dulu? aku lagi bawa motor takut gak bisa fokus nanti. Jangan bahas itu ya? please..."

Karena jujur sampai kapanpun Javas tidak akan mau berpisah dari Rajni.

***

"Bund gimana hubungan Rajni sama Javas?" tanya Rizal -- ayah Rajni.

"Mereka masih bersama dan baik-baik aja," balas Erna --ibunda Rajni.

Rizal menghela nafas, "Bagaimana kalo mereka gak berakhir bersama?" khawatir Rizal.

"Itu konsekuensi yang harus mereka terima karena berani memulai dari awal." ujar Erna. "Oh iya, Yah bagaimana dengan pak Edgar? tidak biasanya pak Edgar hanya diam saja..." lanjut Erna berbicara.

"Mereka juga seperti kita, tidak ikut campur urusan Javas dan Rajni. Karena dari awal Edgar sudah melarang tapi mereka masih kekeh untuk mempertahankan hubungan mereka." jelas Rizal.

Ya, semenjak Edgar mengijinkan Javas dan Rajni bersama Edgar semakin membangun komunikasi dengan kedua orang tua Rajni. Entahlah, tapi Edgar rasa itu perlu dilakukan.

"Semoga diantara mereka tidak ada yang goyah..." harap Erna.

"Ya... semoga saja."

TBC.

Nekat Bucin (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang