14. cinta pertama ?

141 12 0
                                        

Part ini ditulis saat author lagi dengerin lagu Untuk mencintaimu - Seventeen.

Happy reading...!

Banyak yang bilang bahwa, cinta pertama akan membekas sampai kapanpun. Kita akan terus mengingat cinta pertama kita walaupun kita sudah memiliki cinta yang baru. Cinta pertama yang katanya merupakan cinta paling berkesan dalam hidup. Cinta yang sampai kapanpun tidak akan pernah bisa dilupakan. Benarkah begitu?

Bagi Javas Parama Wishaka hal itu tidak berlaku dalam kehidupan percintaannya. Cinta pertamanya tidak berkesan sama sekali untuk hidupnya. Mungkin dulu sebelum Javas menemui Rajni, Ia akan mengatakan kepada semua orang bahwa Nathalia adalah perempuan yang paling berkesan untuk Javas dan mungkin Javas tidak akan bisa membuka hatinya setelah Nathalia meninggalkannya.

Tapi nyatanya, semua itu berubah semenjak Javas mengenal Rajni. Hanya sebuah pertemuan dimana Rajni memberinya kuaci, Javas langsung jatuh cinta begitu saja dan melupakan segala masa lalunya dengan Nathalia. Javas dibuat jatuh cinta sejatuh-jatuhnya oleh Rajni. Bahkan perasaan yang Javas miliki untuk Rajni lebih besar dari pada saat bersama Nathalia dulu.

Rajni sudah benar-benar mengambil seluruh hati Javas begitupun Javas yang dengan rela memberikan seluruh hatinya untuk Rajni tanpa tersisa sedikitpun. Walau Javas tau, ujung dari kisah cintanya dengan Rajni mungkin tidak berakhir bahagia. Tapi Javas tidak perduli. Untuk saat ini, hanya Rajni perempuan yang ingin Javas jadikan teman cinta dalam hidupnya.

"Hey, kok ngelamun?"

Javas tersadar dari lamunannya. Ia menatap mantan kekasihnya yang berdiri tepat di depannya. Sudah Javas bilang, cinta pertamanya tidak berefek apapun untuk Javas. Seperti sekarang, Javas sangat santai berhadapan dengan Nathalia. Berbeda dengan Nathalia yang terlihat grogi dan canggung berhadapan dengan Javas.

"Lo lama."

"Eh ehm sorry yaa?"

"Hm, yaudah cepetan naik." Javas memasuki mobil yang diikuti oleh Nathalia.

Hanya keheningan yang menemani mereka selama perjalanan. Ingin memulai percakapanpun Nathalia tidak seberani itu. Sedangkan Javas memilih diam karena tidak ada juga hal penting yang harus dibicarakan dengan Nathalia.

Mereka sampai di pekarangan Gereja tempat mereka beribadah. Javas memarkirkan mobilnya. Sebelum Javas turun dari mobil, Nathalia menahan lengan Javas.

Javas menatap lengannya yang dipegang oleh Natalia lalu menatap Nathalia secara bergantian sampai akhirnya laki-laki itu melepas tangan Nathalia yang memegang lengannya.

"Sorry, tapi gue harus jaga perasaan Rajni. Ga perduli Rajni liat atau nggak, tapi yang jelas gue gak mau Rajni sampe overthinking ataupun salah paham sama gue." jelas Javas.

"Ah i-iyaa sorry juga..." Nathalia menjauhkan tangannya dari Javas.

"Kenapa? Bentar lagi ibadah udah mau dimulai."

"Ehm i-itu... ehm... Lo bener-bener udah gak punya perasaan untuk gue ya?" Nathalia menatap lekat wajah Javas.

"Gak ada." jawab Javas tegas.

"Semudah itu ngelupain gue?" tanya Nathalia tidak percaya.

"Bahkan semisal kita masi bersamapun terus gue ketemu Rajni, gue bakal tetep milih jatuh cinta sama dia."

"Dan ninggalin gue?" cicit Nathalia.

"Iya." jujur Javas. "Beruntung gue kenal Rajni saat kita udah pisah, jadi gue gak perlu nyakitin hati lo." lanjutnya.

"Jadi... kamu bener-bener udah ngelupain aku ya?" tanya Nathalia dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hm...."

Nekat Bucin (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang