Happy reading...!
Hari-hari semakin berlalu. Sekarang tiba saatnya seluruh murid Gardapati01 melaksanakan Ujian akhir semester 1. Seluruh murid menjalankan dengan sungguh-sungguh ujian kali ini. Terutama kelas 12. Setelah ujian akhir semester 1 dan libur semester nanti mereka akan di sibukkan dengan ujian-ujian menjelang ke lulusan.
"Met, nomor 7 apaan met?" tanya Arkana dengan berbisik.
"Kepo lu bujank!" Javas langsung menutup kertas jawabannya dengan tangannya.
"Allahuakbar," Arkana mengelus dadanya sabar.
"Pelit amat lu met, met." celetuk Kaivan pelan.
"Musuhin aja bego si jamet." kesal Arkana.
"Kaivan, Arkana, Javas kerjakan ujian kalian sendiri. Jangan menyontek!" tegur pengawas.
Arkana, Kaivan dan Javas langsung pura-pura sedang berfikir. Padahal kalo diliat, muka mereka gak ada yang menjamin bisa ngerjain soal ujian kali ini.
"Met, buruan gua liat. Astagfirullah pelit amat lu met met." ujar Arkana tak menyangka.
"Lu bedua yang pada bego." celetuk Nataya pelan nyaris seperti berbisik.
"Lah kok gitu?" bingung Kaivan.
"Ini ulangan Agama bego! ya si Javas bedalah. Kita ulangan Agama Islam, ya dia ulangan Agama Kristen. Tolol banget lu berdua." jelas Nataya dengan susah payah agar suaranya tidak terdengar oleh pengawas.
"OALAH ASU, BENER JUGAK!" spontan Kaivan sambil menggebrak meja.
Semua menatap horor Kaivan.
"KAIVAN, KUMPULKAN HASIL UJIAN KAMU. SEKARANG JUGA!"
"Eh anu itu bu, aduh apa ya, ehm belum selesai hehehehe." cengengesan Arkana.
"KUMPULKAN SEKARANG JUGA!"
Arkana berdecak kesal. Ia bangkit dari duduknya lalu menyerahkan kertas ujiannya kepada pengawas.
"Nasib gue gini amat ya gusti..."
****
Seminggu telah berlalu. Ujian akhir semester 1 telah dilaksanakan. Sekarang waktunya pekan olahraga SMA Gardapati01. Javas mengikuti pertandingan basket dan sepak takraw. Javas mengedarkan pandangannya keseluruh arah untuk mencari keberadaan Rajni.
Matanya menangkap sosok Rajni yang sedang berbincang dengan Raihan. Seketika hawa panas menghampiri Javas. Tangannya mengepal kencang. Dadanya kembang kempis menahan marah. Javas berjalan menghampiri Rajni dan Raihan. Ia langsung menarik tangan Rajni agar menjauh dari Raihan.
"Gak usah deket deket sama calon gue!" ngegas Javas.
"Kayak Rajni mau aja sama lo," nyolot Raihan.
"DIA CEWEK GUA ANJING!" bentakan Javas membuat seluruh pasang mata menatap mereka.
"Javas, udah.." Rajni mencoba menenangkan Javas namun laki-laki itu justru menghentakkan tangan Rajni.
"Gak usah kasar sama Rajni." desis Raihan tajam.
"Bacot Anjing,"
Bug.
Javas menonjok rahang Raihan sehingga laki-laki itu tersungkur. Keadaan semakin memanas. Tidak ada yang menyangka seorang Javas Parama Wishaka yang dikenal sebagai laki-laki humoris bisa sebrutal dan se-emosi itu. Dan itu hanya karena Rajni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nekat Bucin (end)
Ficción General(Cover by pinterest) (Spin Off dari cerita SadaJiwa) "Lo selalu tarik ulur gue Rajni. Gue bingung sebenernya perasaan lo untuk gue gimana sih?" Ini bukan tentang laki-laki brengsek yang tidak cukup dengan satu perempuan, ini bukan tentang laki-laki...