12. makan malam

126 11 0
                                    

Happy Reading...!

Flashback on.

"Ih Javas, turunin aku cepetannn!!!" teriak seorang perempuan yang kini berada digendongan Javas. Ia menggendong perempuan itu ala bridal style.

"Gak mauu!" kata Javas sambil terkekeh pelan.

"Aku malu bangett tau." ujar perempuan itu seraya menyembunyikan wajahnya di dada bidang Javas.

Javas terkikik geli lalu menurunkan perempuan itu. Nathalia Angela. Kekasih pertama sekaligus cinta pertama Javas. Pertemuan pertama mereka berlangsung ketika Nathalia menjadi jemaat baru di gereja tempat Javas beribadah saat mereka kelas 8 SMP hingga sekarang mereka kelas 11 SMA.

"Kamu tuh yaa, aku malu tau sama temen-temen aku!"

Bagaimana tidak malu? Hari ini teman-teman Nathalia sedang berkunjung ke rumahnya, dan tiba-tiba saja Javas hadir dan langsung menggendong dirinya ala bridal style. Walau dalam lubuk hati yang paling dalam, Nathalia juga seneng sih.

"Tapi muka kamu merah tuh. Salting yaa?" goda Javas.

"Ih nggak!" Nathalia mengerucutkan bibirnya.

Javas yang gemas langsung mengecup cepat bibir Nathalia. Perempuan itu melotot garang kepada Javas.

"Banyak temen-temen aku tauuuu," greget Nathalia.

"Bodo amat." kekeh Javas.

"Selamat natal, Nathalia. I love you."

Nathalia menahan senyumnya. Walau pada akhirnya senyum itu lolos juga. "Ih telat dua hari! sekarang udah tanggal 27. But...Love you too!"

Besoknya, Javas mengunjungi rumah Nathalia kembali. Namun kabar yang Javas dapat ialah keluarga Nathalia yang sudah pergi dari pagi. Javas pikir hanya pergi biasa. Nyatanya keluarga Nathalia tidak kembali hingga beberapa bulan kedepan. Dan saat itu Javas sadar bahwa Nathalia telah meninggalkannya tanpa mengabarkannya terlebih dahulu.

Flashback of.

"Buset pedih banget jadi lu pedih." ujar Arkana perihatin.

"Lebih pedih jadi lu, ditinggal kedalem tanah." songong Javas.

"Bangsat."

"Terus sekarang lo gagal move on lagi?" tanya Nataya.

"Lo kalo ngomong jangan ngasal dah. Ada yang denger terus ngadu ke Jeni, bisa berabe urusannya." kesal Javas.

"Oh masih bucin sama Rajni? kirain pindah haluan jadi bucin ke mantan." ejek Kaivan.

"Ih Nathal, kamu jangan kenal sama cowok-cowok itu yaa, mereka tukang ghibah." ujar Pepi yang baru datang memasuki kelas bersama Nathalia.

"Apalagi si Javas, homo tuh dia." Javas melotot kesal. Bisa-bisanya Pepi membicarakan dirinya yang nggak- nggak kepada mantannya.

"Heh perawan, jangan ngasal lo. Gini-gini gue calon jodoh sehidup-sematinya Rajni!" ngegas Javas.

"Beda cara ibadah aja, sok-sokan jadi calon sehidup-sematinya Rajni. Hihhh Pepi mah guling-guling sih kalau jadi Javas." balas Pepi nyolot.

"ALLAHUAKBAR. BENER-BENER MINTA GUE PULANGIN KE ALLAH YA LO?!"

"Jav, ashadu Jav ashadu."

"Javas..." panggil Nathalia.

"Apaan?"

Jujur, ini interaksi pertama mereka setelah beberapa hari Nathalia resmi menjadi murid Gardapati01. Kalau kalian pikir Javas akan deg-degan atau semacamnya kalian salah besar. Javas biasa saja. Dulu, Nathalia memang pernah menjadi perempuan pengisi hatinya. Tapi semua posisi itu sudah diganti dengan Rajni. Bahkan posisi Rajni lebih dari posisi Nathalia dulu.

Nekat Bucin (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang