Typo bertebaran dimana manaa :)
°°°
Hari ini , chika sedang berada di tempat dokter kandungan
Saat itu juga , dokter sedang me-usg kandungan atau janin yang ada di dalam perut chika
"Loh dok itu kok ada dua janin ya?" Tanya Ara sambil menggenggam tangan chika dengan erat
"Jika ada dua janin , berarti kalian akan mendapatkan bayi kembar"
"Suami saya dok yang minta anak lagi trus katanya mau anak kembar" Ucap chika sambil menatap ara
"Hehe" dokter itu terkekeh
"Dad , itu calon adeknya vana ya" Vana menunjuk ke arah layar usg
"Iya nak...tuh lihat dedek bayinya gerak gerak..."
"Usia kandungan chika sudah beranjak 8 minggu"
"Berarti ra...kita pas ngelakuin itu aku ternyata udah hamil" chika mengerutkan keningnya
"Pantesan aja pas ngelakuin itu perut kamu agak buncit. Tapi untung aja alatnya nggak terlalu panjang"
"Aelah ra.."
"Kok kalian ngomong gitu , ini ada anak kecil loh" ucap dokter itu sambil tersenyum tipis
°°°
8 bulan kemudian , janin yang ada di perut chika membesar. 2kali lebih besar dari pada hamil sebelumnya
Hari itu juga chika dan ara sedang berada di dokter kandungan untuk melakukan usg kembali
"Ra , yang cowo mukanya persis kayak kamu banget"
"Tapi keningnya ngikutin kamu"
"Dok ganti yang perempuan lagi" pinta chika kepada dokter
Saat melihat wajah anak perempuannya , wajah itu sangat persis sekali sama chika. Mulai dari kening , bentuk hidung , bentuk dagu , kelopak mata dan hampir 95% sangat persis sama chika
"Cantik chik , kayak mommynya"
"Cantiknyaa anak mommy" kagum chika sambil menatap layar monitor
"Kalo yang cowo lebih ke kamu mukanya ra. Trus yang cewe lebih ke aku mukanya"
"Namanya juga kembar chik"
°°°
Maaf ya gess banyak di skip :)
Dipagi hari ara terbangun , dan diawali dengan chika yang tertidur tepat di sebelahnya
Dirinya berinisiatif untuk mengelus perut chika yang berisikan janin calon anak kembarnya
Ara membuka selimut , membuka kaos bagian bawah chika sampai ke atas perut chika
Dirinya mengelus , mencium perut chika "Selamat pagi anak daddy"
"Hmm..." gumam chika yang baru saja terbangun
"Mommynya udah bangun nihh"
"Ni anak yaa. Pagi-pagi gini bukannya manjain istrinya malah manjain calon anaknya"
Ara memajukan badannya lalu mencium kening chika lama "hehe...maaf ya sayang"
Ara turun dari kasur dan berjalan ke arah pintu kamarnya "Sebentar ya chik , aku mau bangunin vana duluu"
"Iyaa"
Ara berjalan ke arah kamar vanka terlebih dahulu , karna umur vanka sudah 1 tahun jadi vanka diperbolehkan tidur di kamarnya sendiri
Ara membuka pintu , dan terlihat sudah ada vanka yang baru saja terbangun dari tidurnyaAra menggendong vanka dan mencium pipi vanka "Selamat pagi anak daddy"
"Kita ke kamar kakak vana yuk"
Ara keluar dari kamar vanka , dan menuju kamar vana yang tidak terlalu jauh dari kamar vanka. Namun saat membuka , ara melihat vana wajahnya yang pucat , saat melihat vana secara dekat
Sudah terlihat noda darah yang berada di hidung vana , badan vana penuh dengan lebam , dikarenakan kanker nya kumat"Astaga..." ara menyingkirkan helaian rambut yang bertumpuk di wajah vana
"VANAA.." Jerit ara , chika mendengar jerit ara dari dalam kamar vana
Dirinya bangun dan turun dari kasur sambil menahan berat yang dirinya tahankan karna ada dua janin yang ada di dalam perutnya
Saat masuk , chika melihat wajah ara yang sangat panik"Ada apa si-" chika tetap memegang perutnya , melihat vana yang terkapar tak sadarkan diri. Mata chika melotot dan terkejut
"Tolong chika kamu pegan vanka dulu , aku mau hidupin mobil" ara memberikan vanka ke gendongannya
Ara secepat kilat turun ke bawah dengan menggunakan tangga , dan 3 menit kemudian ara kembali dan menggendong vana
"Pake lift aja ra" ucap chika
"Kamu pake lift. Aku pake tangga" ara sedikit berlari menuju tangga
°°°
"Kanker darah atau leukimia yang di derita vana sudah memasuki stadium 2. Jadi jika sudah hampir memasuki stadium 4 , itu harus dilakukan operasi transplantasi tulang sum-sum...jika tidak dilakukan yang namanya operasi. Nyawa taruhannya" ucap dokter cindy
"Ya udah , saya mau keluar dulu" Dokter cindy membuka pintu dan keluar
Ara berjalan ke arah kasur vana , tak sengaja dirinya meneteskan air matanya menatap anaknya tak sadarkan diri dengan infus di bagian tangan kanan , dan selang oksigen dihidungnya "anak daddy , daddy gak tega banget" ara mengelus kepala vana lembut
"Ara. Jangan nangis..." chika mengusap pipi ara "aku juga sedih raa" chika juga meneteskan air matanya
"Daddy hanya ingin kamu bisa pergi dari penyakit kanker mu nak" ara mencium punggung telapak tangan Vana
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
God, I Love Her [ Completed ]
Roman pour Adolescents"we will continue to love each other." WARNING : GXG AREA🔞🔞