Seylla terbangun dari tidur nyamannya, ketika ada cahaya yang masuk dari celah jendela kamar nya. Dia mengerjapkan-ngerjapkan mata nya beberapa kali, sebelum beranjak dari tempat tidur nya menuju kamar mandi.
Entah mengapa, hari ini Seylla begitu sangat lemas. Kepala nya juga begitu sedikit pusing, dia memandang pantulan dirinya sendiri didepan cermin. Ternyata wajah nya begitu sangat pucat, apalagi bibir nya.
Dia menghela nafas nya kasar, dia merasa akhir-akhir ini ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh nya. Dia menjadi sering merasakan lemas dan juga pusing, bahkan beberapa waktu lalu dia sempat mimisan. Padahal sebelumnya dia tidak pernah merasa seperti ini.
Seylla menggunakan sedikit bedak dan juga lipstik guna menutupi wajah pucat nya. Setelah selesai bersiap-siap, dia beranjak keluar dari kamar nya untuk sarapan dengan sang kakak.
Jangan sampai dia terlihat keliatan sakit didepan sang kakak, jika tidak mau diseret pergi kerumah sakit.
Seylla menghampiri Jeffry yang baru saja selesai membuat makanan "pagi Jepri"sapa Seylla dengan cerianya.
"Hm, pagi"balas nya "Lo berangkat bareng sama gw ya, sekalian gw ada kelas pagi"sambung Jeffry.
"Ya iya lah..... Sekarang kalo nggak sama Lo mau sama siapa lagi??"
Seylla mengendus kesal, dia jadi teringat dengan mobil Lamborghini Aventador nya yang ikut menjadi korban sitaan bank. Sedangkan mobil Tesla milik Jeffry tidak, karena mobil itu adalah hadiah ulang tahun Jeffry yang ke sembilan belas tahun, dan itu sudah atas nama sang kakak. Makanya mobil itu aman.
"Tapi gw pulang agak sore-an kayak nya, lagi banyak tugas. Gw nggak bisa jemput Lo nggak papa??"
"Ya udah, nggak papa. Nanti gw nebeng aja ke Eza"
Jeffry memperhatikan wajah sang adik lebih dalam lagi, wajah Seylla terlihat begitu berbeda. Tumben sekali adik nya ini memakai make up??
"Tumben"celetuk Jeffry heran.
Seylla mengerutkan keningnya bingung "tumben kenapa??"
"Tumben Lo pake make up, biasa nya juga kagak"
"Suka-suka gw lah"seru Seylla kesal.
"Sehat Lo??"tanya Jeffry kesal seraya menempelkan punggung tangan nya di dahi Seylla "panas, Lo sakit??"tanya Jeffry sedikit terkejut.
Menepis kasar tangan Jeffry yang berada di dahi nya "Gw nggak papa, cuma sedikit nggak enak badan aja"
Jeffry mengendus kesal "kuat sekolah nggak?? Kalo nggak, mending nggak usah berangkat aja"
"Ya Allah, Bang...... Gw cuma nggak enak badan aja dikit, nggak bakal pingsan juga"
Jeffry lagi-lagi mengendus kesal menghadapai sifat keras kepala nya sang adik "ya udah, tapi nanti kalo udah nggak enak banget mending ijin aja"
"Iya dah iya"
_oOOo_
Seylla pikir, dia hanya demam biasa. Tapi ternyata badannya sangat lemas, kepalanya juga pusing. Jalan sedikit saja berasa seperti terkena gempa, berputar.
Setelah sampai di dalam kelas, Seylla langsung menenggelamkan kepalanya di atas meja, menjadikan tangan nya sebagai bantalan.
Baru saja dia akan memejamkan mata nya, tiba-tiba teriakan seseorang dari arah pintu masuk mengagetkan nya.
"SEYLLA....."
KAMU SEDANG MEMBACA
dear li'l sister [ On Going ]
Short Story[ FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA ] terkadang manusia hidup seperti air. ya, walaupun harus terjun bebas dari atas tebing dan terbagi menjadi butiran-butiran yang lebih kecil. tapi tak sekali pun ada yang pernah menilai seberapa kuat atau rapuh nya...