Seylla terbangun di pagi hari, padahal ini adalah hari minggu. Meraka sudah sepakat untuk tetap bermain sepeda hari ini, dengan catatan tidak terlalu jauh karena mengingat kondisi Seylla.
Dia melirik ke arah kamar sang kakak yang masih tertutup rapat "dih, katanya mau joging!! Tapi jam segini aja masih tidur"gumam Seylla pelan.
Dia masih sibuk memasukan obat-obatannya ke dalam tas kecil, untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Akhhh..... Shhhhhh....."
Seylla yang hendak berjalan keluar itu menghentikan langkahnya ketika tiba-tiba perut nya terasa nyeri. Dia beringsut, menumpukkan ke dua lutut nya di atas dinding lantai. Tangan kirinya dia gunakan untuk meremat perut nya kuat.
"Shhhhhh.... Please jangan sekarang, gw baru aja mau jalan"gumam Seylla pelan.
"Arghhh.... Kenapa sakit banget sih bangsat!!"gerutu Seylla yang sudah membungkuk sempurna, kedua tangannya masih setia bertengger di atas perutnya.
"Hah.... Hahh..... Shhhhhh....."
Bukan hanya perut nya, namun sekarang dadanya juga terasa begitu sangat sesak. Untuk bernafas saja rasanya begitu sangat sulit.
Dia langsung mengacak-acak tas nya kembali, mencari obat yang sangat dia perlukan saat ini. Setelah menemukannya, dia langsung menelan nya dengan air putih yang ada di atas meja itu.
"Hah... Hahh.... Please, kenapa sakit banget hahh shhhhhh..."
Seylla menggeliat pelan, obatnya belum juga bereaksi. Bahkan rasa sakitnya semakin terasa begitu saat dia menarik nafas.
"Woy lah.... Hahh... Masa gw mati sekarang Hahh.... Sih shhhhhh....."
"Ayo dong kerja sama nya, hahh.... baru juga gw mau seneng-seneng shhhhhh....."
Seylla terus menggerutu kesal, keringat dingin kini telah bercucuran membanjiri wajah pucat cantiknya. Dia menggigit bibir bawahnya dalam untuk menyalurkan rasa sakit nya.
Saat dia memejamkan mata indahnya, ponsel yang berada dalam kantong celananya itu bergetar, seperti nya ada panggilan masuk.
Eza Dekil calling....
Seylla menghirup udara segar banyak-banyak dan kembali menghembuskan nya. Dengan tangan yang bergetar, dia menggeser layar itu dan mengangkat telponnya.
"Woy!! Gw chat kagak di bales lu!! Situ dimana sih neng?? Baru bangun ya?? Keburu siang ini.... Kita udah ngumpul"
"Bentar.... Tunggu bentar hahh.... Gw otw..."
Tak ingin mendapatkan banyak pertanyaan dari Eza, Seylla langsung memutuskan panggilan tersebut secara sepihak. Dia berdiri, tangan nya bertumpu pada sofa disampingnya.
"Hahhh.... Lu kuat Sey shhhhhh.... Lo pasti bisa"ucap Seylla menyemangati diri sendiri seraya berdiri berdiri tegak.
Dia berusaha berjalan meski sedikit tertatih, dan juga beberapa kali berhenti hanya untuk menghirup udara yang masih terasa sesak di dadanya.
Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan bagi dirinya, akhirnya Seylla sampai di taman tempat meraka bertemu. Di sana sudah ada ketiga sahabatnya yang sudah bertengger di atas sepedanya masing-masing.
Seylla menyekal keringat yang masih bercucuran di wajah nya "sorry telat"
Ke tiga teman nya langsung menoleh ke arah belakang "woy!! Baru bangun ya Lo!!"seru Reno yang mendapati Seylla datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
dear li'l sister [ On Going ]
Cerita Pendek[ FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA ] terkadang manusia hidup seperti air. ya, walaupun harus terjun bebas dari atas tebing dan terbagi menjadi butiran-butiran yang lebih kecil. tapi tak sekali pun ada yang pernah menilai seberapa kuat atau rapuh nya...