Jeffry berjalan gontai menuju pemakaman umum dengan membawa dua buket bunga ditangan kanannya. Sesampainya di sana, dia duduk bersimpuh ditengah-tengah makam kedua orang tua nya, yang sengaja dimakamkan berdekatan.
Dia menaruh bunga tersebut dan mengusap kedua batu nisan itu secara bergantian.
"Ayah sama Bunda apa kabar?? Maaf Jeffry jarang kesini, Seylla juga nggak ikut, dia masih sekolah"
"Kalian pasti udah ketemu ya disana?? Nanti kalo udah waktunya, kita kumpul berempat lagi ya. Jeffry kangen sama kalian"
"Hidup itu berat ya Bun, apalagi nggak ada kalian"
Jeffry menengadah, menahan air matanya yang hampir saja terjatuh. Mungkin ini pertama kali nya, semenjak ditinggalkan Kedua orang tua nya, dia menangis dan mengeluh seperti ini.
Dulu, saat sang Bunda pergi, dia masih bisa bersandar pada sang Ayah. Tapi sekarang, saat Ayah nya juga ikut pergi, tidak ada lagi sandaran untuk nya, yang ada dia yang menjadi sandaran untuk Seylla-adiknya. Dia selalu berusaha untuk menjadi kuat, walaupun sebenarnya dia juga rapuh.
"Bun, sekarang adek udah gede, tahun depan dia udah mau kuliah. Tahun depan juga Abang udah mau wisuda, Abang bakal jadi dokter"
"Bunda masih inget kan kalo adek itu mirip banget sama Bunda?? Mulai dari mata, hidung, bibir sampe senyuman nya juga mirip sama Bunda"
"Pokonya yang ada sama adek itu jiplakan Bunda banget ya"
Jeffry terkekeh geli lalu mengusap air mata nya yang sedari tadi dia tahan akhirnya jatuh juga.
"Tapi kenapa Bun?? kenapa?!! Kenapa adek juga sakit kayak Bunda?!!"
Dia menundukkan kepalanya, Jeffry sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi.
"Adek sakit Bun.... Jeffry harus gimana??"tanya Jeffry pelan ditengah-tengah Isak tangisnya.
"Sekarang Jeffry cuma punya Seylla aja Ayah.... Bunda...."ucap Jeffry seraya memandang ke dua makam itu secara bergantian.
"Tolong jagain Seylla dari atas sana ya?? Jeffry pamit pulang dulu, nanti kesini lagi sama adek"
Jeffry pamit dari sana ketika langit terlihat mendung, bahkan semesta pun ikut merasakan kesedihan dari Jeffry.
_oOOo_
Seylla merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Sepi, sepertinya kakak nya itu belum pulang.
Satu jam yang lalu Jeffry mengirimkan pesan pada nya, bahwa dia akan pergi kerumah sakit untuk mengambil hasil tes laboratorium miliknya.
Sebenarnya, Jeffry menyuruh dia agar ikut pergi ke rumah sakit, tapi Seylla masih ada kegiatan di sekolah, jadi terpaksa Jeffry mengambilnya sendiri. Lagipula, Seylla malas untuk pergi lagi ke tempat itu.
Baru saja dia akan beranjak menuju kamar, seketika pintu apartemen itu terlihat terbuka. Dia segar berbalik dan berjalan ke arah depan. Disana, terlihat Jeffry yang baru saja masuk, melepaskan sepatu nya.
"Bang, Lo baru pulang dari rumah sakit??"tanya Seylla.
Jeffry hanya diam tak menjawab pertanyaan dari sang adik, masih dengan kegiatannya yang menyelesaikan membuka sepatu.
"Abang!!"panggil Seylla ketika sang kakak masih saja diam, bahkan saat dia berjalan hanya melewati nya.
Jeffry mendudukkan dirinya di atas sofa, diikuti Seylla dibelakang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dear li'l sister [ On Going ]
Kısa Hikaye[ FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA ] terkadang manusia hidup seperti air. ya, walaupun harus terjun bebas dari atas tebing dan terbagi menjadi butiran-butiran yang lebih kecil. tapi tak sekali pun ada yang pernah menilai seberapa kuat atau rapuh nya...