Noze meniup telapak tangannya yang terasa dingin. Sesekali matanya menyapu pemandangan taman yang cukup sepi malam ini. Tentu saja, siapa yang ingin berlama lama berada di luar saat musim dingin sedang tiba. Tapi berbeda untuk dirinya, ia rela bahkan jika tubuhnya mendadak menjadi es batu demi orang yang di cintainya. Secangkir kopi americano menemani malamnya yang sedang menunggu seseorang. Senyumnya tak berhenti mengembang saat orang tersebut memberinya pesan jika dia akan sampai kurang dari limabelas menit.
Ternyata begitu susah menjadi kekasih dari seorang idol. Terkadang waktu yang menjadi penghalang agar mereka dapat bertemu satu sama lain. Noze tak mengeluh, ia justru merasa sangat bahagia karena kekasihnya adalah orang yang hebat. Dia tak mempermasalhkan jika pertemuannya dengan Chaeyeon dapat dihitung dengan jari setelah tiga bulan menjalin kekasih. Baginya melihat Chaeyeon begitu senang bersama dengan grupnya juga membuatnya bahagia. Chaeyeon adalah orang yang hebat dan aku bangga menjadi kekasihnya.Awal hubungan mereka bisa dibilang cukup rumit. Chaeyeon yang akhirnya mengaku kepada Hyewon langsung mendapat kekesalan dari temannya itu. Bahkan keduannya mendadak menjauh membuat grupnya kebingungan. Tak hanya Eunbi sebagai leader, Noze juga sangat terkejut saat melihat sudut bibir Chaeyeon terluka saat pertama kali mereka berkencan. Chaeyeon bahkan harus menutup mulutnya saat melakukan siaran langsung dengan membernya.
Noze begitu sangat khawatir tapi Chaeyeon justru tertawa seolah itu bukanlah masalah yang besar."Hahaha, aku tidak tahu dia punya tenaga sebesar itu. Kupikir hanya wajahnya saja yang terlihat lempeng" Noze langsung meninju kecil lengan Chaeyeon saat kekasihnya itu bercerita dengan tawanya yang khas.
Dua minggu juga Chaeyeon dan Hyewon tak berinteraksi sehingga membuat membernya heran.
Tapi semuanya sudah tahu.
Hati Noze pun sudah memilih, jadi tidak ada yang bisa menentangnya. Chaeyeon adalah pilihannya, hatinya yang memilih. Dia juga sangat kesal ketika Hyewon membanggakan dirinya sendiri."Aku bahkan jauh lebih cantik dari dirinya"
Noze mendengus saat itu juga, yang dia butuhkan bukan hanya sekedar tampang tapi juga sifat dan hatinya. Itu juga yang membuat Noze yakin untuk bersama demgan Chaeyeon.
Akhirnya juga Hyewon menerima, dia juga meminta maaf pada Chaeyeon karena memukulnya. Begitu juga dengan Chaeyeon. Hanya saja waktu itu, Noze melihat salah satu orang didepannya menatap dirinya dan Chaeyeon sendu.
Maafkan aku Sakura, sama dengan Chaeyeon aku juga ingin egois.
Noze tentu tahu perasaan gadis Jepang itu kepada Chaeyeon, namun lagi egonya menyuruhnya utuk tetap bersama dengan Chaeyeon, orang yang dicintainya. Walaupun terkadang dia harus menahan kecemburuannya melihat Sakura yang terus mendekati Chaeyeon, tapi Noze percaya Chaeyeon dapat menjaga hatinya dengan baik.
Dia juga memberitahu kabar kencannya dengan Chaeyeon pada Jinhyang dan Emma, mereka sangat terkejut. Emma bahkan menatapnya tak percaya saat dia bilang jika Chaeyeon adalah kekasihnya.
"Aish kupikir aku masih punya harapan" ucap Jinhyang lesu, Noze tersenyum kaku.
"Tapi sudahlah, selamat ya. Aku selalu penasaran sosok pacar seperti apa yang Chaeyeon dapatkan dan dia ternyata justru temanku"
Noze hanya menganggukan kepalanya, bingung ingin menanggapi.
~~~~
Noze semakin merapatkan mantelnya saat udara mulai terasa lebih dingin, ini sudah lewat limabelas menit dan Chaeyeon belum juga datang. Ia mengecek ponselnya dan tidak ada satupun pesan dari kekasihnya itu.
"Apa dia terjebak macet"
"Kuharap dia baik baik saja"Senyum Noze mengembang saat tangan tiba tiba menutup matanya. Dari aroma parfumnya saja dia tahu seseorang yang sedang jahil padanya ini.
