08. Bad Feeling ⚠

11.8K 982 76
                                    

(nyoh, sungkem sama saya sini)

Warn⚠️ kinda 18+! minor dni please.

[Dalam cerita ini, saya hanya meminta nama dan visual saja. Jangan menyangkut pautkan seisi cerita ini dengan kehidupan asli para cast. Thank you.]

• ------------ • ✴ • ------------ •

Junkyu menutup mulutnya, menahan suara desahan yang sedari tadi terus menerus memaksa ingin keluar dari bibir tipis itu.

Air matanya tak berhenti mengalir. Ia berusaha mengabaikan ingatan tentang sebelumnya dan mencoba menikmati sentuhan yang Haruto berikan.

Ia menoleh pada kaca besar di dekat lemari yang menampilkan tubuhnya sudah tak dilapisi sehelai benang apapun. Pinggang rampingnya melengkung indah tatkala Haruto menciumi paha bagian dalamnya.

Tubuhnya sudah kotor.

Dan ia meminta Haruto membersihkan seluruh bekas tersebut dari tubuhnya.

"Jangan ditahan."

Junkyu beralih memandang Haruto yang tengah berada di atas tubuhnya dengan tatapan sayu. Entahlah, Junkyu sudah pasrah dengan semuanya.

Haruto menarik tangan Junkyu agar tak menutup mulutnya. Kemudian ia mengusap air mata Junkyu yang masih saja terus mengalir dari mata indah itu.

Bibir lembut itu Haruto cium. Memberikan sentuhan kecil agar Junkyu tak mengingat akan hal yang terjadi padanya beberapa waktu lalu.

Ya, Junkyu diperkosa.

Haruto tak tahu jelasnya. Tapi ia paham dengan tatapan mata Junkyu saat ini.

"Akhh..." Junkyu mendesah pelan disela-sela ciumannya. Tangannya bergerak meremat rambut hitam legam Haruto.

Rasanya aneh.

Ia menikmati ini. Junkyu akan mencoba menikmatinya, dan mencoba untuk melupakan hal-hal yang sebelumnya terjadi.

Haruto kemudian melepas ciuman mereka. Mata itu menatap Junkyu lapar, seakan Junkyu adalah santapan nikmat yang akan disajikan di atas meja.

Ia melesakkan wajahnya pada leher putih Junkyu. Bercak-bercak merah sudah menghiasi disana. Tak banyak, namun bisa membuat emosi Haruto membuncah lagi.

"AKH!" Junkyu menjerit. Kepalanya mendongak ke atas, merasakan kesakitan dan kenikmatan yang menyatu.

Haruto memberi tanda kembali pada bekas merah tersebut. Rasanya perih. Tetapi entah mengapa Junkyu menginginkan hal itu lagi.

"H-haruhh... akhh ahhh..."

Junkyu menenggelamkan wajahnya pada lipatan bahu Haruto dengan kuat; menahan desahan yang keluar dari mulut laknatnya kala jari-jari Haruto bergerak memasuki lubang miliknya.

Dua jari. Lalu bertambah tiga jari.

"Ah! Ah! Ah!"

Jari-jari Haruto begitu panjang. Hanya dengan jarinya, Junkyu bisa merasakan titik manisnya ditekan berkali-kali dengan brutal.

Junkyu bisa gila.

Sentuhan itu berbeda. Sangat berbeda.

Sentuhan Haruto adalah sentuhan yang harus ia ingat. Bukan sentuhan dari lelaki brengsek yang memperkosanya tadi.

Haruto adalah yang terbaik. Melebihi apapun di dunia ini.

"H-haruuh... p-pelan-pelanh please- AKH!"

be with me; harukyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang