yuhuu, i'm back :)
• ――――――――― • ✴ • ――――――――― •
"Kak, lo kenapa sih? Tiba-tiba demam tinggi sampe gemetaran begini?!"
Suasana pagi hari yang heboh untuk Jeongwoo.
Pagi-pagi tadi, rencananya ia ingin mengajak Haruto sarapan bersama karena makanan sudah selesai. Tapi saat masuk ke kamar Haruto, ia malah menemukan Haruto yang jatuh gemetar di atas lantai.
Jelas Jeongwoo panik. Jeongwoo langsung menggendong Haruto untuk naik ke atas ranjang dan menelpon dokter pribadi mereka untuk datang ke rumah.
Haruto diselimuti berlapis-lapis selimut karena tubuhnya yang bergetar hebat. Padahal AC sudah mati dan penghangat ruangan juga hidup.
"Heh, jangan mati dong! Nanti siapa yang mimpin SkyHigh!" teriaknya panik.
"Kak!"
"Ya Tuhan, beneran mati?!"
"Kak!!!"
"Gue masih hidup, Jeongwoo."
Jeongwoo mengangkat kepalanya, melihat Haruto yang kini membuka kedua matanya dengan tipis.
"PUJI TUHAN, MASIH IDUP!!!"
"Berisik."
Berkali-kali Jeongwoo mengecup punggung tangan Haruto. Percayalah, Jeongwoo tengah menangis khawatir saat ini.
Semenjak kejadian malam itu, Haruto menjadi lebih pendiam dan lebih sering mengerjakan pekerjaannya di dalam kamar. Hal tersebut cukup membuat para pekerja perusahaan bingung.
Kemarin, Haruto mengeluh pusing. Akhirnya Jeongwoo dengan senang hati membelikan obat, meski harus berjalan beratus-ratus meter untuk sampai di apotek.
Hari ini, Haruto ditemukan tak sadar diri di kamarnya. Efek stres, lalu Haruto sering menunda makan. Mungkin hal tersebut yang membuatnya sakit.
Tapi ini aneh, benar-benar aneh.
Haruto sangat jarang sakit. Mungkin hanya sakit selama 2 hari dan akan kembali bekerja esok hari. Tapi ini... Haruto bisa dihitung sering muntah-muntah dan mengeluh pusing sejak tiga minggu lalu.
Awalnya Jeongwoo berniat membawa Haruto ke rumah sakit, tetapi karena Jeongwoo tidak ingin repot-repot jadinya ia yang memanggil dokter ke rumah.
"Sakit, Woo."
Merasa jika kemejanya ditarik-tarik, Jeongwoo menoleh pada Haruto yang kini seluruh tubuhnya tertutupi selimut.
"Iya, sabar ya," ujar Jeongwoo menenangkan.
"Pusing, Woo."
"Iya tau."
"Kangen, Woo."
"Iya―"
Jeongwoo diam, tangannya berhenti menepuk-nepuk punggung Haruto.
Rindu?
Haruto rindu dengan siapa?
"Kangen siapa?" tanya Jeongwoo.
Haruto menggeleng kecil, semakin menutupi tubuhnya dengan selimut. Bahkan kini hanya terlihat beberapa helai rambutnya saja.
"Woo," panggil Haruto dengan suara yang teredam selimutnya.
"Hmmm?" Jeongwoo menyahut, malas.
"Beliin parfum vanilla."
"HAH???!!"
Kesal, Haruto menendang Jeongwoo hingga tubuh bongsor sang adik jatuh ke lantai.
Untung Jeongwoo kuat, dia malah lebih excited karena tahu Haruto menginginkan parfum beraroma vanilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
be with me; harukyu [✓]
Fanfiction[completed] ❝Cukup turutin apa kata gue, dan duit bakal ngalir ke lo terus tiap butuh. Deal?❞ ❝Deal.❞ warn! bxb harukyu enthu haru!dom kyu!sub homophobic?go away! © astereash