22. Slowly Improving Life

5.7K 806 78
                                    

Kalian pada pinter-pinter banget nebaknya, aku mau nangis t______t

• ------------------- • ✴ • ------------------- •

"Kamu habis darimana?!!"

"Ish! Santai dong! Emang aku ilang?!"

Kesal. Junkyu kesal saat mendengar Yoonbin membentaknya dengan suara yang sangat keras. Bahkan menggema di parkiran rumah sakit.

"Darimana?" Yoonbin berkacak pinggang, memarahi Junkyu.

Junkyu menunjuk arah taman. "Dari sana. Tapi aneh deh..."

"Aneh apa?"

"Tadi aku dateng kesana buat main ayunan bentar sambil nunggu kamu, terus gak tau kenapa... tiba-tiba aku bangun dalem keadaan masih duduk di ayunan. Aku ngerasa aneh..."

Yoonbin menghela napas, menarik tubuh Junkyu untuk ia peluk erat-erat. Yoonbin sudah sangat panik tadi, bisa-bisa Yoona akan memarahinya jika Junkyu hilang.

"Jangan pergi sendiri, aku khawatir."

Tidak, Yoonbin tidak menyukai Junkyu.

Dia sudah menganggap Junkyu sebagai adiknya sendiri walau mereka berdua memiliki umur yang sama. Junkyu itu butuh penyemangat, dan Yoonbin harus menyemangatinya.

Hamil itu tidak mudah. Yoonbin tahu itu karena Yoona sendiri yang mengalami.

Yoonbin itu... anak yatim.

Ayah Yoonbin meninggal dunia saat Yoona tengah hamil 2 bulan. Katanya kecelakaan tunggal. Dan Yoona berakhir harus mengandung Yoonbin sendirian dan merawatnya hingga sebesar ini.

Dari apa yang Yoonbin ketahui, begitu banyak perjuangan Yoona untuk membesarkan dirinya. Dari sejak masa kandungan sampai sekarang.

Sering Yoonbin mendengar cerita bahwa Yoona sudah putus asa saat tengah mengandungnya 5 bulan. Namun Yoona kembali bangkit atas semangat dari orang-orang sekitarnya.

Sama halnya dengan apa yang Junkyu rasakan sekarang.

Yoonbin tidak mau Junkyu merasa putus asa dan sendirian seperti apa yang Yoona rasakan dulu. Junkyu butuh semangat, bukan hinaan.

"Ben, kamu kenapa sih?" Junkyu bersuara disamping telinga Yoonbin. Mengerutkan keningnya tanda tak paham.

"Gapapa. Cuma takut aja."

Junkyu membalas pelukan Yoonbin, menepuk-nepuk punggung kokoh tersebut dengan senyuman di bibir. "Gak perlu takut. Aku masih disini."

"Kamu ngomong begitu seakan-akan mau pergi."

"Enggak lah. Kata siapa aku pergi?"

"Kata ku."

"Kan aku bilang, aku masih disini."

"Tandanya kamu belum tentu ada besok, lusa, minggu depan, bulan depan, dan tahun depan. Kamu mau pergi, ya?"

Junkyu tertawa pelan. "Umur gak ada yang tau. Mungkin raga aku masih disini, tapi jiwa aku yang menghilang."

"Kan, beneran mau pergi."

"Enggaaa. Udah ah, ayo kerumah kamu."

Pelukan tersebut terlepas, lalu Yoonbin mengusak rambut Junkyu gemas.

Yoonbin menggandeng tangan Junkyu, menariknya maju ke arah mobil mereka yamg diparkirkan.

Ayo pulang. Dan mulai kehidupan baru.

be with me; harukyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang