01. Awalan

13.1K 1.6K 284
                                    

Harsh word bertebaran 🙏

•••

"Hah? Dianter jemput juga?"

Junkyu melongo. Ia menatap motor dihadapannya dengan tatapan kagum sekaligus kaget. Ada Haruto yang menaikinya.

Namun lelaki Jepang itu turun dari motor, dia memilih memarkirkannya di halaman kost Junkyu dan membuka helm full face miliknya.

"Kita jalan aja ya, didepan sana ada orang jual bubur yang enak," ucap Haruto tanpa beban.

Tentu Junkyu tidak apa-apa, pun sebelum ini dia selalu pulang pergi sekolah dengan berjalan kaki. Namun, apakah Haruto tak apa-apa? Sekolah mereka berdua itu beda, jelas sekolah Haruto lebih jauh dari sekolah Junkyu.

"Emang gapapa?" tanya Junkyu heran.

Haruto meliriknya sekilas, "gapapa lah. Emang jalan kaki tuh haram?"

Bukan begitu maksud Junkyu...

Tanpa banyak berkata lagi, Haruto mengambil tangan Junkyu untuk dia genggam. Dia menariknya untuk segera pergi sebelum telat.

Sebenarnya jalanan pagi ini masih sangat sepi, tidak usah berpegangan tangan juga tak apa. Tapi Haruto tetap memegang tangan Junkyu erat agar tidak hilang.

Yah, tetapi Junkyu tak sadar akan hal itu karena fokus membenarkan letak jaketnya.

"Mau pindah kapan?" Haruto bertanya ketika mereka mulai sampai di depan jalan.

Junkyu mengangkat wajah, berpikir-pikir sejenak. "Habis pulang sekolah bisa? Soalnya kalo malem agak sibuk nugas," jawabnya sehabis itu.

"Bisa. Tinggal di apartemen gue aja, jarang dipake sih tapi sering dibersihin kok."

"Apartemen kamu?" beo Junkyu kemudian.

"Hm, belinya pake uang kerja gue."

Mata Junkyu membulat kagum. Wah, Haruto ini keren sekali. Masih muda sudah bisa menghasilkan uang.

Haruto berjalan santai sembari memasukkan tangannya dan tangan Junkyu ke dalam saku jaket. "Semua uang yang lo pake itu uang gue. Bukan uang orang tua. Jadi gak usah takut makainya."

"Bukan uang haram, 'kan?" Junkyu menerka-nerka, menunjuk wajah Haruto penuh selidik.

"Bukan," balas Haruto singkat. "Udahlah, belum saatnya lo tau apa kerjaan gue."

"Jangan-jangan kamu mafia?!" tuduh Junkyu agak kurang masuk akal.

Haruto mendelik, ada-ada saja.

Ia mengeluarkan satu tangannya dari saku jaket. Menepuk-nepuk rambut sehalus kapas milik Junkyu tanpa tenaga, menyebabkan rambut itu agak berantakan.

"Gak usah mikir aneh-aneh. Gue kerja diusia muda juga bukan berarti uang gue haram. Nanti lo juga tau kok."

Akhirnya Junkyu diam, Haruto seperti tidak ingin memberi tahu apa pekerjaannya pada Junkyu. Dia seperti menutupnya.

Junkyu itu hanya penasaran. Darimana orang semuda Haruto bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Hingga dia bisa memiliki black card, apartemen, motor dan mobil yang harganya mungkin sangat fantastis.

be with me; harukyu [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang