Keadaan Joanna semakin parah karena tenaga medis terlambat datang sebab terhadang banjir bandang. Iya, hujan turun sangat deras tiba-tiba. Seolah semesta sedang bekerjasama untuk membuat Joanna menderita. Begitu juga dengan Jeffrey yang sudah pingsan akibat kehabisan darah. Sehingga Joanna yang sudah sekarat hanya bisa mencoba tetap sadar dan berdoa tanpa suara.
Tuhan, aku memang bukan hamba yang taat. Dosaku masih banyak dan aku tidak tahu apakah ibadah yang selama ini kulakukan diterima atau tidak. Jika hari ini adalah hari terakhirku di dunia---aku ikhlas. Namun, aku mohon---berikan balasan yang setimpal pada suamiku dan selingkuhannya jika hubungan mereka benar-benar ada.
Gelap. Joanna merasakan gelap sesaat. Karena cahaya putih tiba-tiba saja datang dan membuat kesadarannya kembali datang. Namun, suara tangis orang-orang mulai terdengar. Rendy, Liana dan adik-adiknya. Sekaligus Jeffrey dan kedua orang tuanya.
Joanna, dia benar-benar bisa melihat mereka semua, sekaligus melihat dirinya sendiri yang sudah terbaring kaku di atas brankar. Dengan wajah pucat dan telanjang. Serta, tubuh bagian bawah yang sudah hancur karena terhimpit berton-ton muatan truk gandeng yang sedang mengangkut mobil Avanza.
Aku sudah meninggal? Semudah ini? Tuhan, apa ini sungguhan? Aku masih muda, masih ada banyak hal yang masih belum kulakukan. Menemani orang tuaku ke Mekkah tahun depan, menemani adik-adikku wisuda dan membalas dendam pada suamiku yang telah berselingkuh dengan mantan pacarnya.
Jasad Joanna sudah ditutup kain kafan sekarang, kemudian dibawa ke ruang mayat agar dapat dimasukkan ke dalam peti mati segera.
Joanna mendekati orang tuanya, Lina hampir pingsan, namun segera Rendy tangkap bersama ketiga adik Joanna. Evan, Vega dan Alana. Sedangkan Jeffrey, dia masih bersimpuh di pojok ruangan. Mungkin sedang pura-pura terluka karena nyatanya---dia tengah berbahagia di dalam hatinya.
Joanna yang masih tidak terima karena telah meninggal dengan mudah, kini berusaha menidurkan diri di atas jasadnya. Namun sayang, raganya tidak dapat kembali di dalam tubuhnya. Hingga membuat dirinya terus saja terpental karena dia benar-benar sudah tidak dapat kembali ke dunia.
Joanna sudah putus asa, dia hanya bisa menangis dan duduk di pojok ruangan sembari menutup wajah. Sebab, dia benar-benar tidak sanggup jika harus meninggal sekarang. Karena masih ada banyak hal yang masih belum diselesaikan.
"Bangun! Percuma, menangis tidak akan menghidupkan apa yang telah mati! Menyesal juga tidak akan mengembalikan keadaan seperti apa yang kamu ingin!"
Joanna mendongak, menatap laki-laki berwajah pucat dan bertudung hitam dari kepala hingga kaki.
"Aku malaikat yang akan mengantarmu menuju akhirat. Karena selama ini kau sering berbuat baik di dunia, Tuhan memberimu kesempatan untuk bereinkarnasi dalam 40 hari ke depan. Jika kamu berhasil merubah takdir buruk menjadi takdir baik di sana, maka kamu akan diberi satu kali kesempatan selagi jasadmu tidak dibakar."
Joanna menatap jasadnya yang sudah dimasukkan ke dalam peti mati. Karena di agamanya, setiap orang yang meninggal akan dikubur dan tidak dibakar. Sehingga besar kemungkinan dia akan kembali hidup seperti apa yang telah malaikat ini ucapkan.
"Aku mau! Tolong! Aku belum siap mati!"
"Semua orang yang mati karena kecelakaan juga selalu berkata seperti ini. Tapi, tidak semua orang bisa mendapat kesempatan ini. Kau tahu apa yang membuatmu bisa mendapatkan ini?"
Joanna menggeleng pelan, karena dia benar-benar senang sekarang. Sebab, dia masih diberi kesempatan meskipun sebenarnya masih ada keraguan di hatinya. Mengingat tubuh bagian bawahnya sudah hancur dan sudah pasti akan membusuk jika harus menunggu 40 hari ke depan. Mati suri memang ada. Tetapi luka menganga di bagian bawah tubuhnya, apakah masih bisa diselamatkan?
"Kau masih meragukan Tuhan? Ck! Lebih baik kau tidak perlu bereinkarnasi saja!"
"Tidak! Tolong! Aku mau hidup lagi! Aku percaya! Tolong buat aku reinkarnasi sekarang!"
"Tunggu dulu, kau harus tahu apa alasan terbesar yang membuatmu bisa memiliki kesempatan ini. Karena kamu pernah menyelamatkan anjing pincang di jalan yang hampir tertabrak mobil. Anjing itu sudah meninggal kemarin, karena dipukuli pemiliknya sendiri. Sebelum menghembuskan nafas terkahir, dia meminta pada Tuhan agar kau diberi keselamatan hingga akhir. Tetapi, justru nasib buruk menimpamu malam ini. Tetapi, Tuhan tidak pernah ingkar janji. Sehingga kau diberi kesempatan ini."
Joanna diam sejenak, dia mengingat kejadian beberapa tahun silam. Ketika dia menolong anjing pincang di jalan. Anjing berukuran besar berkalung perak yang hampir saja tewas di tempat karena jalannya sangat pelan di lampu merah. Sehingga Joanna yang sedang menyebrang berinisiatif menggendongnya meskipun tubuhnya harus ikut kotor terkena air selokan. Sebab, anjing tadi baru saja jatuh di goring-goring taman dan membuat kaki kanannya terluka hingga kesulitan berjalan.
"Kamu akan bereinkarnasi di tahun 1940. Menjadi gundik pemilik satu anak. Di sana, seluruh ingatanmu tidak akan dihapuskan. Namun, kamu tidak boleh menceritakan hal ini pada satupun orang. Jika kamu berhasil membuat anakmu dipandang baik di masyarakat, maka kamu akan kembali dihidupkan. Jika tidak, kamu akan selamanya hidup di sana."
Joanna mengangguk mantap. Karena dia yakin, dia pasti bisa mendidik anaknya dengan baik nantinya. Terlebih, dia sudah memiliki banyak bekal ilmu pengetahaun di masa depan.
Namun, Joanna tidak tahu jika dia juga harus berhadapan dengan Jeffrey dan Rosa kembali. Karena Jeffrey adalah saudagar kaya yang menjadikan dirinya sebagai gundik, sedangkan Rosa adalah istri sah si saudagar kaya ini.
Jeffrey Charles, laki-laki keturunan Spanyol yang menikahi putri salah satu panglima perang Belanda, Rosa Catherine. Mereka memutuskan untuk tetap tinggal di sini hingga batas waktu yang tidak ditentukan sama sekali. Mungkin sampai perang berakhir dan mereka harus kembali ke negara asal lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Source picture: PAITJAY)
Setelah bertahun-tahun menikah, Jeffrey dan Rosa tidak kunjung memiliki anak. Bukan karena kesehatan mereka terganggu, namun karena Jeffrey tidak ingin memiliki penerus. Sehingga dia lebih memilih untuk memelihara gundik daripada meniduri istrinya sendiri yang luar biasa cantik dan bermata biru. Hampir sama seperti dirinya yang bermata abu-abu.
Berbeda dengan Joanna, si gundik yang bermata coklat gelap dan berkulit sawo matang karena dia merupakan warga asli tanah jajahan yang berparas biasa. Bukan keturunan Barat seperti Rosa yang berkulit pucat dan berparas ayu bak boneka hidup jika kata orang-orang.