Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Next chapter diupdate kalo udah rame! Estimasiku, nanti siang baru bisa rame lagi. Karena ini agak panjang dan aku mau chapter ini lebih rame dari chapter sebelum ini. Tapi, kalo bisa lebih cepet, bisa aja aku publish next chapter di jam 8 pagi :)
Belum ada satu minggu, Jeffrey sudah seperti mayat hidup karena terlalu memaksakan diri untuk mencari Joanna di setiap penjuru tempat hingga tidak tidur. Pagi, siang dan malam. Tiada hari tanpa memikirkan Joanna. Jeffrey takut, takut wanita itu diganggu laki-laki hidung belang di luar. Atau bisa saja dijadikan simpanan oleh mereka mengingat Joanna masih cukup muda dan sangat cantik menurutnya.
Iya, menurut Jeffrey saja. Karena di mata orang-orang, Joanna tidak secantik yang Jeffrey pikirkan. Cantik itu relatif, kan? Namun di mata Jeffrey, Joanna lebih dari sekedar cantik karena dia telah dibuat cinta mati olehnya. Hingga enggan makan selama berhari-hari dan hanya meminum arak ketika ditinggal.
Lihat saja, penampilan Jeffrey sudah acak-acakan. Lucas bahkan baru saja menyingkirkan dua senapan milik si Tuan yang baru saja digunakan untuk menembak lima orang suruhannya yang telah gagal menemukan Joanna.
Iya, hanya Joanna yang ada di pikiran Jeffrey sekarang. Jeno tidak, karena dia benar-benar sudah membenci anak itu sejak berada di dalam kandungan. Ditambah, akhir-akhir ini Joanna begitu perhatian pada Jeno, lebih dari biasanya---hingga membuat Jeffrey merasa cemburu pada anak yang berasal dari spermanya.
"Lebih baik Tuan istirahat. Nanti malam, saya akan antar Tuan ke rumah orang pintar yang bisa mengetahui keberadaan mereka."
Jeffrey tidak menjawab dan kembali meneguk arak yang selalu disimpan pada laci nakas. Membuat Rosa yang mengintip dari sela-sela pintu kamar---kini mulai beruarai air mata karena dia benar-benar merasa iri pada Joanna. Iri pada wanita yang dianggap menjijikkan dan tidak lebih baik darinya.
Jika bertemu lagi denganmu, aku bersumpah akan membunuhmu dengan kedua tanganku!
Batin Rosa sembari menyeka air mata, lalu bergegas kembali ke kamar guna menyusun rencana. Kemudian memanggil Brandon agar dia segera memanggil Louis untuk kembali membantunya. Karena dia tahu jika Louis gila harta dan sangat suka bau uang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.