Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagi-lagi Jeffrey memimpikan Joanna. Memimpikan wanita yang keberadaannya entah di mana. Apakah masih bernafas atau justru sudah tiada karena keadaan peperangan di luar sangat mengerikan. Bahkan, Rosa yang bar-bar saja tewas. Apalagi Joanna yang lemah lembut di matanya. Terlebih---ada Jeno di sampingnya, anak itu pasti akan mempersulit hidup Joanna di luar sana.
Ceklek...
Lucas membuka kamar Jeffrey tanpa mengetuk sebelumnya. Membuat Jeffrey manatapnya dengan tatapan penuh harap seperti biasa. Berharap akan kabar Joanna yang mungkin saja sudah ditemukan oleh orang suruhannya.
"Tuan, Nyonya sudah ditemukan. Tapi mereka tidak mau kembali ketika dipaksa. Bahkan, lima orang suruhan Tuan dibuat terluka. Oleh Jeno, dia sudah pandai memanah. Entah siapa yang telah mengajari dirinya."
Jeffrey langsung bangun dari ranjang, bahkan rasa nyeri di sekujur tubuhnya tidak lagi dirasakan. Sebab, dia hanya ingin segera bertemu Joanna. Si wanita pujaan.
"Bawa aku ke sana! Sekarang!"
Lucas mengangguk singkat, lalu membantu Jeffrey bersiap. Menunggu Jeffrey mandi dan merapikan penampilan, karena mau bagaimanapun juga dia tidak ingin terlihat jelek di depan wanita yang dicinta.
Setelah melalui dua hari perjalanan, Jeffrey akhirnya bertemu gubuk tua yang kata Lucas adalah tempat Joanna dan Jeno tinggal. Berdua, di tengah hutan. Mereka bertahan hidup dengan memanfaatkan kekayaan alam sekitar.
"Jeno! Awas jatuh!"
Jantung Jeffrey berdegup kencang ketika mendengar suara wanita yang telah dirindukan. Suara Joanna yang sudah berada di bawah pohon kelapa karena sedang menunggu Jeno yang tengah mengambilkan kelapa muda untuknya.
Tanpa pikir panjang, Jeffrey langsung berlari ke sumber suara. Pada Joanna yang masih mamakai kebaya usang dan rambut panjang yang digulung asal. Dia belum menyadari keberadaannya karena sedang fokus menatap atas. Atau lebih tepatnya pada Jeno yang sedang memanjat pohon kelapa setinggi 5 meter kira-kira.
Greb...
Jeffrey memeluk Joanna erat-erat. Membuat si wanita terkejut dan tidak bisa menghindar. Jeno yang baru saja berhasil mencapai puncak, kini langsung merosotkan tubuh segera. Ingin menyingkirkan Jeffrey yang sedang memeluk ibunya.
Namun, usahanya segera ditahan Lucas yang sudah berjalan mendekat ke arah mereka.
"Aku sangat merindukanmu. Maaf karena aku telah mengecewakanmu. Joanna, jangan tinggalkan aku. Aku sudah berpisah dengan Rosa, kita akan menikah dan Jeno akan menjadi ahli waris yang sah!"
Joanna yang awalnya ingin melepaskan diri, kini mulai membalas pelukan Jeffrey. Membuat Jeno menatap Jeffrey penuh arti. Karena dia masih belum yakin jika ayahnya sudah berubah secepat ini. Mengingat sebenci apa ayahnya pada dirinya selama ini. Bahkan, dulu---punggungnya pernah diinjak ketika masih kecil dan ingatan itu masih membekas hingga saat ini.