5/20

2.8K 351 154
                                    

Cepet banget, kalo gitu kutambah 150 comments for next chapter. Padahal baru aja kutinggal beli bubur ayam + mandi bentar. Star-nya juga tadi baru 20an, tapi udah got 100+ comments aja. Kalian luar biasa!!! Jangan lupa makan, ya!!!

Bukannya menyerah karena lengan kanannya terluka, Joanna justru langsung mengambil parang yang terdapat di sebelah kanan tubuhnya, parang milik penjual kelapa. Membuat pertarungan mereka semakin menegangkan karena Joanna yang sering kali dianggap rendah orang-orang justru berani melawan.

"ANAKMU YANG SALAH! DIA SELALU MERAMPAS UANG ANAKKU! APA KAU SEMISKIN ITU SAMPAI-SAMPAI TIDAK BISA MEMBERI UANG JAJAN YANG CUKUP? BELUM LAGI, DIA SELALU MEMUKUL ANAKKU! PASTI INI KARENA AJARANMU! ORANG TUA KASAR DAN TUKANG PUKUL HINGGA ANAKMU MENIRU!"

Dihina demikian, Mario semakin murka dan mulai maju satu langkah. Berniat menancapkan kapak pada tubuh Joanna yang tentu saja jauh lebih kecil dari tubuhnya. Membuat Jeno ketakutan dan langsung mengambil salah satu kelapa dan dilempar pada kepala Mario sangat itu juga. Hingga membuat ayah Markus tumbang dan menjerit kesakitan seperti anaknya sebelumnya.

Joanna melirik Jeno sebentar, senyum tipis juga tersungging di bibirnya. Kemudian bergegas mengembalikan parang dan membawa belanjaan. Lalu meminta Jeno berjalan di depan karena dirinya tidak sanggup jika harus kembali merangkul anaknya seperti sebelumnya.

Iya, luka Joanna masih belum ditutup sekarang. Membuat darah segar terus merembes dari lengan hingga telapak tangan.

Rasa sakit juga seakan tidak terasa, karena misi Joanna untuk menjadikan Jeno sebagai anak tangguh mulai membuahkan hasil sekarang. Meskipun tidak banyak, namun Jeno mulai menunjukkan perkembangan karena sudah memiliki sedikit keberanian.

Berani melempar Mario dengan kelapa yang masih dilapisi batok atau tempurung yang begitu keras. Tidak heran jika kepala Mario langsung berdarah dan membuatnya tumbang hingga tidak lagi sanggup mengejar.

Jeno. Kerja bangus, Nak!

Batin Joanna ketika menatap Jeno dari belakang, saat ini dia tengah membuka rumah dengan kunci gembok usang yang mungkin saja dapat dengan mudah dibobol dari luar. Namun, selama ini belum ada yang berani memasuki rumahnya secara paksa kecuali Jeffrey ataupun Lucas.

Rosa Catherine, dia adalah wanita bangsawan keturunan Belanda yang berparas rupawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosa Catherine, dia adalah wanita bangsawan keturunan Belanda yang berparas rupawan. Jeffrey seharusnya merasa beruntung karena telah menikahinya. Namun, dia justru bertingkah kurang ajar sebab telah memelihara gundik asal pribumi yang berkasta rendah.

Joanna. Rosa yakin, wanita itu tidak lebih cantik darinya. Hanya namanya saja yang seperti bangsawan, karena orang tuanya memang pelayan orang Belanda. Sehingga mereka terobsesi untuk menjadi bangsawan dengan menamai anak-anaknya seperti kaum kelas atas. Joanna dan William. Namun sayang, William ikut tewas bersama kedua orang tuanya ketika perang. Hanya Joanna yang tersisa, kemudian dipelihara oleh Jeffrey hingga sekarang.

Rosa sedang mematut wajah di depan kaca. Tubuh indah dan kulit pucatnya selalu dielu-elukan oleh para pelayan. Karena orang pribumi rata-rata berkulit coklat dan tidak sebersih dirinya. Namun tetap saja, Jeffrey tidak pernah sekalipun menyentuhnya dengan dalih tidak mau memiliki anak. Tidak mau memiliki keturunan yang nantinya bisa menjadi musuhnya. Seperti apa yang telah diramalkan ketika dia baru saja tiba di tanah jajahan.

"Tuan Jeffrey sudah kembali, Nyonya."

"Aku akan ke kamarnya. Pastikan pintu kamar dikunci dari luar!"

Setalah pelayan mengangguk cepat, Rosa bergegas memasuki kamar suaminya. Jeffrey Charles---yang saat ini sudah berusia 28. Namun tubuhnya sudah terbentuk sempurna karena gen orang Spanyol memang penghasil tubuh ideal terbanyak di Eropa.

"Sedang apa kau kemari? Sudah kubilang jangan masuk tanpa izin!"

Pekik Jeffrey sembari memaki kemejanya kembali, kemudian menatap tajam Rosa yang saat ini hanya memakai pakaian tipis. Bahkan seperti kaos dalam bertali kecil berwarna putih sepanjang mata kaki. Karena dia memang berniat menggoda suaminya malam ini.

Iya, matahari baru saja tenggelam dan Rosa berniat melakukan hubungan badan dengan suaminya. Untuk yang pertama setelah 8 tahun mereka menikah. Karena selama ini mereka selalu tidur terpisah dan memang sangat jarang berjumpa sebab Jeffrey terlalu sibuk dengan pekerjaan dan gundiknya.

"Aku istrimu, Jeff. Aku ingin menagih apa yang seharusnya kau berikan padaku. Nafkah batin yang selama 8 tahun ini tidak pernah kau berikan padaku."

Bertahun-tahun tinggal di tanah jajahan membuat Rosa tahu istilah-istilah aneh di sana. Termasuk nafkah batin yang berarti hubungan badan antara pasangan yang sudah menikah.

Bukannya tergoda ketika Rosa sudah menyingkap gaunnya hingga sebataas pinggang, Jeffrey justru berjalan mendekati pintu keluar. Berniat mengusir Rosa yang tampak seperti wanita murahan karena tidak memakai apa-apa dibalik pakaian tipis yang tengah dikenakan. Padahal, di luar banyak laki-laki dewasa yang berjaga di sepanjang jalan dari kamar Rosa hingga kamarnya.

"Aku tidak akan pernah melakukannya! Kau ini bebal ternyata! BUKA!"

Pekik Jeffrey ketika pintu kamar tidak bisa dibuka dari luar. Membuat wajahnya memerah dan kedua tangannya mengepal erat-erat. Dia lelah dan berniat langsung istirahat, namun hal seperti ini yang didapat.

"KENAPA? KARENA GUNDIK PRIBUMI ITU? APA HEBATNYA DIA? DIA BAHKAN SUDAH PUNYA ANAK! AKU YAKIN LUBANGNYA PASTI SUDAH LONGGAR KARENA SUDAH BANYAK DIMASUKI PRIA!"

Brakkk...

Jeffrey mendobrak pintu kamar, lalu mendekati Rosa yang sudah menangis sekarang.

"Dimsuki banyak pria katamu? Kau pikir aku tidak kalau kau sering membawa masuk prajurit ke kamarmu? Seharusnya kau bersyukur karena aku sudah merahasiakan ini dari keluargamu!"

Jeffrey mencengkram kencang leher Rosa, membuat si pemilik mendelik tajam karena hampir kehabisan nafas.

Jeffrey bukan seorang raja, bukan pula panglima perang. Namun, dia seorang saudagar kaya yang memiliki banyak harta dan kenalan. Dari kalangan bawah hingga atas. Hampir semua orang mengenalnya. Tidak heran jika Rudolf selaku salah satu panglima perang Belanda mau menikahkan anak semata wayangnya dengan Jeffrey yang notabenya bukan berasal dari negara yang sama dengannya.

Setelah melepas cekikan di leher Rosa, Jeffrey kembali bersiap untuk keluar rumah. Rumah megah bak istana karena memiliki luas bangunan yang luar biasa besar. Dia berniat kembali mengunjungi Joanna. Si wanita simpanan yang sejak lama dipelihara bahkan sebelum bertemu Rosa.

Sebelumnya, Jeffrey tidak pernah menginap. Kalaupun datang malam, dia hanya akan singgah sebentar dan akan kembali pulang setelah mencapai pelepasan. Jeno juga selalu dititipkan pada Lucas jika dia sedang berkunjung ketika petang.

Namun, khusus malam ini. Jeffrey ingin menginap, karena mendamba kehangatan si wanita hingga pagi datang. Biarkan saja Jeno tidur di luar bersama Lucas dan kudanya. Karena dia tidak akan mengizinkan siapapun memasuki keretanya. Kereta berlapis emas yang di dalamnya terdapat karpet tebal berisi bulu domba yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh si Tuan ketika dalam perjalanan ke mana saja.

Tenang, di sini Jeffrey masih bucin Joanna. Bahkan lebih bucin daripada di cerita-cerita yang lainnya :)

Anyway, enaknya nanti mlm Jeno tidur di mana, ya?

Tbc...

CHILDFREE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang