2. a

16 7 5
                                    

Pulang sekolah Emy langsung menuju rumah Arga. Tak jauh dari sana ada sebuah gubuk kecil. Didepannya ada halaman yang luas. Semacam tempat latihan.

"Kemana semua orang? Kenapa sepi sekali?" Tiba-tiba ada yang membuka suaranya.

Emy dan Ricko menoleh hampir bersamaan. Itu adalah suara Sava, yang datang menghampiri Emy. Diikuti Alvin yang berjalan dibelakangnya.

"Jadi begini, om Arga tadi mengirim pesan. Katanya Emy diminta untuk langsung ke tempat latihan" ucap Ricko.

***

Bau darah menyebar ke mana-mana. Emy sedari tadi berusaha menahan dirinya agar tetap tersadar.

"Emy kamu harus bisa. Ini demi ayah dan sahabatmu" ucap Emy dalam hati.

Bau yang sangat menyengat seolah-olah memanggil Emy agar segera menyantapnya. Mata yang awalnya berwarna hitam kini telah berubah menjadi merah.

Emy sudah tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia berlari mencari asal sumber bau. Ricko yang menyadari bahwa Emy sudah tidak terkendali, segera melesat untuk menahannya.

"Emy sadarlah" ucap Ricko sambil mendekap tubuh Emy.

"Aku ingin darah. Berikan!! Berikan aku darah. Berikan!" Emy berusaha memberontak dari dekapan Ricko. Tapi hasilnya nihil. Arga datang dan langsung membantu Ricko.

"Ricko, bagaimana cara mengembalikan kesadarannya?" ucap Arga.

"Dia harus diberi darah. Jika tidak, dia akan terus mengerang meminta darah" ucap Ricko.

"Aku rasa Emy tidak perlu latihan. Aku kasihan melihatnya. Dan sebaiknya kau bawa saja dia pulang" jelasnya panjang lebar.

Ricko terlihat sedang memikirkan ucapan Arga. Tapi pada akhirnya ia menurutinya.

***

Selama diperjapanan Emy terus mengerang meminta darah. Emy juga sempat memberontak untuk keluar dari mobil. Sehingga dengan tetpaksa Ricko mengikat kedua tanganya.

"Aku ingin darah. Aku sangat haus berikan aku darah. Berikan" Kini tingkah Emy bagai ulat kepanasan.

"Bersabarlah, sebentar lagi kita akan sampai" ucap Ricko sambil menyetir.

🍃

Sesampainya dirumah Ricko langsung menitipkan Emy pada Sava dan Alvin. Ricko juga lah yang meminta keduanya datang ke rumahnya.

"Om minta tolong sama kalian. Jaga Emy baik-baik, jangan sampai dia kabur. Om akan pergi sebentar dan segera kembali" ucap Ricko.

"Baik" jawab keduanya hampir bersamaan. Setelah itu Ricko pergi.

Sava menatap Emy prihatin. Dalam hatinya selalu bertanya-tanya. Padahal ia dan Emy, sama-sama memiliki seorang ayah vampir. Dan ibunya sama-sama seorang manusia.

Tapi kenapa hanya Emy yang memiliki darah ganda?

Ada satu hal yang tak diketahui Sava. Meskipun Karin dan Aya sama-sama memiliki darah suci. Tapi darah suci milik Karin jauh lebih pekat daripada milik Aya. Oleh karena itu, Emy memiliki darah ganda.

Setelah lama diperhatikan, rumah Ricko nampaknya sangat sepi. Para pelayan juga tak ada yang nampak berkeliaran.

"Sa, kira-kira om Ricko mau pergi kemana ya?" Tiba-tiba Alvin membuka suaranya yang membuat lamunan Sava buyar.

"Eh.. eum.. aku ngga tau" ucap Sava tergagap.

"Haduh.. aku laper, pengen makan daging, pengen minum darah" ucap Alvin sambil mengelus perutnya.

"Sempet-sempetnya disaat seperti ini malah pengen makan. Tahan dulu sebentar napa?" Ucap Sava.

Karna perdebatan Sava dan Alvin, suara erangan Emy sampai tak dihiraukan keduanya. 5 menit berlalu begitu cepat. Sava mulai mengeluh.

"Om Ricko mana ya?"

"Darah" ucap Emy ketika Ricko kembali.

Bersambung..............

_________________________________________

Penggemar setiaku...
Jangan bosen bosen buat baca ceritaku yah? Meskipun abal-abal aku udah berusaha kok.😊

Silahkan yang mau vote secara suka rela. Aku ikhlas menerimanya.

EMY [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang