EMY [Hiatus]

9. a

Kini keduanya tengah bercumbu mesra. Sayangnya yang satunya tidak mau diam. Terus merengek seperti anak kecil meminta permen.

"Aku tidak mau melakukannya lagi. Rasanya aku tidak bisa bernapas"

Untuk yang kesekian kalinya ia mengucapkan kalimat itu.

"Ayolah! Kamu hanya belum terbiasa. Kamu akan ketagihan jika sudah terbiasa nanti"

"Tapi ini yang terakhir ya"

"Aku tidak bisa menjaminnya. Selama ini aku menahan hasratku karna kamu masih sekolah"

Jack dan Emy berada diatas ranjang. Dari tadi keduanya hanya rebahan. Sebenarnya Jack ingin melakukan hal lebih. Namun karna Emy terus merengek, ia jadi mengurungkan niatnya.

Lagipula Emy masih bersekolah dan Jack tidak ingin membuat Emy hamil lebih cepat.

"Baiklah ini yang terakhir kalinya. Tapi aku akan melakukannya sampai batas klimaks" ucap Jack saat tak ada respon dari Emy. Tanpa menunggu jawaban, Jack langsung melancarkan aksinya.

🍃

Alvin, Sava, dan Varrel mereka masih melihat film horor sampai larut malam. Saat dipertengahan film, tiba-tiba ada adegan yang membuat jumpscare. Tanpa sadar Sava memeluk Alvin yang ada disampingnya.

'Deg'

'Deg'

'Deg'

Suara detak jantung kian tak beraturan. Apa ini? Apa arti dari semua ini? Mengapa detak jantungnya berdebar kian kencang? Tidak mungkinkan jika dirinya menyukai Sava? Alvin pikir mungkin itu karna dirinya kaget akan tingkah Sava.

Suara lolongan serigala membuat suasana semakin mencekam. Ada juga suara serangngga yang membuat keadaan semakin horor.

"Alvin kamu jangan ikut-ikutan membuat suara lolongan serigala ya"-Sava.

"Untuk apa aku membuat suara seperti itu. Tidak ada gunanya. Suara seperti itu keluar dengan sendirinya" ucap Alvin tidak mau dituduh.

"Aku tadi mendengar suara lolongan serigala. Suaranya seperti berada dijendela" ucap Sava menunjuk jendela dekat TV.

Bagaimana tidak takut. Ruangan ini dibuat seperti dibioskop. Lampu dimatikan, hanya menyisakan cahaya remang-remang dari layar TV. Hal itu yang membuat Sava semakin ketakutan.

"Biar ku periksa sebentar" ucap Varrel langsung beranjak dari tempatnya.

'Sreett'

Varrel membuka tirai jendela, ia melihat keadaan diluar. Pandangannya mengarah pada sekitar. Dari kejauhan terlihat salah seorang dari kaum serigala seperti sedang mengejar sesuatu.

"Alvin coba lihat!" Merasa terpanggil Alvin langsung bergegas.

"Ada apa?"

"Itu kaum serigala kan? Aku merasakan ada hal yang tidak beres"-Varrel.

"Ayo kita periksa. Sava kamu jangan kemana-mana. Tolong kunci semua pintu dan jendela"-Alvin.

"Kalian mau kemana?"-Sava.

"Sedang terjadi sesuatu diluar. Kita akan segera kembali"-Varrel. Dengan berat hati Sava mengangguk setuju.

🍃

Alvin dan Varrel melesat mengejar seseorang yang tadi dilihat. Memastikan bahwa sesuatu yang buruk tidak terjadi. Tanpa disadari Alvin dan Varrel telah tiba dihutan.

"Aroma serigala itu berhenti disini" ucap Varrel saat menyadari sekelilingnya adalah hutan.

Tiba-tiba terdengar suara lolongan serigala dan Alvin segera menyahutinya.

'Srekk'

'Sreekk'

Alvin dan Varrel segera mencari sumber bunyi. Mereka membelalakkan mata saat mengetahui salah seorang dari kaum serigala terluka cukup parah. Ditubuhnya ada banyak luka lebam. Alvin membantunya untuk bersender pada sebuah pohon.

"Dion, apa yang sudah terjadi padamu?"-Alvin.

"Jantung pimpinan kaum serigala dicuri olaeh kaum vampir liar. Kami telah berusaha mengambilnya tapi sepertinya nihil. Alvin kami butuh bantuanmu" ucap serigala bernama Dion dengan lemah.

"Aku pasti akan membantu. Aku tidak akan tinggal diam melihat situasi seperti ini" Alvin menoleh ke arah Varrel.

"Tolong bawa Dion ke rumah Bunda Lestat agar segera diobati"-Alvin.

"Baik, tapi jika kau butuh bantuanku nanti segera temui aku"-Varrel.

Bersambung.....................

_________________________________________

Sampai disini dulu. Silahkan yang mau vote secara sukarela. Sampai bertemu dichapter selanjutnya. Bye~