5. a

1 2 0
                                    

Emy dan Varrel langsung menoleh saat tau ada seseorang yang memanggil. Alhasil Emy menghentikan ceritanya, padahal ia belum selesai bercerita.

Alvin berdiri dengan perasaan kesal dan khawatir. Bagaimana tidak, Emy dengan polosnya menceritakan siapa dirinya pada orang yang baru ia kenal.

"Emy, apa yang kau lakukan? Kenapa kau menceritakan semua padanya?"-Alvin.

"Varrel itu orang baik kok. Dia juga udah jujur padaku siapa dia sebenarnya"-Emy.

Hari minggu memang hari yang istimewa buat Emy. Biasanya ia akan berkumpul bersama Alvin dan Sava untuk  melakukan banyak hal.

Namun hari ini tidak, kedua sahabatnya hanya menghampirinya sebentar. Untuk sekarang Alvin lebih memilih mengalah dan akan mengurus semuanya nanti.

"Baiklah, aku membawakan sesuatu untukmu" ucap Alvin sambil menyodorkan segelas darah pada Emy.

"Om Ricko menitipkan ini padaku. Juga memastikan kau meminumnya" -Alvin.

"Hasil buruanmu kau berikan padaku? Lalu bagaimana denganmu?" -Emy.

"Aku sudah kenyang. Dan kau cari sendiri punyamu" ucap Alvin sarkas.

"Siapa juga yang ingin. Kami para vampir bisa hidup tanpa darah selama 100 tahun lebih" -Varrel.

🍃

Bunda Lestat sedang mengawasi para serigala pilihan yang berlatih bela diri. Ini sesi terakhir mereka berlatih sebelum istirahat.

Pelukan hangat ia rasakan. Bunda Lestat tau ini perbuatan anak perempuannya.

"Jika bunda lelah, istirahatlah. Biar aku yang menggantikan bunda" -Lauren.

"Bagaimana dengan harimu? Apa terasa menyenangkan?" -Bunda Lestat.

"Sangat menyenangkan.  Tapi, tiba-tiba Luna ada urusan mendadak. Dan karna aku melihat wajah Linda yang kelelahan, jadi aku memintanya pulang" -Lauren.

Bunda Lestat merasa latihannya sudah cukup. Akhirnya ia memutuskan untuk mengakhirinya.

"Semuanya! Latihan hari ini cukup sampai disini. Kita lanjutkan besok lagi" -Bunda Lestat.

"Kenapa bunda mengakhirinya? Apakah sudah selesai?" -Lauren.

"Mereka sudah berlatih cukup lama sayang. Jika tidak diakhiri mereka akan kelelahan" -Bunda Lestat.

🍃

Alvin, Emy, dan Varrel mereka sedang jalan-jalan dihutan yang tak jauh dari rumah Emy.  Suasananya sangat sejuk, tidak ada sinar matahari.

Angin sepoi-sepoi menerpa kulit mereka. Suara burung juga saling bersahut-sahutan. Alam ini benar-benar sangat indah. Sudah sangat lama mereka berjalan, tiba-tiba kulit tangan Emy tergores semak berduri.

"Akh.. sakit sekali" Emy merintih kesakitan. Ia melihat tangannya mengeluarkan darah segar. Mengetahui hal itu, Alvin segera bergegas menolong Emy.

"Kau tunggu disini sebentar, aku akan mencari sesuatu untuk mengobati lukamu"-Alvin.

Disisi lain Varrel sedang bergelut dengan perasaannya. Ia berusaha mati-matian menahan napsu akan haus darah.

"Bau darah ini... kenapa sangat manis. Baunya berbeda dari yang lain. Yang aku dengar darah ini yang telah dicari bangsa vampir selama ratusan tahun. Aku harus pergi dari sini. Aku sudah tidak tahan lagi" ucap Varrel dalam hati.

"Emy, aku akan membantu Alvin mencari daun obat-obatan. Aku akan segera kembali" ucapnya segera melesat pergi.

Beberapa saat setelah Varrel pergi, Alvin datang dengan membawa beberapa daun obat. Alvin melihat Emy sedang duduk bersender dipohon sendirian.

"Dimana Varrel?" Ucap Alvin sambil menumbuk daun.

"Katanya mau membantumu mrncari daun obat"-Emy.

Alvin baru menyadari sesuatu. Bau darah Emy sangat menyengat. Bagi kaum serigala ini bukan suatu hal yang sepesial. Tapi untuk kaum vampir bau darah Emy sangatlah manis dan memabukkan.

"Jangan bilang Varrel pergi bukan untuk mencari daun obat, tapi untuk menghindari bau darahmu"-Alvin.

Bersambung...........

________________________________________

Author pengen publish cetita sesering mungkin. Tapi banyak rintangan yang harus dihadapi.

Semoga kalian menikmati cerita yang author buat. Sampai jumpa dichapter selanjutnya.

Yang mau votmen dengan sukarela silahkan. Bye~

EMY [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang