8. b

7 2 0
                                    

Tak terasa hari sudah malam. Kebetulan sekarang adalah saatnya makan malam. Sava memutuskan membuat nasi goreng.

Dengan bahan seadanya ia mulai memasak. Tidak membutuhkan waktu lama, nasi goreng yang dibuat oleh Sava telah jadi. Saat Sava ingin menyantapnya, suara bel apartemen berbunyi.

"Kalian datangnya cepat sekali. Bahkan ini diluar dugaanku" ucap Sava setelah membuka pintu.

"Ehem, apa kau akan membiarkan kami diluar?" Ucap Varrel mengkode.

"Silahkan masuk"-Sava.

Varrel melihat sekeliling ruangan. Ada beberapa foto yang terpajang dan juga.

Lukisan?

Varrel tau itu pasti orang tua Sava. Ia memegang salah satu figura yang terpajang didekat TV. Ia jadi teringat keluarganya.

"Apa ini foto keluargamu?"-Varrel.

"Iya, itu ayah dan ibuku"-Sava.

"Apa ayahmu seorang vampir?"-Varrel.

"Bagaimana kau tau" ucap Sava malah bertanya balik.

"Seorang vampir tidak memiliki bayangan. Karna foto adalah sebuah bayangan. Jadi kau melukisnya. Lalu dimana orang tuamu? tanya Varrel pada akhirnya.

"Sava, apa kau tidak makan? Nasi goreng ini hampir dingin. Jika tidak segera dimakan nanti tidak enak" ucap Alvin tiba-tiba.

Sava bersyukur ucapan Alvin menyelamatkannya dari pertanyaan Varrel.

"Aku sampai lupa. Ayo makan malam"-Sava.



🍃

Jack berada diruang bawah tanah. Ruangan ini sangat gelap. Hanya ada cahaya lilin sebagai penerangan dan juga sebagai hiasan.

Seseoranng terbaring dipeti mati dengan mata terpejam. Sosok ini yang pernah dikagumi oleh Jack. Namun selarang posisinya telah tergantikan.

"Sudah 16 tahun sejak aku menjadikanmu vampir. Sampai kapan dirimu terus menutup mata. Disini sudah ada yang menunggumu" ucap Jack pada mayat seorang wanita dalam peti.

Disaat ia sedang memeriksa mayat wanita itu, anak buahnya datang menghampirinya.

"Tuan, nyonya Emy ingin bertemu dengan anda" ucapnya sambil menunduk.

"Jaga dia baik-baik. Dia bisa terbangun dari tidur panjangnya sewaktu-waktu. Bila itu terjadi jangan biarkan dia pergi kemanapun dan segera panggil aku" tanpa banyak kata lagi Jack langsung menemui Emy.

***

Jack bisa melihat Emy berdiri didepan ruang bawah tanahnya. Emy terlihat penasaran dengan ruangan itu dan Jack segera menutup pintu.

"Ada apa mencariku? Apa ada sesuatu yang kamu butuhkan?"-Jack.

"Tidak ada, aku hanya ingin kamu menemaniku malam ini" ucap Emy sambil bergelayut manja.

🍃

Mungkin ini adalah cara bertamu yang tidak biasa. Alvin dan Varrel mengacak acak isi rumah Sava. Pandangan Alvin tertuju pada kumpulan kaset CD dibawah TV. Ia mengambil satu yang menarik perhatiannya.

"Ayo kita liat ini. Sepertinya seru"-Alvin.

"Film horor?"-Sava.

"Cepat nyalakan. Biar aku yang menyiapkan camilannya"-Varrel.

Alvin segera menyalakan kaset CD bertemakan horor itu. Sedangkan Varrel menuju kulkas untuk mengambil beberapa camilan.

Ia tertarik pada satu benda. Cairan berwarna merah pekat, kental, terbungkus dalam kantung plastik.

"Cepat kemari, filmnya sudah dimulai" ucap Alvin membetitahu.

Ketiganya melihat bersama-sama. Sava duduk ditengah dan Alvin serta Varrel duduk fipinggir.

"Apa itu?" Tanya Sava saat melihat cairan berwarna merah.

"Aku mengambilnya dikulkas. Apa aku boleh minta satu?"-Varrel.

Sava mengerti maksud dari ucapan Varrel. Ia langsung meng'iya'kan. Lagian darah itu sudah tidak pernah dikonsumsi lagi. Ayah dan ibunya juga pergi entah dimana. Sava hanya berharap suatau saat orang tuanya akan kembali.


Bersambung.............

_______________________________________

Sekian dari saya. Sampai jumpa di next chapter.

Yang mau kasih vote secara suka rela di persilahkan. Bye~

EMY [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang