Jack menghampiri Emy dengan senyum menghiasi wajahnya. Sedangkan Emy menampilkan tatapan penuh kebencian. Tak lama setelah itu datanglah seorang pendeta.
"Untuk calon pengantin pria, apakah anda sudah siap?" Ucap pendeta.
"Iya" ucap Jack.
"Untuk calon pengantin wanita, apakah anda sudah siap?" ucap pendeta pada Emy.
Bukannya menjawab Emy malah diam hingga beberapa saat. Jack sudah tidak tahan dengan sikap Emy langsung mengancamnya.
"Cepat jawab atau anak buahku akan menyakiti ayahmu" ucap Jack sambil berbisik.
Karna Emy tidak mau jika ayahnya sampai terluka, ia pun segera menjawab pertanyaan dari pendeta.
"Iya aku siap" ucap Emy terpaksa.
Pendeta itu mulai membaca kalimat-kalimat yang sulit dimengerti. Intinya adalah agar kedua mempelai tetap bersatu, menjadi keluarga yang sejahtera.
Setelah kalimat-kalimat itu selesai diucapkan, kedua mempelai diminta untuk menyematkan cincin. Ritual yang terakhir adalah penyatuan darah.
Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh Jack. Perlahan Jack mulai mengeluarkan taringnya dan menghisap darah Emy.
Ia menikmati setiap tetes darah yang keluar dari leher Emy. Darah ini rasanya memang berbeda dari yang lain. Jack tersadar, ini masih dalam ritual pernikahan.
Kemudian ia menggigit tangannya sendiri hingga berdarah. Awalnya Emy terlihat ragu untuk menerimanya.
"Jangan takut jika dirimu tidak akan terkendali"-Jack.
Emy mulai menghisap darah milik Jack. Sekilas matanya memancarkan warna merah. Jack menarik tangannya dari mulut Emy. Sepertinya anak ini mulai terpengaruh oleh bau darah.
"Ritual telah selesai dilakukan, sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri" ucap pendeta mengakhiri.
Sebagai penutupan, Jack mencium bibir Emy dengan sinar bulan sebagai saksinya.
🍃
Jack tengah memandangi Emy yang sedang berbaring ditempat tidur dengan mata terpejam. Tadi saat membawa Emy ke rumah, tiba-tiba saja Emy mengerang meminta darah.
Mata Emy juga kembali memerah. Seolah jiwa vampir yang ada ditubuh Emy ingin menguasainya.
Keesokan paginya Emy terbangun dari tidurnya yang terasa sangat panjang. Ia merasakan kepalanya pusing.
Terakhir yang ia ingat adalah saat berada dihutan. Apakah sekarang ia berstatus sebagai istri dari vampir sialan itu? Ia berharap semua itu adalah mimpi.
Emy berjalan ke arah pintu yang ternyata tidak dikunci. Sepertinya dirumah ini tidak ada siapa-siapa. Rumah ini sangat besar, bahkan jauh lebih besar dari rumahnya. Baiklah, sekarang ia akan menghafalkan seluruh ruangan yang ada disini.
***
Jack baru saja kembali dari ruang bawah tanah. Disana ada seseorang yang harus dijaganya. Beberapa anak buahnya ia tugaskan untuk berjaga. Saat ia ingin mengecek keadaan Emy, tiba-tiba seseorang menabraknya.
"Kau! Untuk apa keluar kamar?. Kondisimu masih belum membaik"-Jack.
"Aku hanya ingin menghirup udara segar. Aku sangat bosan didalam"-Emy.
"Kau boleh keluar jika kondisimu sudah membaik. Sekarang kembalilah, aku akan mengantarmu"-Jack.
Jack membawa Emy kembali ke dalam kamar. Ia menggendongnya ada bridal style. Emy hanya bisa pasrah. Tapi ia tidak akan menyerah, suatu saat ia pasti bisa kabur dari rumah ini.
🍃
Tidak ada kegiatan lain yang bisa Sava lakukan. Setiap hari ia selalu membersihkan apartemennya. Baginya apartemen ini sangat berharga.
Beberapa foto dan lukisan milik orangtuanya terpajang. Karna Devan seorang vampir, maka ia tidak punya bayangan. Jika seorang vampir berada didepan cermin, yang terlihat hanyalah pantulan cermin itu kosong.
Bersambung...............
________________________________________
Satu hari satu kalimat. Sedih banget kalo udah terkena writer block. Dipaksa mikir sekeras apapun tetep ngga bisa.
Votmennya dengan suka rela saya akan menerima dengan senang hati. Sampai jumpa di chapter selanjutnya. Bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
EMY [Hiatus]
Short Story*Baca season satu dulu judulnya "My Husband Is a Vampir" Sejak kehadiran Emy hidup Ricko menjadi lebih ceria. Ia membesarkan Emy sendirian. Ricko tidak tahu harus menyebut Emy dengan sebutan apa. Pasalnya Emy mempunyai darah vampir dan manusia yang...