It will take a long time. Lie down on your bed and make yourself comfortable.
Sejauh ini, bagian ini yang terpanjang, hehe. Semoga betah!
Tandai kalau ada typo ya ≧ω≦
***
Ketika tiba di rumah saat petang, Illyana tak berdaya sewaktu kedua orang tuanya menyambut dengan pandangan menelisik. Terlebih ekspresi mamanya masam sekali. Segera setelahnya Illyana diminta agar lekas berbenah diri.
Sembari menunggu, bu Nadia yang datang bersamanya telah disambut dengan sopan. Beliau disuguhi minuman hangat dan dipersilakan duduk. "Maaf, Bu. Ada apa datang ke sini ya? Illy gak buat masalah kan?" Ibu Illyana tak bisa menahan diri untuk bertanya. Sampai suaminya menepuk bahunya untuk menghentikannya.
Secara alami ibu Illyana diam. Kemudian bu Nadia menjelaskan peristiwa yang menjadi alasan kenapa Illyana pulang dengan kondisi baju berdarah. Sampai di situ, ibu Illyana tak tahan untuk berkomentar, "anak ini benar-benar bandel."
Bu Nadia menyunggingkan senyum tipis, tak bereaksi berlebihan. "Terus gimana keadaan anak yang ditolong Illy, Bu?"
"Dia baik-baik saja. Kata Dokter, dia bisa pulih sekitar dua minggu lagi."
"Oh ya, Bu. Dia namanya siapa ya?"
"Aliandra Sagara. Dia cucunya pak Adimas Wikrama."
Kedua orang tua Illyana begitu terkejut menyadari fakta bahwa Illyana telah menyelamatkan cucu orang terpandang di kota mereka. Kalau sudah begini, mamanya pusing bereaksi bagaimana karena takut kalau anak mereka berurusan dengan orang elite.
Segera setelah bu Nadia berpamitan, kedua orang tua Illyana menyidangnya. "Kok bisa berantem sama cucunya pak Adimas sih, Dek? Aduh. Kamu tuh disekolahin bukan buat jadi anak bandel, tapi pinter. Bisa gak sih kamu fokus ke sekolah aja gak usah cari banyak masalah? Liat tuh, Kakakmu! Dulu dia gak pernah kena masalah sampai dipanggil BK! Justru dia berprestasi! Lah, ini! Adek mau jadi preman?"
Illyana mengernyit tak setuju, "Illy gak berantem, Ma. Yang berantem itu Ali. Justru Illy nyelamatin Ali, kalau gak ada Illy di sana Ali bisa aja gak selamat."
Pembelaannya barusan langsung kena teguran, "Hust! Jangan ngomong sembarangan."Melihat papanya buka suara, Illyana dan mamanya diam. "Udah, yang penting sekarang Illy udah pulang ke rumah. Mama gak usah ungkit-ungkit yang lalu sampai bandingin Adek sama Kakak. Dua-duanya anak kita, Ma. Mereka sukses dengan jalannya sendiri." lanjut papanya. Sang ibu tak terima. Ingin menyanggah, tapi merasa bakal percuma. Jadi wanita paruh baya itu mendengus, "sana, makan dulu. Mama udah buatin sup buntut sama sambal ati pedas. Abisin semuanya, jangan buang-buang makanan."
Illyana melirik mamanya yang beranjak pergi. Heran, tumben sekali mamanya memasak makanan kesukaannya. Dia tak terlalu memusingkannya, sudah biasa baginya menyikapi ibunya yang kadang tsundere. Dengan ditemani sang papa, dia menikmati makan malam bersama. Harusnya mamanya ikut, sayangnya sedang dalam mode ngambek.
"Makan yang banyak. Pasti capek kan. Abis ini langsung istirahat. Gak ada PR atau ulangan buat besok kan?" Illyana menggeleng cepat sambil mengunyah. Dia tersenyum menikmati perhatian papanya. Dibandingkan dengan mamanya, papa adalah yang terbaik!
***
Senin mendung dimulai dengan berita tentang penyerangan Aliandra hari Jum'at lalu. Usai melakukan bed rest, akhirnya cowok itu mulai masuk sekolah. Riuh rendah siswa-siswi di sekitar tak membuat Ali peduli. Dia melewati semua tatapan menelisik itu dengan santai. Lebam di wajahnya memudar dan kepalanya yang sempat diperban telah dilepas dengan paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD BAD BOY
FanfictionIllyana Nadhira menilai sosok Aliandra Sagara sebagai orang yang angkuh dengan jalan pikiran tak dapat ditebak. Selain itu, Aliandra punya gengsi tinggi dan lebih suka berpikiran negatif terhadap orang lain. Illyana Nadhira bukan tipe orang yang su...