***
Illyana memandang Aliandra dan kawan-kawannya yang sedang bercanda tawa. Suasana mulai rileks. Kehadiran Illyana terlupakan sesaat. Sebab gadis itu menyingkir dan duduk di kursi tak jauh dari mereka. Mencoba memberi waktu bagi mereka semua.
Kemudian suara ponsel milik Illyana menarik perhatian. Dia dengan sedikit kikuk melipir untuk menerima panggilan telepon dari ibunya. Illyana diomeli habis-habisan sebab belum pulang padahal hari sudah mulai petang. Setelah memastikan Illyana tak mengalami masalah, ibunya menutup telepon dengan sisa omelan yang belum reda.
Hanya sesudah itu, Illyana diam di balik pintu UKS. Kebingungan, menimbang hendak masuk atau pulang tanpa pamit. Illyana sibuk mondar-mandir dan menggigit kukunya. Dia terus gelisah sampai tak sadar keberadaan Alex di belakangnya.
"Waa!" Illyana mundur beberapa langkah begitu matanya melihat Alex yang bersandar pada daun pintu dan menatapnya dengan jenaka. "Kalau khawatir bilang, jangan diem-diem bae."
"Aku nggak khawatir!" sanggah Illyana dengan cepat. Kemudian dia merutuki tindakan bodohnya sendiri. "Silakan masuk, Ratu. Raja ada di dalam dan mengharapkan kehadiran Yang Mulia."
Alex membungkuk bak seorang bangsawan. Tubuhnya menyingkir dan memberi jalan. Dari tempatnya berdiri, Illyana bisa melihat ketiga lelaki lain yang memusatkan pandangan padanya. Reynand yang pertama melengos dengan geli. Kemudian disusul oleh Aliandra yang memalingkan muka dengan mimik masam.
"O-oh. Ada perlu apa?" tanya Illyana gugup, tak berani mendekat. Namun Aliandra tak menampakkan minat untuk menatapnya sama sekali. "Gue gak akan masuk klub." Cowok itu tanpa basa-basi melambaikan tangan berisyarat mengusir. Sayangnya Illyana pura-pura tak mengerti. Dia membuang napas kasar, matanya menyorot tak percaya. "Pikirin baik-baik dulu, Li. Kalau kamu nolak, persoalan tentang hukuman ini gak bakal selesai. Memang kamu mau diribetin ngurus hukuman? Gak ada yang tau hukuman pengganti yang disiapin bu Diana. Siapa tau lebih buruk. Mendingan kamu pikir-pikir dulu. Aku lebih senang kalau kamu nerima permintaan ini." Karena urusan ini sangat penting untuk Illyana. Kalau tidak, dia tak mau repot-repot bicara panjang lebar dengan Aliandra. Membujuknya namun hasilnya masih sia-sia.
Selain mereka berdua, orang di dalam UKS bergeming. Karena Aliandra tak kunjung menjawab, Illyana jadi sedikit frustasi.
"Kayanya yang boncel bilang bener, Li. Gak ada salahnya lo gabung ke klub ini. Lagian kalian bakal sama-sama untung. Kalo lo pinteran dikit kan kita-kita nugasnya gampang," ujar Alex. "Lah, kaya lo pernah peduli sama nilai lo aja." Reynand menyambar dengan celaan.
"Karena gue berkorban. Diantara kita semua, gak ada yang mikirin nilai. Tiba-tiba ni bocah dikasih ginian. Gue gak tau, ini untung apa buntung," Alex mengilah. Dia menggelengkan kepala sambil berdecak beberapa kali.
"Alex bener juga. Li, kalau lo ikut klub ini trus lolos, itu laki tua bangka ga bakal ikut campur urusan lo lagi. Bukannya lo bisa bebas?" Ornald tiba-tiba berkata dengan serius. Dan membuat atmosfer ruangan diam-diam tenang. Masing-masing dari mereka sibuk dengan pikirannya selama beberapa waktu.
Ponsel Illyana berdering sekali lagi. Dia direpotkan dengan panggilan ibunya yang mengomelinya karena belum juga pulang. Di tengah obrolannya, Illyana menyempatkan diri untuk berpamitan. "Aku pulang dulu ya. Besok hari pertama pertemuan. Aku udah diinfo sama pak Lutfi, pertemuannya sore jam 2. Aku harap kamu bisa diajak kerja sama buat besok dan seterusnya. Salam."
Illyana tak menunggu lebih lama. Dia beranjak tergesa meninggalkan ruangan berukuran 4 x 5 meter yang dindingnya berwarna putih metalik. Tak jauh dari gerbang sekolah, Illyana bisa melihat siluet sang Mama. Meskipun dia bingung, Illyana tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Efek jarang dijemput mamanya ya begini. Apalagi tingkat pertemuan keduanya seringkali diisi dengan perdebatan dan tarik ulur urat. Jadi, apa keberadaan sang mama di sini itu pertanda kalau keduanya berdamai?
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD BAD BOY
FanfictionIllyana Nadhira menilai sosok Aliandra Sagara sebagai orang yang angkuh dengan jalan pikiran tak dapat ditebak. Selain itu, Aliandra punya gengsi tinggi dan lebih suka berpikiran negatif terhadap orang lain. Illyana Nadhira bukan tipe orang yang su...