Enjoy, guys
.
.
.Illyana mengikat tali sepatunya erat-erat sebelum menghampiri ayahnya yang sudah siap mengantarnya ke sekolah. Dia membuang napas dan mencoba menghilangkan raaa gugup di hari pertama masuk ajaran baru. Sayang sekali sekolahnya menganut sistem pengacakan murid saat kenaikan kelas. Ini menyebabkan persentase kecil bisa satu kelas dengan orang yang sama, mungkin hanya 3 dari 10 orang yang bakal dia tatap familiar nanti.
Di perjalanan pun dia tak bisa mengurangi rasa cemasnya. Membayangkan kalau nanti ia harus beradaptasi lagi dengan lingkungan baru. Ya ampun! Semoga saja kesan perkenalannya nanti tergolong baik dengan kawan barunya.
Begitu selesai berpamitan dengan Ayahnya dan diberi wejangan singkat, ia memasuki gerbang sekolah. Bibirnya terus menggumam, "11 IPA 2."
Dia melangkah ke arah papan pengumuman sekolah untuk mencari informasi terkait keberadaan kelasnya. Beruntung ia datang pagi jadi tak perlu berdesakan dengan yang lain. Jam enam lebih lima belum banyak yang datang, hanya segelintir anak yang memang 'berniat' datang pagi di hari pertama masuk.Setelah mendapatkan info, dia lekas bergegas ke gedung kelasnya. Tak sadar kalau di belakangnya ada anak lain yang mengekor. "Mbak! Eh, Kak! Aduh, apa sih panggilnya.."
Illyana berbalik dengan wajah bingung. Jarinya terangkat menunjuk dirinya sendiri. Gadis berkaca mata itu mengangguk dengan senyum lebar. "Kelas XI IPA 2 kan?" Illyana mengangguk—masih belum bersuara. "Kalau gitu bareng aja. Kita sekelas."
Belum sempat dia menjawab, gadis itu sudah menariknya ke kelas baru yang sudah dekat. "Duduk bareng di sini ya. Aku takut kalo di depan soalnya." kata gadis itu sambil meringis kecil. Illyana menyanggupinya, lagi pula mendapat teman pertama yang mau duduk dengannya dia sudah bersyukur.
"Oh ya, namaku Putri Kanaya biasa dipanggil Putri. Kamu?" Gadis itu mengulurkan tangan kanannya yang disambut Illyana dengan baik. "Illyana Nadhira. Panggil aja Illy."
Dari gerak-geriknya, Illyana tahu kalau Putri ini adalah anak yang ekstrovert. Meski penampilannya terkesan nerdy—yang membuat Illyana salah mengira Putri gadis yang sependiam dirinya—Putri berdalih bahwa fashion yang sedang ia gunakan masih jadi trendy. Akibat demam kisah teenlit yang isinya kebanyakan cowok perfect yang suka sama cewek nerd, Putri sampai merelakan diri dengan penampilan yang bukan khas dirinya.
Illyana menggeleng heran dengan tingkah temannya itu. Dia masih menanggapi segala ocehan Putri dengan senyuman.
Lambat laun kelas yang semula hanya terisi beberapa orang, bertambah semakin penuh. Sesuai dengan perkiraannya, hanya ada sedikit sekali anak yang pernah sekelas dengannya. Itupun tidak pernah dekat layaknya sahabat. Jadi tiap kali bertemu pandang, baik Illyana maupun 'teman lamanya' itu saling tersenyum tipis atau mungkin mengangguk kecil.
Putri sendiri sudah berbaur dengan sikap sama ketika dengannya tadi. Dia layaknya social butterfly yang nimbrung sana-sini dan 'berkenalan' lagi. Dan baru kembali ke samping Illyana ketika bel sudah berbunyi.
Sambil membenarkan kaca matanya yang sedikit melorot, Putri mendekat pada Illyana. "Aku gak tau kalau kita bakal sekelas sama biang onar semua. Poor for us."
Illyana mengerutkan kening bingung, apa yang salah dengan mereka? Toh sekalipun mereka biang onar, dia tak akan berurusan juga dengan mereka. Yah, mungkin untuk beberapa alasan mereka harus saling terlibat, seperti urusan kerja kelompok atau kebagian jatah piket di hari yang sama.
"Ya ampun! Aku kira biang onarnya itu biasa aja! Gak nyangka malah pusatnya ikut merimba di sini." Putri kembali berbisik heboh. Dia meraih dan menggenggam tangan Illyana erat-erat. "Mampus! Kita resmi masuk neraka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD BAD BOY
FanfictionIllyana Nadhira menilai sosok Aliandra Sagara sebagai orang yang angkuh dengan jalan pikiran tak dapat ditebak. Selain itu, Aliandra punya gengsi tinggi dan lebih suka berpikiran negatif terhadap orang lain. Illyana Nadhira bukan tipe orang yang su...