17

132 39 0
                                    


***

Sepanjang waktu Illyana kerap merecoki Aliandra. Hatinya cemas dan antusias karena fakta tentang mereka yang akan bergabung dengan klub terkenal di sekolah. Sayang sekali Illyana harus susah payah menyeret Aliandra yang malas. Kalau tidak, Illyana tak akan dipusingkan untuk membujuknya. Alhasil Illyana tak pernah berhenti mengganggunya. Pokoknya sampai Aliandra bersedia, Illyana tak akan menyerah.

Saking fokusnya membujuk, Illyana tak sadar kelakuannya menggelikan dan jadi bahan gosip. Gadis itu dicap murahan karena terus menempel pada Aliandra. Hingga tersebar gosip kalau Illyana jadi korban teman ranjang Aliandra selanjutnya jadi topik hangat.
Meski begitu, Illyana tak tahu karena mereka membicarakannya di belakang punggung. Orang-orang yang di depan Illyana manis namun mencemoohnya ketika dia tak ada.

Di sisi lain, kedekatan Aliandra dan Illyana menimbulkan asumsi bahwa keduanya memiliki hubungan. Teman kelasnya pun sampai meledek dan mengatai mereka berdua. Untuk sesaat, mereka melupakan kalau orang yang sedang menjadi candaan adalah sosok badung yang superior di sekolah.

Meskipun tak digubris sekalipun oleh keduanya. Namun kebungkaman mereka lah yang membuat gosip makin menjadi-jadi. Untungnya tak sampai berhembus di kalangan para guru.

"Udah selesai pacarannya?" tanya Putri saat melihat Illyana duduk tenang di bangkunya. Ketika melihat gadis itu mengerutkan kening dan berseru, "Aku sama Ali gak pacaran. Kita cuma ada urusan bisnis." Putri tersenyum nakal. Matanya menyorot tak percaya. Hingga Illyana berdecak, "Serius. Aku harus bujuk Ali buat ikut klubnya pak Lutfi. Aku harus banyak-banyak kerja keras." Illyana menjelaskan dengan penuh tekad.

"Lah, jadi benar kalian ikut klub itu? Kok bisa sih?" Putri bertanya dengan heboh. Wajahnya memancarkan rasa iri. "Anak-anak klub kan cakep-cakep, pasti kamu cuci mata tiap hari. Belum lagi mereka populer. Aku juga pengen ikut."

Illyana tertawa saat melihat Putri yang merengek. Dia jadi terhibur dan kembali bersemangat untuk menaklukan si kepala batu itu. Illyana merogoh laci di mejanya. Dia sudah menyiapkan beberapa hal yang akan ia kasih sebagai sogokan. Namun setelah meraba dan mengecek langsung, tidak ada barang sama sekali. "Put, tote bag ku yang di sini ke mana? Kamu liat?"

"Warna apa?"

"Coklat, Put. Ada tulisan selamat menikmati juga," jelas Illyana belingsatan mencarinya. "Oh, itu." Putri terkesiap. "Tadi kayaknya diambil sama Ornald deh. Katanya itu buat dia."

Hah? Apa?

Illyana merengek, "Itu bukan buat Nana, Putri." Tangannya mengepal erat. "Itu amunisi buat Ali. Isinya jajanan, Putri."

Melihat betapa kesalnya Illyana, Putri tak bisa banyak membantu selain berkata, "Coba kamu liat di kolong mejanya Ornald. Tadi aku liat dia naruh di sana."
Begitu mendengarnya, Illyana bergegas beranjak ke meja seberang. Tak berpenghuni karena si empu sudah melipir bolos. Benar saja, tote bag kanvas miliknya ada di sana. Namun begitu diangkat, bebannya ringan. Ternyata, isinya tak lebih sekedar sampah dan remahan jajanan. Illyana menggeram sebal. Berbalik dan menendang pelan kursi yang biasa diduduki oleh Ornald.

Gadis itu mendengus dan sibuk meratapi uang jajannya yang terbuang sia-sia. Tadinya Illyana pikir bisa menginvestasikannya sebagai sogokan agar Aliandra mau bergabung dengan klub favorit itu. Klub yang merekrut anak-anak pintar dengan prestasi prestisius. Sekaligus memiliki masa depan yang terjamin. Illyana sudah menekankan berulang kali, tak peduli apapun yang terjadi, Illyana harus masuk jadi anggota. Bu Diana memberinya tawaran langsung untuk bergabung sebagai penebusan hukuman. Tentu saja tak akan sia-sia.

Sekarang, satu-satunya syarat adalah bisa menarik Aliandra untuk ikut serta. Illyana menggertakkan giginya. Andai saja bisa dinego, sudah Illyana ajukan penawaran lain dibanding harus susah payah mendekati anak badung itu. Hah. Mana mungkin anak badung seperti Aliandra repot-repot memikirkan prestasi? Yang ada justru hanya bisa memperburuk reputasi. Bukan hanya sekolah namun dirinya sendiri. Sama seperti pikiran para guru, anak nakal seperti Aliandra kemungkinan besar tak akan sukses di masa depan. Kalau bukan karena latar belakang keluarganya yang disegani, Aliandra tak akan jadi apa-apa.

COLD BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang