HAPPY READING GUYS💚💚💚
Malam hari tiba, semua anggota keluarga sudah siap untuk makan malam. Kecuali haechan, dia masih setia dikamarnya.
"Ahjuma, tolong panggil kan haechan" perintah mama, semua mata langsung menatap mama.
"Bagaimanapun dia butuh makan pa. Sapalah dia, karena dia putramu" lanjut mama."Berhenti membahas hal itu ma. Aku tidak suka. Disini juga ada anak anak" kata papa. Ternyata haechan mendengar semua percakapan papa dan mama tirinya itu, sebisa mungkin haechan menahan sesak di dadanya lalu melanjutkan langkahnya.
Haechan lalu duduk di sebelah jisung.
"Haechan, apa kamu mau minum susu?" Tawar mama. Haechan menggeleng sebagai jawaban. Lalu mereka melanjutkan makan malam, sesekali Mark dan jisung bercanda. Dan disambut oleh tawa papa dan mama tirinya. Haechan merasa seperti orang asing disana.Setelah makan malam, haechan memutuskan untuk duduk di taman belakang rumah mewah itu. Memandang langit dan membiarkan angin malam menyapu rambut coklatnya.
"Tuhan..kalau boleh aku memilih. Aku mau bersama bunda" kata haechan di barengi air mata yg jatuh."Kak haechan?"
Haechan menoleh ke arah suara, dia melihat jisung berdiri disampingnya.
"Sedang apa disini?" Tanya jisung, namun haechan tidak berniat menjawab pertanyaan jisung malah hendak pergi.Saat masuk rumah, haechan di dorong oleh Mark.
"Adikku sedang bertanya padamu bodoh" kata Mark. Haechan menatap Mark tajam.
"Aku tidak peduli, lebih baik kau suruh adikmu itu jauh jauh dariku" ujar haechan sinis.
"Yakkk!!!" Mark menarik kerah haechan, begitu pula haechan."Kak sudah kak, nnti papa dan mama bangun" lerai jisung. Namun sial, papa dan mama sudah berada di sana dengan Taeyong juga. Papa langsung menarik tangan haechan dengan kasar untuk melepaskan Mark.
"Kamu mau menyakiti Mark, hah!!" Bentak papa. Haechan hanya sedikit meringis karena genggaman papa nya sangat kuat."Mark yg mulai dulu pa" sahut haechan.
Plakkkkkkk
Satu tamparan keras haechan dapat di hari pertama nya bertemu papa kandungnya.
"Asal kamu tau, saya jijik melihat wajah kamu" kata papa lalu melepaskan lengan haechan dengan kasar.Setelah pertengkaran tadi haechan kembali ke kamarnya. Pipinya sudah basah karena air mata.
"Haaaaaaaaa!!!!!"
Brughhh bragkghhh
Haechan menghancurkan meja belajarnya dan membanting semua benda di kamarnya. Nafasnya tak beraturan. Dia menjambak rambutnya sambil berteriak.Perlahan tubuh haechan meluruh ke lantai, dia melihat vas yg masih utuh lalu...
Krakkkkk
Dia menumbuk vas kaca itu dengan lengannya sendiri.
"Bunda hiks hiks hiks" haechan terus menangis hingga tertidur.Pagi hari telah tiba, haechan terbangun dari tidurnya. Ia melihat luka di lengannya yg mulai mengering serta kamar yg berantakan, dia beranjak dan mulai membereskan kekacauan yg ia perbuat.
Kini haechan sudah siap dengan seragam sekolah barunya, hari ini haechan mulai bersekolah karna permintaan sang papa. Dia berdiri di depan cermin besar, terlihat sangat jelas mata sembab akibat terlalu lama menangis semalam.
Setelah beres, haechan beranjak untuk sarapan. Suasana masih sepi karena papa, mama dan saudara-saudara nya belum berada di ruang makan.
"Selamat pagi ahjuma" sapa haechan.
"Selamat pagi juga tuan muda haechan" sahut ahjuma. Lalu haechan duduk sambil menunggu semua anggota keluarga yg lain.Ahjuma menuangkan air minum ke gelas haechan sambil menatap haechan sedih. Ahjuma sebenarnya tahu kenapa haechan di benci karena ahjuma bekerja sudah sangat lama dengan keluarga Lee. Bahkan sebelum taeyong lahir.
"Tuan muda haechan, apa mau minum yg lain?" Tawar ahjuma.
"Tidak ahjuma, ini sudah cukup" sahut haechan. Setelah 15 menit haechan menunggu, keluarganya mulai bermunculan untuk sarapan.Tiba tiba mama sadar bahwa mata haechan sangat sembab.
"Haechan, apa kamu sakit?" Tanya mama, haechan hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Jngan alasan untuk tidak sekolah kamu. Awas kalau kamu membuat masalah, ku habisi kamu" ujar papa.Haechan menggengam erat sendok dan garpu nya untuk menahan sakit hati sekaligus kecewa yg ia rasakan.
"Satu lagi, kamu harus pulang dan berangkat sendiri dengan kendaraan umum. Kamu ngerti?" Ujar papa. Haechan juga mengangguk sebagai jawaban.Dihari pertama sekolah, haechan fikir akan mendapat teman. Ternyata dia salah, semua hinaan tentang dia seorang anak haram malah yg dia terima. Seperti saat ini, jam istirahat sekolah haechan sedang mkan siang di kantin, tiba tiba Vernon dan Genk nya datang.
"Heh!!! Anak haram" panggil Vernon pada haechan. Semua mata anak yg di kantin lalu memandang Vernon dan haechan.
"Yakkk, Lee haechan. Kau itu tidak pantas pakai marga Lee. Kalau aku jadi saudara atau ayahmu, sudah ku bunuh kau dari dulu. Dasar aib hahahhahahh" hina Vernon semakin menjadi.Haechan lalu menatap Vernon dengan tajam, dia berusaha agar emosinya tidak meledak.
"Jangan menatapku dengan mata kotormu itu bodoh" ujar Vernon sambil mendorong kepala haechan. Lalu haechan berdiri dari tempat duduknya dan memilih pergi dari tempat itu. Mark, jisung dan teman teman mereka melihat haechan di caci maki oleh Vernon.Di taman sekolah haechan duduk sendiri untuk sekedar menenangkan diri. Bahkan air matanya belum mau berhenti.
"Bunda..aku mau papa"
"Bunda...apa papa sayang echan. Apa papa akan belikan echan mainan"
"Tentu echan, kamu kan anak papa"
Kilas balik masalalu dengan bundanya tiba tiba muncul dalam pikirannya.Saat pulang sekolah tiba. Taeyong sudah berada di sekolah adiknya untuk menjemput mereka pulang, taklama Mark dan jisung muncul dengan sedikit berlari.
"Ayo kita pulang" ajak Taeyong.
"Kita tunggu kak haechan dulu" ujar jisung, Mark memandang malas pada Taeyong.
"Jisung, tpi dia bisa pulang sendiri" kata Taeyong.
"Iya, lagi pula papa menyuruhnya mandiri" sambung Mark. Lalu mereka beranjak ke mobil dan bergegas pulang.Setelah sekolah, haechan tidak langsung pulang. Dia berjalan jalan dekat sungai Han, sampai tak terasa hari semakin malam. Haechan berdiri di pinggir jembatan, tangannya menggenggam erat pembatas jembatan sungai Han. Tiba tiba nafasnya memburu, jantungnya berdegup kencang. Membuat haechan sulit bernafas.
Haechan memukul dadanya agak keras untuk menghilangkan degup jantungnya yg kencang dan nasafnya yg memburu.
"Tenang...tenang hiks hiks semua akan baik baik saja hiks hiks tenang" kata haechan kepada dirinya sendiri. Perlahan dia mulai tenang namun tangisnya masih terdengar, malah semakin pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.I.N.E
Random⚠️ Trigger warning ⚠️ semua cerita hanya fiksi dan karangan author. jadi jangan terbawa sampai ke kehidupan real. bacalah dengan bijak ya😁💚💚💚