15

5.4K 511 15
                                    

HAPPY READING GUYS💚💚💚






Jhonny memasuki ruang rawat haechan dengan membawa semangkuk bubur. Kemudian duduk di samping ranjang haechan.
"Apa masih ada yg sakit?"
"Tidak dok, terimakasih"
"Baiklah, kalau begitu kamu makan dulu"

Dengan hati hati haechan memakan buburnya sedikit demi sedikit.
"Haechan-a boleh aku bertanya sesuatu?". Haechan mengangguk sebagai persetujuan.
"Emmm sejak kapan ginjalmu rusak dan sejak kapan kamu mengkonsumsi obat itu"

Haechan tiba tiba menjatuhkan sendok yg ia pegang. Matanya bergetar menahan air mata.
"Astaga sendok mu kotor, biar aku ganti yg baru"
"5thun yg lalu.,.." Jhonny menghentikan langkahnya karena mendengar perkataan haechan.

"5 thun aku mengkonsumsi obat itu dan soal ginjalku. Aku memang terlahir dengan satu ginjal yg tidak sempurna" jelas haechan dengan suara bergetar menahan tangis. Jhonny mengelus pucuk kepala haechan untuk memberinya ketenangan.

"Aku akan mencari pendonor untuk ginjalmu. Tpi kamu harus janji untuk mengurangi dosis obat itu. Semakin tinggi dosis yg kmu minum, maka kondisi ginjalmu juga akan semakin parah. Kamu paham?". Kemudian dengan ragu ragu haechan mengangguk paham.

Malam hari tiba, haechan terlalu berharap bahwa papa nya akan datang untuk mengkhawatirkan nya. Namun semua itu hanya sebatas harapan tanpa bisa menjadi kenyataan. Tiba tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, ternyata yg datang adalah doyoung dan keluarganya.

"Kak Doy?". Doyoung langsung bergegas menghampiri haechan dan memandangi nya dengan khawatir.
"Apa kamu terluka parah?" Tanya doyoung.
"Tidak kak, aku baik baik saja. Ngomong ngomong bagaimana kalian tahu bahwa aku disini?"
"Tdi om dan Tante ke rumahmu, ahjuma bilang kamu masuk rumah sakit akibat perampokan di rumah" ucap Leeteuk.
"Maka dari itu Tante langsung ke rumah sakit"

"Terimakasih semua" ucap haechan. Doyoung tiba tiba menggeplak kepala remaja seumuran haechan yg asik bermain game di ponselnya.
"Auhhhh sakit kak" ucap remaja itu.
"Yangyang, dia adalah haechan. Sepupu kamu juga, adik kak taeyong" ucap Leetuk.
"Oh haii..aku Liu Yangyang adik kak doyoung" kata Yangyang sambil tertawa canggung.

Leeteuk, istrinya dan Doyoung pergi ke kantin rumah sakit untuk membeli makanan, sedangkan Yangyang menemani haechan di kamar. Tidak ada percakapan diantara mereka, karena haechan sibuk memandang keluar jendela. Diam diam Yangyang memperhatikan haechan, dia tahu tentang cerita hidup haechan dari sang kakak.

Perlahan Yangyang duduk di samping haechan lalu mengulurkan sebungkus permen coklat.
"Ini..makanlah. coklat bisa membuat mood mu membaik"
"Terimakasih"
"Aku sudah tahu tentangmu dari papi dan kak doy. Kamu hebat, hebat sekali. Sudah bisa bertahan sejauh ini. Kamu mau tau rahasia ku?"

"Rahasia apa?"
"Sebenarnya..aku juga bukan adik kandung kak Doy dan juga bukan anak kandung papi mami". Haechan tampak terkejut dengan perkataan Yangyang.
"Hehehe aku itu juga anak yg tak di harapkan oleh orang tuaku. Aku dibuang di pinggir jalan, lalu tinggal di panti asuhan, sampai akhirnya aku bertemu keluarga papi dan diangkat menjadi anak mereka. Maka dari itu aku punya dua marga, Kim dan liu" jelas Yangyang sambil menahan air mata.

"Buat om, Tante dan kak Doy bangga terhadap kamu ya...mereka orang baik. Aku percaya mereka sangat tulus menyayangi kamu" sahut haechan, kemudian Yangyang mengangguk sebagai jawaban.
"Kamu beruntung yang. Semoga kebahagian selalu datang dalam hidup mu" batin haechan.

Hari semakin malam doyoung dan keluarganya bergegas untuk pulang.
"Biar aku disini menemani kamu Chan" kata doyoung. Haechan menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Kalian pulang saja, aku bisa sendiri kok". Kemudian mereka semua pergi meninggalkan haechan.

Kini hanya tinggal haechan dan rasa sepinya. Haechan melepas infusnya secara paksa, lalu berjalan keluar balkon. Dia berdiri di tepi balkon, memejamkan matanya, menikmati terpaan angin malam yg menyapu rambut coklatnya. Lelehan air mata mulai mengalir ke pipinya.

Perlahan tangannya mencengkram pembatas balkon, tangisan haechan semakin terdengar pilu.
"Semua akan baik baik saja Chan. Aku akan baik-baik saja hiks hiks hiks". Setelah puas menangis, haechan berganti pakaian lalu mengirim pesan pda Jhonny bahwa dia pulang kerumah.

Haechan berjalan sambil mendengarkan lagu dri ponselnya. Dan setelah beberapa jam berjalan, dia sampai di rumah milik papanya. Dengan hati hati haechan meminta satpam untuk membukakan pintu gerbang dan rumah itu. Saat memasuki rumah, yg dia lihat semua tampak sunyi. Haechan berfikir pasti papa dan yg lain sudah tertidur.

Sampai di kamar, haechan segera mengerjakan tugas sekolah dan menyiapkan buku mata pelajaran besok. Sebelum tidur haechan mengambil beberapa obat yg biasa ia konsumsi. Di tatapnya obat itu, lalu haechan mengurungkan niatnya untuk meminum obat itu kemudian memasukkan nya kembali ke laci.

Pagi hari tiba, semua anggota keluarga nampak sarapan dengan canda tawa seperti tidak terjadi sesuatu. Jisung yg di usili oleh Mark dan taeyong yg melerai pertengkaran mereka. Haechan ragu ragu untuk melanjutkan langkahnya, namun dia harus tetap kesana.

Haechan sampai di meja makan.
"Haechan?" Kata Taeyong heran. Semua mata melihat ke arah haechan namun yg di lihat hanya berlalu langsung menuju dapur.
"Lihat... Anak sialan itu pandai bersandiwara kan" ucap papa sinis.
"Menjijikan sekali" kata Mark.

Didapur, haechan menghampiri ahjuma.
"Tuan muda haechan, bukannya di rumah sakit" kata ahjuma
"Aku sudah tidak apa-apa ahjuma hehe. Ahjuma, aku mau air hangat" sahut haechan. Lalu setelah itu haechan duduk di pantry sambil menikmati air hangat yg ia minta.

Setelah selesai, haechan bergegas berangkat sekolah. Seperti biasa, haechan duduk di halte menunggu bis jemputannya. Taklama bis yg ia tunggu datang kemudian dia bergegas naik. Ternyata di dalam bis itu ada jaemin dan Jeno juga. Jeno memperhatikan haechan lalu melihat perban di lehernya.

Sesampainya di sekolah seperti murid lain, haechan mengikuti pelajaran seperti biasa. Saat jam istirahat haechan menuju kantin untuk makan siang. Tapi dia tidak makan, haechan hanya memesan air putih hangat. Perutnya sakit sejak pelajaran kedua tadi tpi masih bisa di tahan oleh haechan.

Mark datang bersama genknya lalu makan tepat di seberang meja haechan. "Kurasa saudaramu sedang tidak baik baik saja" kata Jeno.
Mark langsung memandang Jeno dengan tatapan tidak suka.
"Dia bukan saudara ku, jangan pernah berkata itu lgi" kata Mark.

Lalu Vernon dan genknya datang dengan wajah penuh amarah.
Braghhh
Vernon menggebrak meja haechan sangat keras hingga semua mata tertuju kearah mereka.
"Kamu yg lapor ke guru konseling tentang apa yg ku lakukan padamu dan anak anak lain hah!!!"
"Bukan" sahut haechan singkat.

"Alahhhh bohong!!!! Mau cari mati kamu!!"
"Bukan aku ver, aku tidak ada urusannya dengan masalahmu dan guru konseling". Haechan lalu beranjak pergi, namun tiba tiba Vernon menari rambutnya hingga ia mendongak.

"Jngan membuat ku semakin marah anak haram"
"Lepas ver....itu bukan aku yg lapor"
Dughhhh
Vernon membenturkan kepala haechan ke meja lumayan keras. Banyak anak dikantin tapi tidak ada yg menolong haechan.

"Pantas kamu jadi anak haram. Karena kmu selalu merepotkan!!".
Vernon kembali mendongakkan kepala haechan, air mata haechan sudah leleh.
"Yak Lee haechan. Menangis tetap tidak akan merubah statusmu sebagai anak jalang dan anak haram hahahaha" mereka tertawa kecuali Mark dan genknya.




F.I.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang